H.B. Saanin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Ia mengenyam pendidikan di Sekolah Desa Lasi [[Ampek Angkek, Agam|Kecamatan IV Angkat]] [[Kabupaten Agam]], [[Hollandsch-Inlandsche School]] (HIS) daan [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]] (MULO) Bukittinggi. Setelah itu, ia masuk ke [[Nederlandsch-Indische Artsen School]] (NIAS) [[Surabaya|Soerabaia]]. Pada [[Masa Pendudukan Jepang]] sekolah ini ditutup dan ia bergabung menjadi mahasiswa Ika Daigaku Djakarta<ref>https://books.google.co.id/books?id=BpdxAAAAMAAJ&q=HASAN+BASRI+SAANIN+DT+.+TAN+PARIAMAN+Haji+,+Profesor+Dokter+Ahli+Penyakit+Jiwa+;+Painan+,+9-6-1917+.+Alamat+:+Jl+.+Makmur+11+,+Bandung+;+Telp+.+022-82321+.+Pendidikan+HIS+,+MULO+,+NIAS+/+Ika+Daigaku+.&dq=HASAN+BASRI+SAANIN+DT+.+TAN+PARIAMAN+Haji+,+Profesor+Dokter+Ahli+Penyakit+Jiwa+;+Painan+,+9-6-1917+.+Alamat+:+Jl+.+Makmur+11+,+Bandung+;+Telp+.+022-82321+.+Pendidikan+HIS+,+MULO+,+NIAS+/+Ika+Daigaku+.&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwju8dqxwcX0AhUYH7cAHf-UAVcQ6AF6BAgDEAM</ref> (bekas [[School tot Opleiding van Inlandsche Artsen]]), satu-satunya sekolah kedokteran pada masa Jepang. Setelah [[kemerdekaan Indonesia]], Ika Daigaku dinasionalisasi menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran, Balai Perguruan Tinggi Djakarta (cikal bakal [[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia]]) dan ia meraih gelar dokter pada 27 November 1945.<ref name="sampulbuku">https://www.aksiku.com/2016/07/psikiater-dan-pengadilan-psikiatri.html</ref>
 
Semula ia bercita-cita menjadi ahli hukum, tetapi kelak ia menjadi psikiater.<ref name="denny">{{Cite book|last=Thong|first=Denny|date=2011|url=https://books.google.co.id/books?id=yZNnDwAAQBAJ&pg=PA257&lpg=PA257&dq=hasan+basri+saanin+1917&source=bl&ots=ymGaHrEN3I&sig=ACfU3U0U3DRv3TdwmKcPdaGGjDITPHObkQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi3-9H508X0AhW_SWwGHaqGDgUQ6AF6BAgREAI#v=onepage&q=hasan%20basri%20saanin%201917&f=false|title=Memanusiakan Manusia: Menata Jiwa, Membangun Bangsa|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-7241-3|pages=257–258|url-status=live}}</ref> Ia sempat mengambil kuliah Tk C II Fakultas Hukum, Balai Pengajaran Tinggi Jakarta pada 1948.<ref name=sampulbuku/>
 
== Karier ==
Pada 1 Desember 1945, dr. Hasan Basri memulai karier dengan bekerja di [[Lembaga Eijkman|Laboratorium Eijkman]] Jakarta. Ia sempat mengambil kuliah Tk C II Fakultas Hukum, Balai Pengajaran Tinggi Jakarta pada 1948.<ref name=sampulbuku/>
 
Hasan Basri selanjutnya lama berkarier di rumah sakit. Karena [[Agresi Militer Belanda I]], pada 21 Januari 1947 pasien Koloni Orang Sakit Djiwa (KOSD) Ulu Gadut Padang diungsikan dan bergabung ke RSU Sawahlunto yang ia pimpin dan menjadi Rumah Perawatan Sakit Djiwa (RPSD) Sawahlunto.<ref name=rsj/><ref name="denny"/> Pada 4 Februari 1948 ia juga bekerja di Tugas Transfusi Darah [[Palang Merah Indonesia]] (PMI) Sumatra Barat. Tahun 1948–1949 ia juga menjabat Kepala [[Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Mochtar|Rumah Sakit Umum (RSU) Bukittinggi]]. Dari 1949 hingga 1957, ia bertugas sebagai Kepala RSU Sawahlunto, dokter di [[Kabupaten Sijunjung|Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung]], Kepala Rumah Sakit Jiwa Sawahlunto dan Ulu Gadut Padang, Kepala Sekolah Jururawat Sawahlunto, dan Dokter [[Tambang Batu Bara Ombilin]] Sawahlunto. Pada 1954, Hasan Basri memimpin pembangunan ulang dan pemugaran bangunan rumah sakit yang rusak dan pemindahan kembali pasien ke Padang.<ref name=rsj/><ref name="sampulbuku" />
 
Pada 1957, Hasan Basri menjabat Pengawas Kepala Jawatan Kesehatan Provinsi [[Sumatera Tengah]] di Padang.<ref name=tempo/><ref name=sampulbuku/> Pada 1959 hingga 1961, ia dimutasi sebagai Dokter di Rumah Sakit Umum Rancabadak [[Bandung]] (kini [[Rumah Sakit Hasan Sadikin|Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin]]). Sejak 1961 hingga 1981, ia diangkat sebagai Direktur RSJ Bandung dan Cimahi (Cisarua) serta Kepala Bagian Penyakit Jiwa Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung.<ref name=sampulbuku/> Ia memimpin rumah sakit selama total 28 tahun.<ref name=denny/>