Ambarawa, Semarang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kanzcech (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Perapihan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 18:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Chinese wijk te Ambarawa Semarang TMnr 10020851.jpg|jmpl|300px|Kawasan Pacinan di Ambarawa (tahun 1880)]]
{{kegunaanlain|Ambarawa}}
'''Ambarawa''' ({{lang-jv|ꦄꦩ꧀ꦧꦫꦮ|Ambarawa}}) adalah sebuah kota kecamatan yang terletak di [[Kabupaten Semarang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].<ref>{{Cite web|url=http://ambarawa.semarangkab.go.id/|title=Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang|website=ambarawa.semarangkab.go.id|access-date=2018-06-18}}</ref> Pada era kerajaan kerajaan [[Mataram]] ([[Amangkurat II]]) kawasan ini bernama '''Limbarawa'''. DuluDahulu Ambarawa pernah menjadi ibu kota Kabupaten Semarang. Sekarang ibu kotanya adalah [[Ungaran]]. Ambarawa juga dikenal karena peristiwa bersejarah [[Palagan Ambarawa]]. Di kecamatan ini terdapat beberapa situs sejarah, di antaranya [[Monumen Palagan Ambarawa]], [[Museum Kereta Api Ambarawa]] dan [[Benteng Willem I]].
 
Ambarawa memiliki jalur rel kereta api [[Jalur rel gigi|bergerigi]] yang menghubungkan seluruh wilayah Jawa Tengah hingga Yogyakarta melalui Magelang. Jalur [[Semarang]]-Ambarawa-[[Magelang]] beroperasi hingga tahun 1977. Sekarang jalur ini merupakan situs Museum Kereta Api Ambarawa.
 
Ambarawa juga menjadi lokasi penguburan kamp [[Jepang]] di mana lebih dari 15.000 orang Eropa telah dikubur selama [[masa penjajahan Jepang]]. Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], pertempuran pecah di Ambarawa pada tanggal 20 November 1945 antara pasukan [[NICA]] dan Inggris dengan pasukan tentara Republik Indonesia. Peristiwa ini dikenal sebagai Palagan Ambarawa.
 
Di sebelah tengah Ambarawa ada sebuah rawa yg dikenal dengan sebutan [[Rawa Pening]]. Asal muasal rawa tersebut menurut geologist J. Van Bemellen, Rawa Pening merupakan [[cekungan]] [[danau tektonik]], yang terjadi akibat peristiwa tektonik gravitasi, yaitu pergeseran akibat gaya berat, yang mengakibatkan Gunung Telomoyo Purba, yang dikenal sebagai Gunung Soropati, robek dan menghasilkan [[sesar Klegung]] yang sekarang sudah tidak aktif lagi. Pada masa [[prasejarah]], sisi timur Gunung Soropati bergeser ke arah timur laut, sehingga daerah antara [[Gunung Telomoyo]] dan Pegunungan Payungrong mengalami depresi. Akibatnya, bagian kaki dasarnya patah dan terlipat, sehingga membentuk cekungan yang terisi air hujan dan menghasilkan banyak mata air dari patahan aquifer. Cekungan inilah yang dikenal sebagai Rawa Pening. Rawa ini menjadi sumber air utama [[Sungai Tuntang]], yang bermuara ke [[Laut Jawa]].<ref>{{Cite journal|last=Amariansah|first=Widayat|date=2011|title=Klante Beton, Bangunan Pengendali Penyebaran Eceng Gondok Di Rawa Pening Yang Berfungsi Sebagai Jembatan Penghubung Antar Kecamatan|url=http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/view/19/16|journal=Dinamika Sains|volume=9|issue=20}}</ref> Ambarawa berkembang sebagai kota wisata dimana berbagai wisata tersedia seperti Kampung Rawa, Museum Kereta, Eling Bening dan lainnya.
 
== Pembagian administrasi ==