Periode Tulip: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Firda Ayushanda (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Tugas pengguna baru: pranala
Kanzcech (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
== Kondisi Turki Usmani sebelum Periode Tulip ==
 
Selama periode antara akhir abad ke-16 sampai abad ke-17, posisi [[Pemerintah|pemerintahan]] [[Sultan|kesultanan]] dipegang oleh para [[sultan]] dan [[perdana menteri]] yang lemah dan tidak cakap dalam mewarisi kebesaran Turki Usmani sebelumnya. Oleh karena itulah, terjadi sebuah periode yang stagnan ketika [[Turki Utsmani|Turki Usmani]] tidak lagi mengembangkan dan memperbaharui sistem-sistem [[negara]]<nowiki/>nya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yangdi mana sebagian besar merupakan faktor internal di dalam pemerintahan kesultanan itu sendiri. Di samping itu, faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah karena semakin intensnyaintensifnya penetrasi-penetrasi Eropa ke wilayah [[Turki Utsmani|Turki Usmani]] sehingga mereka selalu disibukkan dengan [[perang]] yang berkepanjangan.
 
Setelah [[Sulaiman II dari Kordoba|Sulaiman I]] (1520–1566) wafat, para calon sultan tidak lagi pergi ke sekolah-sekolah khusus untuk mendapatkan pendidikan, tetapi mengurung diri di [[Istana Seraglio]], sebuah istana khusus untuk menyenangkan sultan yang diisi oleh para [[harem]]. Pemerintahan kesultanan sendiri dijalankan oleh wazir agung yang bergelar Pasha. Akibatnya, [[sultan]] menjadi tidak cakap dalam memerintah dan akhirnya banyak terjadi pergolakan di dalam kesultanan sehingga modernisasi menjadi terlambat.
 
Selain itu, karena kuatnya peranan para [[ulama]] dan elit [[militer]], beberapa kesempatan untuk memodernisasimodernisasi menjadi terhambat, seperti penolakan para ulama terhadap mesin cetak yang ditemukan [[Gutenberg]] pada abad ke-15 karena dianggap sebagai “alat setan”. Para ''[[janissari]]'' pun ikut mericuhkan suasana dengan meminta hak-hak khusus, seperti hak untuk menikah dan bekerja selain di bidang militer. Sebuah stagnasi pun terjadi dan Turki Usmani tidak berkembang karena tetap mempertahankan nilai-nilai lama yang bersumber pada [[agama]] dan [[hukum]] tradisional.
 
== Kondisi di Eropa ==
 
Di lain tempat, [[Eropa]] sudah berkembang akibat efek dari ramainya arus perdagangan dan munculnya industri-industri baru pada abad ke-18, ditambah dengan penemuan-penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan. Negara-negara [[Eropa]], seperti [[Prancis]] dan [[Inggris]], bahkan sudah menanamkan pengaruhnya di [[Mesir]], [[Aljazair]], dan beberapa wilayah muslim lainnya di [[Asia Barat]]. Kedekatan ini akhirnya mempertemukan Turki Usmani dengan kebudayaan [[Eropa Barat]] yang saat itu telah tercerahkan. Para pelajar Turki Usmani pun mulai membanding-bandingkan kedua kebudayaan tersebut. Dalam beberapa hal, bangsa Eropa terbukti lebih maju.
 
Hal ini akhirnya disadari oleh [[Sultan [[Ahmed III]] (1703–1730), yang merasa memerlukan adanya satu perubahan di dalam tubuh kesultanan dan memulai reformasi agar bisa mengorientasikan Turki Usmani dengan Eropa. Hal ini mutlak dilakukan agar kesultanan tidak jatuh lebih dalam lagi ke dalam konflik yang berkepanjangan dengan bangsa-bangsa Eropa yang mana selalu menjadi musuh mereka selama berabad-abad lamanya.
 
== Konflik dengan Rusia ==
 
Hanya saja, sebelum era reformasi itu dimulai, ada beberapa masalah besar yang muncul. Pada tahun 1709, [[Rusia]] di bawah [[Pyotr I dari Rusia|Peter I]] berperang dengan [[Swedia]] yang dipimpin oleh [[Karl XII dari Swedia|Charles XII]]. Pada Pertempuran [[Poltava]] tahun 1709, pasukan [[Swedia]] mengalami kekalahan telak dan Charles XII harus pergi mencari bantuan untuk menyelamatkan tahtanya. Kemudian, dia pergi ke Turki Usmani dan membujuk [[Ahmed III]] untuk memerangi Rusia. Bujukannya berhasil dan Turki Usmani akhirnya berperang melawan [[Rusia]] selama satu tahun lamanya (1710–1711) yang diakhiri dengan kemenangan Turki Usmani. Kemenangan ini sekaligus menghentikan laju Rusia yang saat itu sudah menjadi sebuah kerajaan besar dan telah melakukan modernisasi dengan gaya Eropa Barat. Setelah itu, masih ada beberapa rangkaian peperangan lagi dengan bangsa Eropa, terutama [[Austria]] dan [[Venesia|Venesia.]] Perang itu berlangsung selama dua tahun, antara tahun 1716 sampai dengan tahun 1718. Namun, semuanya dapat diatasi dengan baik oleh Ahmed III dengan menggunakan kekuatan diplomatiknya. Dia berhasil mencapai kesepakatan untuk berdamai dengan kedua bangsa itu melalui [[Perjanjian Passarowitz]] tahun 1718. Perjanjian ini kurang lebih isinya adalah memberikan beberapa wilayah di Eropa Timur kepada Austria dan beberapa pulau di [[Anatolia|Asia Kecil]] kepada [[Venesia]].
 
Bagi Turki Usmani, perjanjian damai ini menguntungkan walaupun mereka harus kehilangan sebagian wilayahnya. Dengan perjanjian itu, maka Turki Usmani tidak akan diserang oleh kerajaan-kerajaan Eropa sehingga mereka bisa lebih memfokuskan diri untuk melakukan reformasi dan [[modernisasi]] dalam tubuh pemerintahan sertadan administrasi kesultanan.
 
== Referensi ==