Monastisisme Kristiani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20211109)) #IABot (v2.0.8.2) (GreenC bot
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20220309)) #IABot (v2.0.8.6) (GreenC bot
 
Baris 3:
'''Monastisisme Kristiani''' merupakan praktik kesalehan individu-individu yang menjalani kehidupan asketis, dan biasanya [[klausura|tertutup]], yang ditujukan pada ibadah Kristiani. Praktik ini mulai berkembang sejak awal sejarah [[Gereja]] dalam [[Kekristenan]], meneladani contoh-contoh ideal di dalam Alkitab, termasuk yang terdapat di dalam [[Perjanjian Lama]], kendati di dalam kitab suci tidak diamanatkan sebagai suatu institusi. Praktik ini diatur dalam aturan-aturan religius (misalnya [[Regula Santo Agustinus]], St. [[Antonius Agung]], dan St. [[Pakomius Agung|Pakomius]], [[Rahib-rahib Basilian|Peraturan St. Basilius]], serta [[Peraturan Santo Benediktus]]) dan, pada zaman modern, [[hukum kanon]] masing-masing [[denominasi Kristen]] yang memiliki bentuk kehidupan monastik atau kerahiban. Orang yang menjalani kehidupan monastik dikenal dengan istilah umum [[rahib]] (pria) dan [[rubiah]] (wanita). Dalam bahasa Inggris modern, mereka juga dikenal dengan istilah ''monastics'' yang dipandang netral-gender. Kata Inggris ''monk'' (rahib) berdasar pada kata Yunani ''monakhos'' yang berarti "soliter", dari kata ''monos'' yang berarti "sendiri".<ref>{{en}} {{OEtymD|monk}}</ref><ref>{{en}} Corbishley, Mike. Monks lived a very strict and regulated life.Life in a monastery included prayer,manualwork, and this promoted the idea of the dignity and labour. Cultural Atlas for Young People The Middle Ages Revised Edition. New York: Facts On File, Inc., 2004, page 38.</ref>
 
Pada awalnya para rahib tidak tinggal dalam [[biara (tempat tinggal)|biara-biara]], melainkan hidup sendiri-sendiri, sebagaimana yang mungkin ditunjukkan oleh kata ''monos''. Seiring dengan semakin banyaknya orang yang menjalani kehidupan kerahiban, hidup sendirian di padang gurun, mereka mulai berkumpul bersama-sama dan menjadi model bagi para rahib awal yang hidup di sekitar mereka. Para rahib dengan cepat membentuk komunitas-komunitas untuk memajukan kesanggupan mereka mempraktikkan suatu kehidupan [[asketisme|asketik]].<ref>{{en}} Rowling, Marjorie. Everyday Life in Medieval Times. London: Jarrold and Sons Ltd, 1968, page 125.</ref> Menurut sejarawan Kekristenan bernama Robert Louis Wilken, "Dengan menciptakan suatu struktur sosial alternatif di dalam Gereja, mereka meletakkan dasar bagi salah satu dari institusi Kristen yang paling bertahan lama ... ."<ref>{{en}} {{cite book|last1=Wilken|first1=Robert Louis|title=The First Thousand Years: A Global History of Christianity|year=2012|url=https://archive.org/details/firstthousandyea0000wilk|publisher=Yale University Press|location=New Haven and London|isbn=978-0-300-11884-1|pages=[https://archive.org/details/firstthousandyea0000wilk/page/100 100]}}<!--|accessdate=8 March 2016--></ref> Para monastik umumnya tinggal dalam suatu [[biara (tempat tinggal)|biara pertapaan]], tempat mereka hidup di sana dalam kebersamaan komunitas (para [[senobit]]) ataupun dalam kesendirian (para [[eremit]]).
 
== Lihat pula ==