Perencanaan agregat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tyagita (bicara | kontrib)
Tyagita (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
Kegunaan perencanaan agregat adalah untuk mencapai suatu rencana produksi, supaya mampu memanfaatkan sumber-sumber daya organisasi secara efektif untuk dapat memenuhi permintaan yang diharapkan. Perencanaan agregat juga digunakan untuk menspesifikasikan [[kombinasi]] yang optimal dari tingkat operasi produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja dan tingkat persediaan yang ada di tangan. Faktor tingkat produksi menunjukkan jumlah unit output yang lengkap dalam suatu unit waktu, sementara faktor tingkat tenaga kerja menunjukkan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk operasi [[produksi]], yang mana kedua faktor tersebut menjadi faktor pengali untuk memperoleh hasil produksi.{{Sfn|Assauri|2016|p=209-211}}
 
==Metode==
Perencanaan agregat dapat disusun dengan beberapa metode yang secara umum terbagi menjadi dua kategori, ''trail and error'' (informal) dan metode matematis. Peran metode informal pada kenyataannya lebih sering digunakan di lapangan ketimbang metode matematis. Metode sederhana yang digunakan oleh [[perusahaan]] pada umumnya untuk menyusun perencanaan agregat ialah ''cut and charting'' dan metode grafik. Kedua metode ini meliputi berbagai perhitungan biaya, yang didapat untuk berbagai alternatif perencanaan produksi. Langkah-langkah dalam menyusuun perencanaan agregat diantaranya adalah:{{Sfn|Assauri|2016|p=212}}
 
# Menentukan besarnya [[permintaan]] untuk setiap periode waktu,
# Menentukan besarnya kapasitas dalam waktu reguler, ''[[Lembur|overtime]]'' dan subkontrak, untuk setiap periode.
# Mengidentifikasikan kebijakan perusahaan yang jitu seperti perawatan, ''[[safety stock]]'' sebesar lima persen dari permintaan dan perawatan untuk kestabilan [[Tenaga kerja|tenaga kerja.]]
# Menentukan biaya per unit untuk waktu reguler, ''overtime'', subkontrak, inventori yang di tangan, ''[[Backorder|back-orders]]'', ''lay-offs'', dan biaya relevan lainnya.
# Mengembangkan rencana alternatif dan menghitung [[biaya]] untuk masing-masing, untuk seterusnya dapat dipilih satu yang tebaik bagi pemenuhan tujuan.
 
===''Chase strategy''===
Metode ini dilakukan dengan menyesuaikan tingkat ''output'' dengan ramalan permintaan untuk setiap periode, jumlah pekerja dan variasi produksi. Metode ini umumnya banyak digunakan oleh perusahaan jasa.{{Sfn|Hidayat|2019|p=104}} Keuntungan dalam penggunaan strategi ini memungkinkan persediaan disimpan ke tingkat serendah mungkin dan sebagian besar perusahaan yang menerapkan ''chase strategy'' dalam perencanaan agregat merupakan perusahaan yang menganut konsep produksi [[Just In Time]].<ref name=":0">{{Cite web|title=Aggregate Planning - strategy, organization, levels, system, examples, model, type, company, system|url=https://www.referenceforbusiness.com/management/A-Bud/Aggregate-Planning.html|website=www.referenceforbusiness.com|access-date=2022-01-08}}</ref>
 
===''Level strategy''===
Metode ini menyatakan bahwa tingkat [[produksi]] seragam sepanjang waktu, menggunakan persediaan atau waktu ''idle'' sebagai cadangan, dengan tingkat produksi stabil mengarah pada kualitas dan [[produktivitas]] yang lebih baik.{{Sfn|Hidayat|2019|p=104}} Untuk memenuhi perubahan permintaan [[pelanggan]], perusahaan harus menaikkan atau menurunkan tingkat persediaan untuk mengantisipasi kenaikan atau penurunan perkiraan tingkat permintaan. Perusahaan mempertahankan tingkat tenaga kerja dan tingkat ''output'' yang stabil ketika permintaan agak rendah. Hal ini memunginkan [[perusahaan]] untuk menetapkan tingkat persediaan yang lebih tinggi daripada yang dibutuhkan saat ini.<ref name=":0" />
 
==Strategi==
Baris 29 ⟶ 14:
===Variasi jumlah tenaga kerja===
strategi penambahan jumlah [[tenaga kerja]] dilakukan apabila terjadi permintaan tinggi. Sebaliknya, pada waktu permintaan rendah dilakukan pengurangan tenaga kerja. [[Biaya]] yang timbul mencakup biaya pengadaan tenaga kerja seperti [[iklan]], tes, [[wawancara]], dan [[pelatihan]] atau pemberian pesangon bagi tenaga kerja yang dikurangi. Strategi ini lebih disarankan untuk diterapkan apabila tenaga kerja yang disewa atau dikurangi memiliki keterampilan kerja yang rendah. Namun, pengurangan tenaga kerja yang terlalu sering dapat mempunyai pengaruh negatif yaitu menurunkan moral kerja karyawan yang mengakibatkan penurunan [[produktivitas]].{{Sfn|Nur|2017|p=108}}
 
==Metode==
Perencanaan agregat dapat disusun dengan beberapa metode yang secara umum terbagi menjadi dua kategori, ''trail and error'' (informal) dan metode matematis. Peran metode informal pada kenyataannya lebih sering digunakan di lapangan ketimbang metode matematis. Metode sederhana yang digunakan oleh [[perusahaan]] pada umumnya untuk menyusun perencanaan agregat ialah ''cut and charting'' dan metode grafik. Kedua metode ini meliputi berbagai perhitungan biaya, yang didapat untuk berbagai alternatif perencanaan produksi. Langkah-langkah dalam menyusuun perencanaan agregat diantaranya adalah:; menentukan besarnya [[permintaan]] untuk setiap periode waktu, kemudian menentukan besarnya kapasitas dalam waktu reguler, ''[[Lembur|overtime]]'' dan subkontrak, untuk setiap periode, mengidentifikasikan kebijakan perusahaan yang jitu seperti perawatan, ''[[safety stock]]'' sebesar lima persen dari permintaan dan perawatan untuk kestabilan [[tenaga kerja]], menentukan biaya per unit untuk waktu reguler, ''overtime'', subkontrak, inventori yang di tangan, ''[[Backorder|back-orders]]'', ''lay-offs'', dan biaya relevan lainnya dan mengembangkan rencana alternatif dan menghitung [[biaya]] untuk masing-masing, untuk seterusnya dapat dipilih satu yang tebaik bagi pemenuhan tujuan.{{Sfn|Assauri|2016|p=212}}
 
===''Chase strategy''===
Metode ini dilakukan dengan menyesuaikan tingkat ''output'' dengan ramalan permintaan untuk setiap periode, jumlah pekerja dan variasi produksi. Metode ini umumnya banyak digunakan oleh perusahaan jasa.{{Sfn|Hidayat|2019|p=104}} Keuntungan dalam penggunaan strategi ini memungkinkan persediaan disimpan ke tingkat serendah mungkin dan sebagian besar perusahaan yang menerapkan ''chase strategy'' dalam perencanaan agregat merupakan perusahaan yang menganut konsep produksi [[Just In Time]].<ref name=":0">{{Cite web|title=Aggregate Planning - strategy, organization, levels, system, examples, model, type, company, system|url=https://www.referenceforbusiness.com/management/A-Bud/Aggregate-Planning.html|website=www.referenceforbusiness.com|access-date=2022-01-08}}</ref>
 
===''Level strategy''===
Metode ini menyatakan bahwa tingkat [[produksi]] seragam sepanjang waktu, menggunakan persediaan atau waktu ''idle'' sebagai cadangan, dengan tingkat produksi stabil mengarah pada kualitas dan [[produktivitas]] yang lebih baik.{{Sfn|Hidayat|2019|p=104}} Untuk memenuhi perubahan permintaan [[pelanggan]], perusahaan harus menaikkan atau menurunkan tingkat persediaan untuk mengantisipasi kenaikan atau penurunan perkiraan tingkat permintaan. Perusahaan mempertahankan tingkat tenaga kerja dan tingkat ''output'' yang stabil ketika permintaan agak rendah. Hal ini memunginkan [[perusahaan]] untuk menetapkan tingkat persediaan yang lebih tinggi daripada yang dibutuhkan saat ini.<ref name=":0" />
 
=== ''Hybrid strategy'' ===
''Hybrid strategy'' atau kombinasi dalam perencanaan agregat merupakan kombinasi dari ''level strategy'' dan ''chase strategy''. Metode ini berusaha untuk menciptakan keseimbangan antara kapasitas (tingkat produksi), tenaga kerja, dan tingkat persediaan sambil menanggapi permintaan yang berubah-ubah. Metode kombinasi memungkinkan terwujudnya tujuan proyek dan kebijakan organisasi dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada ''level strategy'' atau ''chase strategy''. <ref>{{Cite web|title=The Definitive Guide to Aggregate Planning {{!}} Wrike|url=https://www.wrike.com/blog/definitive-guide-aggregate-planning/|website=www.wrike.com|language=en|access-date=2022-01-08}}</ref>
 
== Referensi ==
<references />