Raden Trunajaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Pemberontakan terhadap Kesultanan Mataram: Perbaikan sfn (QuickEdit) |
k Payak ternyata bukan Payak Bantul, tetapi sebuah desa di Jawa Timur |
||
Baris 7:
| birth_place = Arosbaya (kini [[Kabupaten Bangkalan|Bangkalan]]), [[Pulau Madura|Madura]], [[Kesultanan Mataram]]
| death_date = 2 Januari 1680
| death_place = Payak, [[
| other_names = Panembahan Maduretna Panatagama
| known_for = [[Pemberontakan Trunajaya]]
Baris 29:
Ketika dalam perjalanan menuju [[Batavia]] meminta perlindungan [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]], Amangkurat I meninggal dunia di [[Kabupaten Tegal|Tegal]]. Amangkurat II kemudian naik menjadi raja Mataram menggantikan ayahnya.{{sfn|Soekmono|2003|p=68}} Amangkurat II pun hampir tidak berdaya sebagai raja setelah melarikan diri tanpa sebuah pasukan atau sumber daya untuk membangunnya. Sebagai upaya untuk mendapatkan kerajaanya kembali, ia membuat konsesi kepada VOC. Ia berjanji akan memberikan [[Semarang]] jika VOC membantu ia untuk menumpas pemberontakan.
[[Berkas:Vorst Mangkoe Rat II doorsteekt met zijn kris, genaamd "de eerwaarde Blabor", den opstandeling Troenadjaja.jpg|jmpl|261x261px|Lukisan anonim {{Circa|1890}} yang menggambarkan Amangkurat II menghukum mati Trunajaya dengan cara ditusuk dengan keris yang disaksikan oleh kedua istrinya dan perwira VOC.]]
VOC setuju, karena bagi mereka, sebuah Kesultanan Mataram yang stabil yang sangat berutang budi kepada mereka akan membantu memastikan kelanjutan perdagangan dengan syarat-syarat yang menguntungkan. Pasukan VOC, terdiri dari pasukan bersenjata ringan dari Makassar dan [[Pulau Ambon|Ambon]], di samping tentara Eropa yang dipersenjatai lengkap, pertama kali [[Kampanye militer Kediri (1678)|mengalahkan Trunajaya di Kediri]] pada November 1678. Trunajaya sendiri ditangkap pada 1679 di dekat [[Ngantang, Malang|Ngantang]], [[Kota Malang|Malang]].
== Peninggalan ==
|