Maria Ulfah Santoso: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Huruf Kapital Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 11:
== Riwayat ==
Maria Ulfah lahir dari pasangan Raden [[Mochammad Achmad]] dan Raden Ayu [[Chadidjah Djajadiningrat]] yakni saudara dari Prof. Dr. [[Hoesein Djajadiningrat]] dan [[Achmad Djajadiningrat]]. Mochammad Achmad adalah seorang dari beberapa saja orang Indonesia yang pada awal abad ke
Tahun 1929 Maria Ulfah pergi ke [[Belanda]] bersama ayahnya, adik perempuannya, Iwanah dan adik laki-lakinya Hatnan. Ibunya pada waktu itu sudah meninggal. Di Belanda Maria Ulfah memilih studi hukum di [[Leiden]]. Pilihan itu jatuh, karena menurutnya, kedudukan wanita secara hukum masih sangat lemah sehingga perlu diperbaiki.
Di [[Belanda]], ia menjadi anggota perhimpunan mahasiswa/
Tokoh-tokoh nasional kerapkali ia jumpai di [[Belanda]]. Maria Ulfah sering ikut terlibat percakapan ayahnya dengan [[Haji Agus Salim]] yang untuk beberapa lamanya pernah tinggal di [[Belanda]]. Perbincangan mereka berkisar sekitar perkoperasian dan soal buruh. [[Muhammad Hatta]] juga sering hadir di sana.
Baris 29:
Peran Maria Ulfah ada pada pilihan ia untuk menjadikan Linggarjati sebagai tempat perundingan. Maria Ulfah mengusulkan Linggarjati kepada [[Sjahrir]]. Mungkin saja ada keinginan Maria Ulfah untuk bernostalgia dengan kota dimana ia dibesarkan. Tapi yang jelas, Maria Ulfah menganggap Linggarjati secara geografis bisa menjadi alternatif tempat karena baik pihak [[Indonesia]] dan [[Belanda]] sempat menemui jalan buntu.
[[Soekarno]] dan Hatta yang saat itu berkedudukan di [[Yogyakarta]] (sebagai ibu kota sementara), menawarkan
Disamping itu, Maria Ulfah bisa memberikan jaminan dari sisi keamanan. Ini bisa dimengerti karena Residen [[Cirebon]], Hamdani maupun Bupati Cirebon [[Makmun Sumadipradja]], kebetulan berasal dari Partai Sosialis. Artinya mereka adalah “anak buah” Sjahrir. Saat perundingan, Sjahrir menginap di Gedung Sjahrir di dekat kolam renang Linggajati, sementara Soekarno-Hatta bermalam di pendopo [[Kabupaten Kuningan]]. Pendek cerita, dilaksanakanlah [[Perundingan Linggarjati|Perundingan Linggajati]] yang Draftnya ditandatangani pada 15 November 1946 di Jl Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Sementara penandatanganan resmi dilakukan pada 25 Maret 1947.
|