Weltevreden: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
 
Karena iklim yang lebih baik untuk kesehatan orang-orang Eropa dibandingkan dengan Batavia lama, maka dari awal abad ke-19 Weltevreden dijadikan pusat pemerintahan Kolonial. Pada tahun [[1809]] Gubernur Jendral [[Herman Willem Daendels]] mendirikan ''[[Paleis van Daendels]]'' atau disebut juga ''Het Groote Huis''. Kantor pemerintahan pun dipindahkan ke sana dan ditempati Departemen Keuangan Hindia Belanda sampai masa [[Sejarah_Indonesia_(1942-1945)|pendudukan Jepang]] sebelum akhirnya menjadi kantor [[Departemen Keuangan Republik Indonesia]].
Di tengah-tengah Weltevreden terletak ''Waterlooplein'' (sekarang [[Lapangan Banteng]]) sebagai tempat apel militer, karena di dekatnya terdapat tangsi (sekarang di daerah Jalan Kwini). Selanjutnya didirikan pula ''Koningsplein'' (sekarang menjadi Lapangan Medan Merdeka atau Lapangan Monas) yang lebih besar dan dikelilingi Museum Sejarah serta Stasiun Weltevreden (sekarang Stasiun Gambir). Pada tahun [[1821]] didirikan di Theater Schouwburg Weltevreden, yang sekarang disebut [[Gedung Kesenian Jakarta]]. [[Gedung]] ini direnovasi di tahun [[1987]].
 
Daerah Weltevreden sekarang lebih kurang mencakup wilayah Kelurahan [[Gambir, Gambir, Jakarta Pusat|Gambir]], [[Jakarta Pusat]].
 
{{indo-geo-stub}}
 
[[Kategori:Jakarta]]