Etiologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
RianHS (bicara | kontrib)
Baris 6:
Dalam bidang [[epidemiologi]], dibutuhkan sejumlah bukti yang dikumpulkan secara bersama-sama untuk menyimpulkan suatu penyebab; hal ini disebut [[inferensi kasual]]. [[Austin Bradford Hill]] menunjukkan hubungan sebab-akibat antara [[pengisapan tembakau]] dan [[kanker paru-paru]], lalu merangkum garis penalaran yang ia lakukan dalam [[kriteria Bradford Hill]], yaitu sembilan prinsip untuk menetapkan penyebab epidemiologis. Gagasan tentang kausalitas ini kemudian digunakan dalam proposal untuk konsep sebab akibat yang terpadu.<ref name="Evans">{{cite book|last1=Evans|first1=Alfred S.|last2=Evans|first2=Terry|date=1993|url=https://books.google.com/books?id=KdJeGM4iS9sC&dq=unified&pg=PA1|title=Causation and Disease: A Chronological Journey|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=9780306442834|access-date=7 December 2021|url-status=live}}</ref>
 
== KausalitasRantai kausalitas dan korelasi ==
Studi epidemiologi lebih lanjut diperlukan untuk membedakan antara [[Korelasi tidak berarti kausalitassebab-akibat|''penyebab'' dengan ''asosiasi'' atau ''korelasi'' statistik]]. Beberapa kejadian bisa terjadi secara bersamaan dan tidak selalu karena adanya hubungan sebab-akibat, tetapi dapat terjadi karena adanya peluang, bias, atau pembaur. Selain itu, perlu ditentukan kejadian mana yang merupakan penyebab, dan mana yang menjadi akibat. Proses pengambilan sampel dan pengukuran yang teliti lebih penting dibandingkan analisis statistik yang rumit dalam menentukan suatu kausalitas. Penelitian eksperimental dengan intervensi (menyediakan atau menghilangkan penyebab yang diduga) merupakan bukti yang paling memenuhi syarat dalam menegakkan suatu penyebab.
 
Terkait dengan ini, terkadang beberapa gejala selalu muncul bersamaan atau lebih sering dari yang diperkirakan, meskipun diketahui bahwa gejala yang satu tidak dapat menyebabkan gejala yang lain. Situasi ini disebut [[sindrom]] dan biasanya diasumsikan bahwa harus ada kondisi spesifik yang mendasarinya yang menjelaskan munculnya semua gejala.
Etiologi kadang-kadang merupakan suatu bagian dari serangkaian sebab-akibat. Suatu agen etiologis mungkin membutuhkan suatu kofaktor independen yang mendukung untuk menjadi suatu penyebab. Salah satu contoh untuk kasus ini misalnya, [[penyakit ulkus peptik]] dapat dipicu oleh stres, membutuhkan adanya sekresi [[asam lambung]], dan memiliki etiologi primer infeksi [[Helicobacter pylori]]. Kerangka kerja seperti di atas dapat digunakan untuk mencari etiologi yang sebenarnya dari banyak penyakit kronis yang masih belum diketahui penyebabnya.
 
Etiologi kadang-kadang merupakan suatu bagian dari serangkaian sebab-akibat. Suatu agen etiologis mungkin membutuhkan suatu kofaktor independen yang mendukung untuk menjadi suatu penyebab. Salah satu contoh untuk kasus ini misalnya penyakit [[ulkus peptikum]] dapat dipicu oleh stres, membutuhkan adanya sekresi [[asam lambung]], dan memiliki etiologi primer infeksi [[Helicobacter pylori|''Helicobacter pylori'']]. Kerangka kerja seperti di atas dapat digunakan untuk mencari etiologi yang sebenarnya dari banyak penyakit kronis yang masih belum diketahui penyebabnya. Sejumlah penyakit, seperti [[diabetes melitus]] atau [[hepatitis]] yang didefinisikan berdasarkan tanda dan gejalanya, mencakup berbagai kondisi berbeda yang masing-masing disebabkan oleh etiologi yang berbeda. Sebaliknya, etiologi tunggal seperti [[virus Epstein-Barr]], dalam kondisi berbeda dapat menyebabkan penyakit yang berbeda, misalnya [[mononukleosis]], [[karsinoma nasofaring]], atau [[limfoma Burkitt]].
 
== Referensi ==