Cak Kartolo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Zaar Dinn (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Zaar Dinn (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 14:
 
== Karier ==
Setelah lulus dari Sekolah Rakyat pada 1958, Kartolo tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karena orang tuanya tidak mampu membiayai. Oleh karena itu, Kartolo pun belajar menabuh gambang dan melakukan tayuban. Pada usia 14 tahun, Kartolo bergabung ke dalam beberapa grup ludruk, yakni Margo Santoso, Garuda, serta Panca Tunggal.
Kartolo sudah aktif dalam dunia seni [[ludruk]] semenjak era tahun 1960-an. Ia mendirikan grup [[ludruk]] Kartolo CS. Ia meniti karier di beberapa grup Ludruk. Ia pernah bergabung dengan [[ludruk]] Dwikora milik Zeni Tempur V Lawang, Malang, dan [[ludruk]] Marinir Gajah Mada Surabaya. Selanjutnya ia mendirikan grup [[ludruk]] Kartolo CS. Sebelum membentuk lawak [[ludruk]], Kartolo bergabung dengan [[ludruk]] RRI Surabaya, bersama seniman ternama lainnya seperti Markuat, Kancil, dan Munali Fatah.
 
Pada tahun 1971. Kartolo bergabung ke dalam grup ludruk [[Radio Republik Indonesia Surabaya]]
Kartolo CS pada awalnya terdiri dari Kartolo, Basman, Sapari, Sokran, Munawar, dan Tini (istri Kartolo), tergabung dalam kesenian [[karawitan]] [[Sawunggaling]] [[Surabaya]]. Masing-masing pemain punya karakter yang unik dan khas, dan punya semacam 'tata-bahasa' sendiri. Misalnya Kartolo yang menjadi paling cerdas, sehingga sering diceritakan 'ngakali' pemain lain, Basman yang punya suara besar dan omongan nyerocos, dan Sapari yang sering nakal tapi malah jadi korban. Biasanya ludruk kartolo ini juga dilengkapi oleh bintang tamu seperti Marlena, cak Sidik, Blonthang, [[Markeso]] dan lain-lain.
 
Derap langkah Kartolo melestarikan [[ludruk]] diawali dengan melakukan kolaborasi dengan Karawitan Sawunggaling Surabaya pimpinan Nelwan’S Wongsokadi. Mereka masuk dapur rekaman untuk merekam kidungan parikan diselingi guyonan pada era 1980-an.
 
Dalam kurun waktu itu 95 volume berhasil direkam dan dilempar ke pasar. Di luar dugaan, sambutan masyarakat Jatim luar biasa. Album-album barunya senantiasa ditunggu penggemarnya.
 
Namun formasi emas ini tidak bertahan sampai sekarang. Yang tersisa adalah Kartolo, Tini dan Sapari. Basman, Sokran dan Munawar sudah meninggal dunia. Sampai sekarang Kartolo dan Sapari masih sering tampil di JTV (TV-nya Jawapos) di [[Surabaya]]. Meskipun sekarang jarang masuk dapur rekaman, Kartolo dan kawan-kawan masih sering mendapat panggilan naik pentas. Dalam satu bulan rata-rata lima kali naik pentas. “Ketika kondisi perekonomian normal, kami pentas bisa lebih sepuluh kali dalam satu bulan,” katanya.
 
Dalam pentas-pentas resmi, lawak [[ludruk]] ala Kartolo itu sering pentas bersama kesenian campursari, dangdut, bahkan menjadi bintang tamu pertunjukan wayang kulit.
 
Ia tak pernah melantunkan syair kidungan yang telah dikasetkan, agar penonton tidak bosan mendengarkan lawakannya. Ia pun selalu mencatat isi lawakan yang pernah ia sampaikan di pentas. Cara itu ia pilih untuk terus menggali isi lawakan baru.
 
Lingkup pentas pelaku seni ini pun tidak hanya terbatas di 38 kabupaten dan kota di Jatim. Ia juga menerima undangan naik pentas di Jakarta, Bontang, Batam, serta beberapa kota di Nusa Tenggara Barat.
== Filmografi ==
=== Film ===