Bantuan:Wikifikasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membatalkan revisi 2096289 oleh 202.179.184.54 (Bicara)
Ilalang (bicara | kontrib)
Republik Ajaib
Baris 1:
Republik Ajaib
Anda perlu melakukan '''Wikifikasi''' dalam suatu artikel agar memudahkan pembaca untuk mencari informasi yang berhubungan dengan topik-topik yang lain yang dibicarakan di artikel tersebut. Dengan meWikifikasi (sering juga disebut dengan ''wikify''), suatu kata dapat diklik sehingga pembaca dapat melihat informasi mengenai "kata" tersebut.
AGUS R.SARJONO
 
Indonesia adalah negeri ajaib. Koes Plus menyebutkan "kolam susu" Tempat tongkat kayu dan batu jadi tanaman, tempat ikan dan udang menghampiri dirimu. Lagu super nasionalis dari band yang dipenjara karena dianggap ngak-ngik-ngok dan kebarat-baratan oleh Sang Nasionalis Soekarno ini, ada benarnya meski agak naif.
'''Caranya:'''<br />
Negeri inilah satu-satunya negeri yang mengalami boom minyak dan menjadi miskin karenanya. Agak muda bagi negeri yang memiliki minyak bumi dan muncul saat boom minyak untuk menjadi negeri yang makmur seperti Saudi Arabia, Kuwait, Iran, Brunei Darussalam, dsb. Maka, untuk memiliki minyak dan jatuh miskin membutuhkan prestasi yang luar biasa. Kita perlu membaca buku sejarah Pertamina untukmempelajari prestasinya yang khas dan luar biasa tersebut.
Untuk mewikify suatu kata atau kumpulan kata (katakanlah untuk menjadikan suatu kata atau kumpulan kata dapat diklik), letakkan dua buah kurung siku buka "'''<nowiki>[[</nowiki>'''" dan dua kurung siku tutup "'''<nowiki>]]</nowiki>'''" di antara kata atau kumpulan kata yang dimaksud.
Indonesia adalah negeri ajaib. Dalam keadaan miskin dan menderita Sepak Bola Indonesia bisa-bisanya bermain lumayan, padahal PSSI baru dibentuk dan dana betul-betul terbatas. Begitu dana membaik, negara relatif aman dan sepak bola menjadi olahraga kesukaan bangsa, sepak bola Indonesia pun menjadi klub lucu-lucuan yang ditendang sana dan ditendang sini, gemar berkelahi, dan lupa cara menendang bola.
 
Maka meski para pengururs sepak bola Indonesia sering muncul, dalam Piala Dunia nama Indonesia tidak muncul-muncul juga. Yang muncul malah negara-negara aneh seperti Ghana, Pantai Gading, bahkan Togo yang bahkan tak seorang pun kenal di mana resminya negara itu berada.
Dengan demikian jika "petir" kita ketik sebagai <nowiki>[[petir]]</nowiki>, maka kata "petir" akan menjadi bisa diklik seperti ini: [[petir]].
Indonesia adalah negeri ajaib. Begitu Rezim Orde Baru tumbang dan reformasi sukses, yang muncul berdesak-desakan justru partai politik hingga jumlahnya jauh melampaui jumlah menu makanan restoran-restoran Indonesia. Masing-masing partai politik itu bersikeras untuk berdiri karena merasa memiliki idiologi, ciri, garis perjuangan, dan macam-macam lagi, yang berbeda dengan partai lainya. Perbedaan diperbesar dan digarisbawahi tebal-tebal, kalau perlu digalang menjadi percecokan. Tapi, dalam pemilihan presiden, apalagi Gubernur dan walikota/bupati partai yang berbeda-beda itu segera menjadi seragam. Partai biru menjadi pendukung calon partai merah, partai merah menjadi pendukung partai hijau, partai hijau menjadi pendukung calon pink, dan seterusnya. Kita tidak tau apa sebabnya, hanya kita dengan ada amplop uang kadang jatuh ditoilet parlemen.
 
Indonesia adalah negeri ajaib. Nama resminya adalah Republik Indonesiam, namun dijalankan sebagai suatu negara parlementer karena kekuasaaan tertinggi makin lama makin berada diparlemen. Boleh saja presiden menyatakan gaji guru harus dinaikan, namun DPR dapat mencegah atau menundanya untuk mendahulukan naiknya gaji anggota DPR lengkap dengan macam-macam fasilitasnya. Penanganan masalah secara cepat suli dilakukan karena anggaran harus direstui DPR. Bahkan, para menteri dalam kabinet Republik Indonesia tidak lain bersifat parlementer karena berdasar utusan partai. Tidak mengherankan jika jumlah partai setiap saat bertambah karena masa depan paling cerah dari segi posisi maupun penghasilan adalah menjadi anggota DPR.
'''Contoh:'''
Indonesia adalah negeri ajaib. Jika negeri lain dihantam krisis ekonomi sebagaimana kita alami pada penghujung 90-an dan berbagai bencana yang kita alami belakangan ini, kemungkinan negara-negara tersebut akan gulung tkar. Tapi Indonesia tidak. Pengusaha-pengusaha yang didukung oleh fasilitas lunak dari pemerintah sudah berjatuhan, dan ekonomi Indonesia bertahan justru oleh pengusaha kecil, pedagang kaki lima, dan kesibukan ekonomi rakyat. Tapi peraturan dan perundangan tidak juga kunjung memihak dan berdiri di belakang ekonomi rakyat. Sebuah negeri tidak bisa hidup dari ekonomi rakyat saja, ia membutuhkan ekonomi raksasa para konglomerat. Demikian pula, sebuah negeri akan goyah dan mudah patah tanpa ekonomi rakyat yang kuat dan hanya hidup dari konglomerat besar yang secara kodrati bersifat multinasional. Maka, memusuhi ekonomi besar tidaklah bijaksana, sementara menekan, mempersulit apalagi mengejar-ngejar pelaku ekonomi kecil adalah pengkhianatan bagi rakyat pemilik negeri ini. Semua negeri besar dan makmur adalah gabungan adil antara ekonomi konglomerat dan ekonomi rakyat.
:Petir, atau halilintar, adalah gejala alam yang muncul pada musim hujan yang mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Indonesia adalah negeri ajaib. Di negeri inilah para pelawak mendapat mandat luar biasa untuk selain menjadi pelucu, juga menjadi juru penerang urusan - urusan serius. Tidak mengherankan jika pelawaklah yang ditugasi memberi penerangan soal bernegara mulai demokrasi sampai pemilu. Pelawak pula lah yang berjejal - jejal di bulan Ramadhan memberi khotbah dan mengisi berbagai acara keagamaan. Di situ para ulama dipasang sejenak saja sebagai pelengkap penderita. Di negeri ini pula lah petinggi dengan gagah perkasa tanpa ragu mengumumkan di depan publik bahwa acara kegemarannya adalah acara asuhan pelawak! Tak mengherankan jika para pelawak itu makin lama makin tidak lucu meskipun niatnya melucu. Sementara para pengelola urusan serius --politisi, misalnya-- justru makin lama makin lucu meskipun niatnya tampil berwibawa dan super serius.
 
Indonesia adalah negeri ajaib. Kota besar, apalagi metropolitan, selalu menjadi contoh pembangunan berbagai kota di pelosok Indonesia. Tapi semua kota di berbagai belahan Indonesia -karena satu dan lain hal- sulit menyamai fasilitas dan kota metropolitan, kecuali dalam satu hal saja, yakni: Kehidupan malam! Perkembangan fasilitas hiburan malam hampir sama dan merata di semua wilayah Indonesia, jauh berbeda dengan fasilitas hiburan siang, seperti: Perpustakaan, museum, gedung kesenian, galery, gelanggang olahraga, dan sejenisnya. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika sulit sekali bagi kita untuk membaca impian, hasrat, kegelisahan, dan harapan masyarakat di berbagai pelosok Indonesia karena tak ada karya sastra yang di tulis di sana. Kita, misalnya, dapat membaca isidalaman masyarakat Papua New Guinea lewat karya-karya sastranya, tapi isi dalaman masyarakat Papua Indonesia gelap belaka. Dibutuhkan kegelapan dan kesehatan sarana hiburan siang untuk membuat sebuah masyarakat menjadi literat alias masyarakat yang membaca dan menulis hingga membentuk lingkaran intlektual di daerahnya masing-masing.
''apabila ditulis seperti ini''<br />
Saya kira kita semua merindukan sebuah negeri yang biasa saja, bukan negeri ajaib. Sebuah negeri dengan sesedikit mungkin akrobat. Cukup banyak potensi dan manusia-manusia Indonesia berbakat, berdedikasi dan bermartabat. Jika potensi-potensi itu berhenti berkelahi dan mengurangi kecenderungan untuk selalu mementingkan diri sendiri, selalu ada peluang untuk bersama-sama mengubah konflik menjadi kerjasama, menguba korupsi menjadi usaha, dan menguba potensi menjadi hasil nyata. Negeri ini kelewat besar untuk diurus satu kelompok saja, betapapun supernya dia. Untuk menjadi negeri yang biasa tidak dibutuhkan manusia super, cukup manusia yang tulus mengerjakan apa yang dia bisa buat bersama dan sebuah sistem yang adil untuk memungkinkan semua pihak membangun Indonesia. Dengan menjadi negara biasa yang sama sekali tidak ajaib, terbuka peluang untuk berbicara dengan lebih tentang urusan-urusan sastra: Estetika, gengre sastra, dan sejenisnya. Lagi pula, dalam negeri yang biasa, urusan-urusan non sastra seperti tulisan ini, tidak perlu ditulis dalam majalah sastra.
:<nowiki>Petir, atau [[halilintar]], adalah gejala [[alam]] yang muncul pada [[musim hujan]] yang mana di langit muncul [[kilat]]an cahaya sesaat yang menyilaukan yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar. Perbedaan [[waktu]] kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara [[kecepatan suara]] dan [[kecepatan cahaya]].</nowiki>
 
''akan menjadi seperti berikut''<br />
:Petir, atau [[halilintar]], adalah gejala [[alam]] yang muncul pada [[musim hujan]] yang mana di [[langit]] muncul [[kilat]]an cahaya sesaat yang menyilaukan yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar. Perbedaan [[waktu]] kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara [[kecepatan suara]] dan [[kecepatan cahaya]].
 
'''Penjelasan:'''<br />
* Perhatikan bahwa dengan meletakkan pasangan dua buah kurung siku buka dan tutup di antara suatu kata atau kumpulan kata maka kita membuat link ke artikel dengan nama yang sama dengan kata atau kumpulan kata tersebut.
* Link berwarna biru berarti artikel yang dituju ada, link berwarna merah berarti artikel yang dituju belum ada.
* Perhatikan bahwa di Wikipedia, huruf kecil dan huruf besar waktu penamaan artikel dibedakan. <nowiki>[[Petir]], [[pETir]], [[PETIR]]</nowiki> adalah tiga artikel yang berbeda.
* Jangan mewikify secara berlebihan, misalnya jika dalam satu artikel, kata "petir" muncul sebanyak 20 kali, tidak perlu ke 20 kata-kata "petir" tersebut diwikify semunya. Cukuplah satu atau dua kata.
 
== Lihat pula ==
* [[Wikipedia:InterWiki|Menambahkan interwiki]]
* [[Wikipedia:Kategori|Menambahkan kategori]]
* [[Wikipedia:Tulisan rintisan|Menambahkan informasi tulisan rintisan]]
* [[Wikipedia:Menyunting sebuah halaman|Menyunting sebuah halaman]]
 
{{DEFAULTSORT:{{PAGENAME}}}}
 
[[Kategori:Bantuan]]