Isra Mikraj: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syahira Rizkia (bicara | kontrib)
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Syahira Rizkia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Baris 18:
 
== Kejadian Isra Mikraj ==
Isra Mikraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah hijrah ke [[Madinah]]. Menurut al-Maududi<ref>{{en}} Al-Mawdudi, 1999. ''Quranic Suras Information''. Version 2.01 ([http://www.muhaddith.org/quran.html e-book information]). Dar el Hadith.</ref> dan mayoritas ulama,<ref>{{id}} Abu Majdi Haraki, 2007. ''Misteri Isra Mi'raj'', h. 206. Jogjakarta: DIVA Press.</ref> Isra Mikraj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mikraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun, Syekh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri<ref name=":0">{{ar}} Al-Mubarakfuri, Shafiyurrahman. ''Ar-Rahiq al-Makhtum'' ([http://www.islamspirit.com/islamspirit_program_015.php pranala unduhan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070225170217/http://www.islamspirit.com/islamspirit_program_015.php |date=2007-02-25 }}, [http://www.islamspirit.com/click/go.php?id=53 unduhan zip 1.85 MB] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090603014116/http://islamspirit.com/click/go.php?id=53 |date=2009-06-03 }}).</ref> menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah ''radhiyallahu anha'' meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab, dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mikraj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mikraj.
 
Ketika Nabi masih berada di tengah periode dakwah yang akan menerobos jalan antara pencapaian kesuksesan dan penindasan sementara secercah harapan mulai tampak dari kejauhan, maka terjadilah peristiwa Isra' dan Mi'raj ini. Mengenai kapan waktu terjadinya, terdapat perbedaan pendapat, di antaranya:<ref name=":1">{{Cite book|last=Al-Mubarakfuri|first=Syaikh Shafiyyurrahman|date=2021|title=Sirah Rasulullah: Sejarah Hidup Nabi SAW|location=Jakarta Timur|publisher=Ummul Qura|isbn=978-602-6579-57-7|url-status=live}}</ref>
 
# Peristiwa Isra terjadi pada tahun ketika Allah memuliakan NabiNya dengan kenabian. ini adalah pendapat yang dipilih oleh AthThabari.
Baris 29:
# Peristiwa ini terjadi I tahun sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Rabi'ul Awwal tahun 13 dari kenabian.
 
Indikasi dari tiga pendapat pertama adalah bahwa Khadijah wafat pada bulan Ramadhan tahun 10 dari kenabian. Beliau ini wafat sebelum datangnya wahyu yang mewajibkan shalat lima waktu, sementara tidak ada perselisihan pcndapat di kalangan para ulama bahwa shalat lima waktu diwajibkan pada malam Isra. Sedangkan mengenai tiga pendapat terakhir lainnya, belum menemukan pendapat yang dapat menguatkan salah satu darinya selain topik bahasan di dalam surat Al-Israv yang menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi pada masa-masa akhir.<ref name=":1" />
 
Para ulama hadits meriwayatkan rincian dari peristiwa ini, dan kami akan memaparkannya secara ringkas, lbnul Qayyim berkata, Menurut riwayat yang shahih bahwa Rasulullah diisra'kan dengan jasadnya dari Al-Masjid Al-Haram menuju Baitul Maqdis dengan mengendarai Al-Buraq, ditemani oleh Jibril. Lalu beliau singgah di sana serta menjadi imam shalat bagi para nabi, lalu menambat Al-Buraq pada Pintu masjid. Kemudian pada malam itu, beliau dinaikkan dari Baitul Maqdis menuju langit dunia. Jibril meminta agar Pintu langit dibukakan untuk beliau lalu terbukalah pintunya. Di sana, beliau melihat Adam, bapak manusia. Beliau memberi salam kepadanya lantas dia menyambutnya dan membalas salam tersebut serta mengakui kenabian beliau. Allah juga menampakkan kepada beliau ruhruh para syuhada dari sebelah kanannya dan ruh-ruh orang-orang yang sengsara dari sebelah kirinya.<ref name=":1" />
 
Kemudian beliau dinaikkan lagi ke langit kedua. Jibril meminta agar dibukakan pintunya untuk beliau. Di sana beliau melihat Nabi Yahya bin Zakaria dan Isa bin Maryam, lalu menjumpai keduanya dan memberi salam. Keduanya menjawab salam tersebut dan menyambut beliau serta mengakui kenabian beliau. Kemudian dinaikkan lagi ke langit ketiga. Di sana beliau melihat nabi Yusuflalu memberi salam kepadanya. Dia membalasnya dan menyambut beliau serta mengakui kenabian beliau. Kemudian dinaikkan lagi ke langit keempat. Di sana beliau melihat Nabi Idris lalu memberi salam kepadanya. Dia menyambut beliau dan mengakui kenabian beliau. Kemudian beliau dinaikkan lagi ke langit kelima. Di sana beliau melihat Nabi Harun bin Imran lalu memberi salam kepadanya. Dia menyambut beliau dan mengakui kenabian beliau. Kemudian beliau dinaikkan lagi ke langit keenam. Di sana beliau bertemu dengan Nabi Musa bin Imran lalu memberi salam kepadanya. Dia menyambut beliau dan mengakui kenabian beliau.<ref name=":0" />
 
Tatkala beliau hendak berlalu, Nabi Musa menangis. Ketika ditanyakan kepadanya, ''"Apa yang membuatmu menangis?"'' Dia menjawab, ''"Aku menangis karena rupanya ada seorang yang diutus setelahku tetapi umatnya yang masuk surga lebih banyak dari umatku. Kemudian beliau dinaikkan lagi ke langit ketujuh"''. Di sana beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim lalu beliau memberi salam kepadanya. Dia menyambut beliau dan mengakui kenabian beliau. Kemudian beliau naik ke [[Sidratulmuntaha|Sidratul Muntaha]], lalu dibawa naik ke Al-Bait Al-Ma'mur. Kemudian beliau dinaikkan lagi menuju Allah Yang Maha Perkasa. Beliau mendekat kepada-Nya hingga jaraknya tinggal sepanjang dua ujung busur atau lebih dekat lagi. Dia mewahyukan kepada hamba-Nya ini dengan wahyu, mewajibkan kepadanya lima puluh waktu shalat. Beliau lalu kembali hingga melewati Nabi Musa.<ref name=":1" />
 
Dia lalu bertanya kepada beliau, ''"Apa yang diperintahkan kepadamu?"'' Beliau menjawab, ''"Lima puluh waktu shalat."'' Dia berkata, ''"Umatmu pasti tidak sanggup melakukan itu, kembalilah ke Rabb-mu dan mintalah keringanan untuk umatmu!"'' Beliau menoleh ke arah Jibril seakan ingin memintakan pendapatnya dalam masalah itu. Dia mengisyaratkan persetujuannya jika beliau memang menginginkan hal itu. Lalu [[Jibril]] membawa beliau naik lagi hingga membawanya ke hadapan Allah, sedangkan Dia berada di tempatnya. Ini adalah redaksi milik Al-Bukhari pada sebagian jalur periwayatannya. Lalu Allah meringankannya menjadi sepuluh waktu shalat. Kemudian beliau turun hingga kembali melewati Nabi Musa lagi lantas memberitahukan tentang tersebut kepadanya. Dia berkata kepada beliau, 'Kembalilah lagi kepada mengikuti saran Musa dan rueminta keringanan kepada Allah %Azza Wa Jalla hingga akhirnya Dia menurunkannya menjadi lima waktu shalat. Musa kemudian menwrintahkan beliau agar kembali kepada Rabb dan nwmintakan keringanan lagi. Lalu beliau Inenjawab, ''"Aku malu kepada Rabb-ku. Aku rela dengan hal ini dan berserah diri."'' Setelah beliau menjauh, datanglah suara memanggil, ''"Engkau telah menyetujui fardlu-Ku dan Aku telah memberikan keringanan untuk para hamba-Ku."''<ref name=":1" />
 
Kemudian [[Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah|Ibnul Qayyim]] menyinggung perbedaan persepsi seputar ru'yah (melihat) beliau terhadap Rabb-nya Tabaraka wa Ta'ala. Dia juga menyebutkan ucapan Ibnu Taimiyyah mengenai hal ini, yang inti dari pendapat-pendapat yang disebutkan olehnya menyatakan bahwa melihat dengan mata telanjang sama sekali tidak valid. Pendapat semacam ini tidak pernah diucapkan oleh seorang shahabat pun. Sedangkan nukilan yang berasal dari Ibnu Abbas tentang rut yah beliau secara mutlak dan rtf yah beliau dengan hati, pendapat pertama ini tidak menafikan pendapat kedua. [[Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah|Ibnul Qayyim]] kemudian mengomentari, ''"Sedangkan firman-Nya Ta'ala di dalam surat An-Najm (artinya), "Kemudian dia mendekat lalu bertanlbah mendekat lagi."'' Ungkapan 'mendekat' di sini bukan yang dimaksud di dalam kisah Isra. Ungkapan "mendekat" yang terdapat di dalam surat An-Najm tersebut adalah 'mendekat dan bertambah mendekat' -nya Jibril sebagaimana yang dikatakan oleh Aisyah dan Ibnu Mas'ud. Arah pembicaraan di dalam ayat tersebut pun mendukungnya. Adapun 'mendekat dan bertambah mendekat' yang ada pada cerita Isras adalah jelas sekali menyatakan 'mendekat dan bertamb ah mendekat'-nya Rabb Tabaraka wa Ta'ala. Di dalam surat An-Najm ti dal( menyinggung tentang hal itu bahkan di sana terdapat penegasan bahwa beliau melihat Jibril dalam rupa aslinya yang lain di Sidratul Muntaha. Ini adalah Jibril yang dilihat oleh Muhammad sebanyak dua kali dalam rupa aslinya, pertama di bumi dan kedua di Sidratul Muntaha.<ref name=":1" />
 
== Hadis tentang Isra Mikraj Nabi ==