Jalur kereta api Muaro Kalaban–Muaro–Pekanbaru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nadziif (bicara | kontrib)
→‎Jalur terhubung: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Nugrah Gustama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 23:
| reopen=
}}
'''Jalur kereta api Muarakalaban–Muaro–Pekanbaru''' adalah jalur kereta api nonaktif antara [[Stasiun Muarakalaban|Muarakalaban]] sampai dengan [[Pekanbaru]] sepanjang 246 kilometer yang dibangun oleh dua pihak dan masa yang berbeda, [[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust]] pada masa [[Hindia-Belanda]] dan Rikuyu SokyokuSōkyoku (Jawatan陸輸總局、りくゆそうきょく、Urusan KeretaAngkutan Api pada masa pendudukan Jepang di Hindia BelandaDarat) pada masa [[PendudukanSejarah JepangNusantara di Indonesia(1942–1945)|pendudukanPendudukan Jepang]] dengan menggunakan tenaga ''[[Romusa|rōmusha]]'' (労務者、ろうむしゃ、buruh, pekerja, romusakuli) maupun tahanan [[Perang Dunia II|perang (''Prisoner of War'')]].
 
Sebagian dari jalur tersebut (hanya segmen Muarakalaban – Muaro), dioperasikan oleh [[Divisi Regional II Sumatra Barat|Wilayah Aset Divre II Sumatra Barat]]. Untuk segmen kelanjutannya masih dalam proses ''penggodokan'' untuk dibangun lagi sebagai bagian dari megaproyek jalur kereta api Trans-Sumatra.
Baris 33:
 
== Segmen Muaro–Pekanbaru ==
Jalan kereta api dari [[Muaro]] ke [[Pekanbaru]] di provinsi [[Riau]] dibangun pekerja paksa antara bulan September [[1943]] sampai dengan 15 Agustus [[1945]]. Jalur ini dikerjakan oleh ''[[romusha|rōmusha]]'' dan tawanan perang Belanda. Menurut laporan [[Palang Merah Internasional]], sekitar 80.000 dari 102.300 orang ''[[romusha|rōmusha]]'' yang didatangkan dari [[Jawa]] meninggal dan sekitar 700 orang [[tawanan perang]] [[Eropa]] meninggal.
 
=== Latar belakang ===
Baris 41:
Akhirnya rencana pembangunan jalur kereta api ini ditunda setelah mempertimbangkan bahwa eksploitasi jalur kereta api ke arah [[Pekanbaru]] yang sebagian besar hanya mengandalkan [[batu bara]] maka menurut perhitungan, biaya pembangunan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari eksploitasi. Selain itu, medan yang dilalui cukup berat dan banyaknya sarang nyamuk [[malaria]] yang dapat membuat biaya pembangunan membengkak.
 
Namun pada saat masa pendudukan [[Jepang]], jalur Muaro – Pakanbaru menjadi prioritas utama karena kebutuhan energi [[batu bara]] untuk [[Perang Dunia I|perang]] yang amat mendesak. Lebih dari itu, [[Jepang]] memiliki sumber daya manusia yang banyak dan murah, yaitu ''[[romusha|rōmusha]]'' dan [[tawanan perang]].
 
=== Konstruksi ===
Pada bulan [[Maret]]April [[1943]], rombongan ''[[romusha|rōmusha]]'' dari [[Pulau Jawa]] tiba di [[Pekanbaru]]. Mereka bertugas membangun emplasemen di Pekanbaru untuk mempermudah pembangunan jalur kereta api menuju pedalaman.<ref>{{Cite web|title=Sumatra Railroad {{!}} Create Your Own Contests at ShortStack.com|url=https://sumatra-railroad.shortstack.com/0RXcMp|website=sumatra-railroad.shortstack.com|language=en|access-date=}}</ref>
 
Jepang memimpin pembangunan rel kereta sejauh 220 km dari Pekanbaru sampai [[Selat Malaka]] menggunakan tenaga kerja paksa''[[romusha|rōmusha]]'' dan [[tahanan perang]]. Pembangunan ini dilakukan selama 15 bulan yang melalui pegunungan, rawa-rawa, dan sungai-sungai yang berarus deras.<ref>{{Citebook|title=Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 1|page=146|publisher=CV Angkasa|first1=Tim Telaga Bakti|last1=Nusantara|first2=Asosiasi Pakar|last2=Perkeretaapian|edition=Cet. 1|location=Bandung|year=1997}}</ref>
 
Sebanyak 6.500 tahanan perang Belanda (kebanyakan [[orang Indo|Indo-Eropa]]) dan Britania Raya ditambah lebih dari 100.000 ''[[romusha|rōmusha]]'' Indonesia (kebanyakan suku Jawa) dikerahkan oleh militer Jepang. Saat proyek ini rampung bulan Agustus 1945, hampir sepertiga tahanan perang Eropa dan lebih dari separuh kuli Indonesia telah meninggal dunia.<ref name="FF" />
 
Rel kereta ini bertujuan sebagai media pengangkutan batu bara dan tentara dari Pekanbaru ke rel kereta api lain di Muaro di barat pulau Sumatra. Pembangunan rel selesai pada 15 Agustus 1945. Rel ini hanya sekali digunakan untuk membawa tahanan perang keluar dari wilayah tersebut, lalu dibiarkan tertutup hutan.<ref name="FF" /><ref name="bbc">[http://news.bbc.co.uk/1/hi/uk/1492191.stm Memorial to Sumatra railway dead] 15 August 2001 BBC News</ref>
Baris 55 ⟶ 56:
Jepang juga mengambil kendaraan rel dan pegawai dari DSM. Ada 3 lokomotif DSM yang diambil. Dua di antaranya adalah lokomotif 1B1 buatan [[Hanomag]].
 
Pembangunan jalan rel dibangun secara asal-asalan karena masing-masing tentara Jepang dan ''[[romusha|rōmusha]]'' tidak mengerti bagaimana cara membangun jalan rel yang baik. Bantalan rel dibuat dari kayu apa saja yang ada di hutan, sehingga bantalan-bantalan tersebut pecah saat rel ditancapkan pada kayu tersebut.
 
Apabila jalan rel melintasi [[rawa]], rawa tersebut hanya diuruk ala kadarnya tanpa dipadatkan, sehingga tanah ini sangat rawan ambles apabila dilewati [[Kereta Api]].
Baris 70 ⟶ 71:
 
=== Kesaksian ===
[[Berkas:Sterk vermagerde man, vermoedelijk een krijgsgevangene uit kamp Pakan Baroe bij Pakanbaroe, KITLV 114471.tiff|jmpl|309x309px|Salah satu ''[[Romusha|rōmusha]]'' / tahanan perang yang berada di Kamp Pekanbaru.]]
George Duffy, satu dari 15 tentara Amerika Serikat sekaligus penyintas {{MS|American Leader}} yang tenggelam, menceritakan kehidupan dan kematian tahanan perang di [[Memory Archive]]; [[malaria]], [[disentri]], [[pelagra]], dan malagizi/[[beri-beri]] adalah penyakit utama yang diakibatkan oleh kerja berlebihan dan perlakuan tak layak. Katanya, "harapan hidup rata-rata 700 [[tahanan perang]] yang tewas dalam proyek ini adalah 37 tahun 3 bulan."<ref>{{cite web|url=http://www.memoryarchive.org/en/The_Death_Railway,_April_1945,_by_George_Duffy|title=The Death Railway, April 1945|author=Duffy, George|date=5 January 2006|work=[[MemoryArchive]]|archiveurl=https://web.archive.org/web/20080618213017/http://www.memoryarchive.org/en/The_Death_Railway,_April_1945,_by_George_Duffy|archivedate=18 June 2008|deadurl=yes|accessdate=2 January 2015}}</ref>
 
Baris 84 ⟶ 86:
#Potongan ketel lokomotif uap (kemungkinan B21) di Jl. Tanjung Karang No. 55, RT 02 RW 01, Kelurahan Pesisir, [[Lima Puluh, Pekanbaru|Kecamatan Lima Puluh]], [[Kota Pekanbaru]], yang tepatnya berada di belakang halaman rumah warga.<ref>https://www.youtube.com/watch?v=O9QM07QyLZw&pp=sAQA</ref>
#Dua belas batang rel setinggi 1 meter milik [[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust|SSS]] di depan Kantor Telkom, Jl. Hang Tuah, [[Kota Pekanbaru]].
#Makam Pahlawan kerja yang merupakan kompleks makam ''[[Romusa|romusharōmusha]]'' pembangunan jalur kereta api Pekanbaru – Muaro. Di dalam kompleks tersebut, terdapat sebuah lokomotif uap tipe [[Lokomotif C33|C33]] 22. Lokasinya berada di Jl. Kaharuddin Nasution, [[Bukit Raya, Pekanbaru|Kecamatan Bukit Raya]], [[Kota Pekanbaru]].
#Satu buah lokomotif uap tipe [[Lokomotif C54|C54]] milik [[Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij|SCS]] 200 di [[Lipat Kain, Kampar Kiri, Kampar|Desa Lipat Kain]], [[Kampar Kiri, Kampar|Kecamatan Kampar Kiri]], [[Kabupaten Kampar]], yang komponennya sebagian besar telah hilang.
# Batang rel milik [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij|NIS]] yang dijadikan pagar dan bantalan rel yang dijadikan jembatan di Pasar Lama Koto Baru, [[Koto Baru, Singingi Hilir, Kuantan Singingi|Desa Koto Baru]], [[Singingi Hilir, Kuantan Singingi|Kecamatan Singingi Hilir]], [[Kabupaten Kuantan Singingi]].