Ritus Antiokhia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Ritus Antiokhia''' adalah sebutan bagi rumpun [[liturgi]] yang mula-mula dipakai di [[Patriark Antiokhia|Kebatrikan Antiokhia]].<ref name=Catholic/>
'''Ritus Antiokhia''' adalah sebutan bagi kumpulan [[liturgi]] yang mula-mula digunakan di Patriarkat Antiokhia, yakni liturgi dari [[Konstitusi Apostolik]], kemudian [[Liturgi Santo Yakobus]] dalam [[bahasa Yunani]], Liturgi Santo Yakobus dalam [[Bahasa Syria]], dan anafora-anafora Syria lainnya. Rentetan ini masih dapat dilanjutkan sampai ke [[Ritus Byzantium]] ([[Liturgi Santo Basil]] yang lebih tua umurnya dan [[Liturgi Santo Yohanes Krisostomus]] yang lebih ringkas), dan melalui liturgi Byzantium sampai ke tata peribadatan Gereja Armenia. Akan tetapi tidak bersangkut-paut lagi dengan Antiokhia.
 
== Liturgi-liturgi di dalam ritus Antiokhia ==
Rumpun liturgi ritus Antiokhia mencakup liturgi dari [[Ketetapan Rasul-Rasul Kudus]], kemudian [[liturgi Santo Yakobus]] dalam [[bahasa Yunani]], liturgi Santo Yakobus [[bahasa Suryani|Suryani]], dan berbagai [[anafora (liturgi)|anafora]] [[ritus Suriah Barat|Suryani Barat]]. Turunannya adalah [[ritus Bizantin]] ([[liturgi Santo Basil|liturgi Santo Basilius]] dan [[liturgi Santo Yohanes Krisostomus]]) yang kemudian hari menurunkan tata ibadat Armenia. Tetapi turunan-turunan tersebut tidak lagi berkaitan dengan Kebatrikan Antiokhia Ortodoks Yunani.<ref name=Catholic>{{Catholic|wstitle=Antiochene Liturgy|inline=1}}</ref>
 
== Liturgi Konstitusidari ApostolikKetetapan Rasul-Rasul Kudus ==
[[Ketetapan Rasul-Rasul Kudus]] adalah sumber penting sejarah liturgi ritus Antiokhia. Karya tulis ini memuat dua kerangka liturgi dan satu liturgi lengkap. Kerangka liturgi yang pertama tercantum di dalam buku kedua, dan kerangka liturgi yang kedua tercantum di dalam buku ketujuh, sementara [[Liturgi dari buku kedelapan Ketetapan Rasul-Rasul Kudus|liturgi lengkap]] tercantum di dalam buku kedelapan. Liturgi di dalam buku kedelapan merupakan tata ibadat tertua yang dapat disifatkan sebagai sebuah liturgi lengkap.<ref name=Catholic/>
Bentuk tertua yang dapat diketahui dan yang dapat digambarkan sebagai suatu liturgi lengkap adalah yang berasal dari Konstitusi Apostolik. Liturgi ini juga merupakan yang pertama dalam daftar liturgi yang digunakan di Antiokhia. Konstitusi Apostolik terdiri atas delapan kitab yang menurut tradisi ditulis oleh [[Santo Klemens dari Roma]] (wafat 104). Keenam kitab yang pertama merupakan suatu salinan dari kitab ''[[Didascalia Apostolorum]]'' ("Pengajaran para Rasul dan murid-murid" ditulis pada paruh pertama abad ke-3) dengan tambahan-tambahan; kitab yang ketujuh merupakan salinan (juga dengan modifikasi) dari [[Injil Didache|Didakhe]] ("Pengajaran ke-12 Rasul", kemungkinan ditulis pada abad pertama, dan ditemukan oleh Philotheos Bryennios pada tahun 1883) bersama suatu koleksi doa-doa. Kitab yang kedelapan berisi suatu uraian liturgi lengkap dan 85 "Kanon Apostolik." Dalam Kitab ke-2 terdapat pula suatu liturgi yang merupakan modifikasi dari Didascalia.
 
Semua liturgi rumpun Antiokhia mengikuti tatanan yang sama dengan liturgi dari Ketetapan Rasul-Rasul Kudus. Kegiatan persiapan kurban ([[Protesis (liturgi)|protesis]], kata yang sama juga digunakan sebagai sebutan bagi [[meja kredens]]) sebelum pelaksanaan liturgi yang sesungguhnya lambat laun berkembang menjadi suatu ibadat yang tertata. Persiapan pengajaran (perarakan kitab Injil atau pawai kecil) dan pengantaran kurban dari protesis menuju altar (perarakan roti dan anggur atau pawai besar) berkembang menjadi perarakan meriah, tetapi unsur-unsur pokoknya dalam urut-urutan yang bersifat tetap merupakan ciri khas yang terdapat pada semua tata ibadat Suryani dan Palestina, serta diikuti liturgi-liturgi Bizantin turunannya. Unsur-unsur pokok tersebut adalah misa katekumen dan pembubaran katekumen; litani; anafora yang diawali kalimat "sudah layak dan sepantasnya" dan disela [[Sanctus|madah ''kudus'']]; pemberkatan roti dan anggur; anamnesis, epiklesis, dan permohonan untuk segala macam orang di tempat itu; pengunjukan roti dan anggur diikuti ucapan "yang serba kudus bagi orang-orang kudus"; pembagian komuni oleh uskup dan diakon (diakon memegang cawan anggur); kemudian doa penutup dan pembubaran jemaat. Ada dua perkara di dalam Ketetapan Rasul-Rasul Kudus yang patut dicermati, yaitu ketiadaan penyebutan nama orang kudus dan ketiadaan [[doa Bapa Kami]]. Penyebutan nama orang-orang kudus, teristimewa "Bunda Allah Terkudus", tersebar luas di kalangan umat Katolik seusai [[Konsili Efesus]] tahun 431, dan doa-doa yang ditujukan kepadanya dengan gelar tersebut kemudian ditambahkan pada semua liturgi Katolik. Ketetapan Rasul-Rasul Kudus melestarikan tata ibadat lawas tanpa sentuhan perkembangan yang telah memodifikasi tata-tata ibadat yang dipakai sekarang ini. Ketiadaan doa Bapa Kami merupakan perkara yang unik dan menimbulkan tanda tanya. Perkara ini sama sekali tidak berkaitan dengan kelawasan relatif dari tata ibadat tersebut. Di dalam "Ajaran Dua Belas Rasul" (VIII, ii, 3), umat disarankan untuk tiga kali sehari berdoa "seperti yang diajarkan Tuhan di dalam Injil-Nya: Bapa Kami", dst.<ref name=Catholic/>
Diperkirakan bahwa penyusun Konstitusi Apostolik adalah orang yang sama dengan penulis lima surat Santo Ignatius dari Antiokhia yang diragukan keasliannya. Bisa jadi dia adalah seorang Kristen Syria, mungkin seorang pengikut ajaran Apollinarisme, tinggal di atau dekat Antiokhia pada akhir abad ke-4 atau awal abad ke-5. liturgi yang digambarkannya adalah liturgi yang digunakan pada masa hidupnya oleh Gereja Antiokhia, dengan modifikasi-modifikasi tertentu yang berasal dari penulis sendiri. Bahwa penulis adalah seorang Syria Antiokhia dan bahwa dia menggambarkan tata cara liturgi di tanah airnya sendiri ditunjukkan dalam berbagai rincian, misalnya keutamaan kehormatan bagi Antiokhia (VII, xlvi, VIII, x, dst.); disebutkannya perayaan Natal (VIII, xxxiii), yang telah dirayakan di Antiokhia sejak kira-kira tahun 375, sementara tak satu pun tempat di Timur yang merayakannya hingga kira-kira tahun 430 (Duchesne, Origines du culte chrétien, 248); kenyataan bahwa [[Pekan Suci]] ditambah [[Masa Prapaskah]] berlangsung selama tujuh minggu (V, xiii) seperti yang dipraktikkan di Antiokhia, [[Palestina]], dan [[Mesir]], sementara di Barat, Pekan Suci merupakan minggu ke-6 dalam masa Prapaskah; sumber utama dari "Kanon Apostolik" yang digunakan penulis adalah Sinode Antiokhia; dan terutama dari kenyataan bahwa liturginya tampaknya disusun menurut garis besar yang sama dengan semua liturgi Syria. Meskipun demikian, ada pula modifikasi-modifikasi pribadi penulis dalam doa-doa, Syahadat, dan Gloria, yang memperlihatkan gaya penulisan dan penggunaan idiom-idiom yang digunakan oleh penulis komentar Didascalia (lihat contoh-contoh dalam Brightman, "Liturgies", I, xxxiii-xxxiv), dan sering kali sangat mirip pula dengan gaya dan istilah penulis Pseudo-Ignatius. Catatan-catatan kaki ditambahkan oleh oleh si penyusun, tampaknya berasal dari pengamatan pribadi penyusun.
 
Dengan demikian, liturgi dalam Kitab kedelapan dari Konstitusi Apostolik, mewakili tata cara Antiokhia pada abad ke-4. Urutannya adalah sebagai berikut:
=== Misa bagi para Katekumen ===
Sesudah pembacaan (dari Kitab Taurat, Kitab Para Nabi, Surat-Surat, Kisah Para Rasul, dan Injil) uskup menyapa umat dengan kalimat dari II Korintus 13:14 (Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, Cinta Kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kamu sekalian). Umat menjawab: "Dan bersama rohmu"; kemudian dia "berkata-kata kepada umat dengan kata-kata yang menguatkan." Kemudian diikuti suatu litani bagi para katekumen, yang setiap permohonan dijawab oleh umat dengan "Kyrie eleison"; uskup kemudian mengumumkan pengumpulan kolekte setelah itu diakon membubarkan para katekumen. Litani-litani dan kolekte-kolekte serupa juga selanjutkan dilakukan bagi para Energumen, Illuminandi (photizómenoi, orang-orang yang siap dibaptis), diakhiri dengan pernyataan tobat umum, tiap kelompok di atas dibubarkan setelah pengumpulan kolekte. Setelah itu dilanjutkan dengan Misa bagi orang-orang percaya.