Gending Sriwijaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Tari di Indonesia menggunakan HotCat
Saripah NuRA17 (bicara | kontrib)
Menambahkan referensi
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 11:
Untuk menyambut para tamu agung itu digelar suatu tarian tradisional yang salah satunya adalah Gending Sriwijaya, tarian ini berasal dari masa kejayaan kemaharajaan [[kerajaan Sriwijaya|Sriwijaya]] di Kota Palembang yang mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan terbuka terhadap tamu yang istimewa itu.
 
Tarian Gending Sriwijaya digelarkan 9 penari muda dan cantik-cantik yang berbusana Adat ''Aesan Gede'', ''Selendang Mantri'', ''paksangkong'', ''Dodot'' dan ''Tanggai''. Mereka merupakan penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa [[payung]] dan [[tombak]]. Sedang di belakang sekali adalah [[penyanyi]] Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran penyanyi dan musik pengiring ini sudah lebih banyak digantikan ''tape recorder''. Dalam bentuk aslinya musik pengiring ini terdiri dari [[gamelan]] dan [[gong]]. Sedang peran pengawal kadang-kadang ditiadakan, terutama apabila tarian itu dipertunjukkan dalam gedung atau panggung tertutup. Penari paling depan membawa ''tepak'' sebagai ''Sekapur Sirih'' untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari yang membawa ''pridon'' terbuat dari [[kuningan]]. Persembahan ''Sekapur Sirih'' ini menurut aslinya hanya dilakukan oleh putri raja, sultan, atau bangsawan. Pembawa pridon biasanya adalah sahabat akrab atau inang pengasuh sang putri. Demikianlah pula penari-penari lainnya.<ref>{{Cite book|first=Triyani|date=2009|title=Ragam Tari dan Lagu Daerah Sumatra|location=Jakarta|publisher=PT. Perca|isbn=978-979-043-477-6|pages=26|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==