Gempa Besar Kantō 1923: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 86:
Selama tiga hari berikutnya,terjadi lebih dari 1.700 gempa Bumi yang menghantam daerah ini.Bahkan,Tokyo Imperial University mencatat,bahwa sekitar 237 kali gempa Bumi ini bisa dirasakan oleh penduduk Tokyo dan Yokohama,serta daerah-daerah lainnya yang berada didekat kota Tokya dan Yokohama.
Gempa Bumi awal telah berhasil menghancurkan 75 persen gedung-gedung yang ada di Tokyo,juga sekitar 20 persen gedung-gedung di Yokohama.Setelah gempa usai,datanglah badai api yang sangat besar,sehingga membuat penduduk Jepang merasa bahwa pintu neraka telah terbuka.Sejumlah orang mencoba menyelamatkan diri dari kobaran api yang sangat Dahsyat itu. Tetapi nasib rupanya tidak berpihak pada mereka ,ada angin kencang yang bahkan dapat membuat mereka terbang menuju ke arah api, melemparkannya bagaikan daun yang tak tentu arah,juga potongan-potongan kertas secara acak.
Lebih dari 35 ribu orang mengungsi di sebuah taman disamping sungai Sumida, karena mereka beranggapan bahwa api tidak akan mungkin mencapai daerah itu, karena tempat itu adalah sebuah lapangan terbuka,dimana tidak ada gedung atau apapun yang dapat terbakar, selain itu, tempat itu dekat dengan sungai,sehingga tidak mungkin api bisa membakar mereka. Sayangnya,sekali lagi dugaan mereka mengenai hal itu salah. Api yang dibantu angin yang kencang itu masih dapat menghanguskan tubuh mereka semua yang mengungsi di taman tersebut. Sehingga setelah api padam, yang terlihat hanyalah sebuah pemandangan mengenaskan yang terdiri dari mayat-mayat orang-orang yang terbakar hingga tewas,yang telah berkerumun demikian erat,sehingga semua dari mereka mati dalam keadaan berdiri.--> Korban jiwa terbanyak di suatu tempat terjadi ketika sekitar 30.000 penduduk kota Tokyo yang mengungsi di lapangan terbuka bekas gedung penyimpanan pakaian angkatan darat bersama-sama tewas dihanguskan badai api. Kebakaran baru berhasil dipadamkan 2 hari sesudahnya pada tanggal 3 September 1923 sekitar pukul 10 pagi karena pipa distribusi air pecah dan [[hidran]] tidak dapat digunakan.
 
Gedung Ryōunkaku di Asakusa, Tokyo yang pada saat itu merupakan bangunan pencakar langit berlantai 12 mengalami kerusakan berat sehingga nantinya harus diruntuhkan. Sebagian besar gedung-gedung pemerintah berikut markas besar polisi terbakar habis. Kandajinbo-cho yang merupakan daerah tempat berkumpulnya penerbit, toko buku, percetakan, akademi dan universitas, termasuk Perpustakaan [[Universitas Tokyo]] beserta bangunan lain yang menyimpan dokumen bernilai sejarah tinggi juga ikut terbakar.