Persaudaraan Suku Banjar dengan Suku Dayak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Norpikriadi (bicara | kontrib)
Baris 3:
 
==== Perkawinan Sultan Banjar dengan Puteri-puteri Dayak ====
Dari tradisi lisan [[suku Dayak Ngaju]] dapat diketahui, isteri Raja Banjar pertama yang bernama Biang Lawai beretnis Dayak Ngaju. Sedangkan isteri kedua Raja Banjar pertama yang bernama [[Noorhayati]], menurut tradisi lisan [[Suku Dayak Maanyan]], berasal dari etnis mereka. Jadi perempuan Dayaklah yang menurunkan raja-raja Banjar yang pernah ada. Dalam [[Hikayat Banjar]] menyebutkan salah satu isteri Raja Banjar ketiga Sultan Hidayatullah juga puteri Dayak, yaitu puteri Khatib Banun, seorang tokoh Dayak Ngaju. Dari rahim putri ini lahir [[Marhum Panembahan]] yang kemudian naik [[tahta]] dengan [[gelar]] Sultan [[Mustainbillah]]. Putri Dayak berikutnya adalah isteri Raja Banjar kelima Sultan Inayatullah, yang melahirkan Raja Banjar ketujuh Sultan Agung. Dan Sultan Tamjidillah Al-Wazikoebillah (putera [[Sultan Muda Abdurrahman]] bin Sultan Adam) juga lahir dari seorang putri [[Dayak]] berdarah campuran [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] yaitu [[Nyai Dawang]] (Norpikriadi, Putri Dayak di Tanah Banjar, Opini Banjarmasin Post Sabtu, 21 Januari 2006).
 
==== Sultan Muhammad Seman ====