Penalaran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Spuspita (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Spuspita (bicara | kontrib)
Baris 44:
 
=== Metode penalaran abduktif ===
Penalaran abduktif juga disebut retroduksi adalah bentuk inferensi logis yang dirumuskan dan dikembangkan oleh filsuf Amerika bernama Charles Sanders Peirce yang dimulai pada sepertiga terakhir abad-19. Penalaran abduktif diartikan dengan kesimpulan untuk penjelasan.<ref>{{cite book|last=Sober|first=Elliott|date=2004|url=https://bunker2.zlibcdn.com/dtoken/b87e62cb374ba60082a56fb6718b73de|title=Core Questions in Philosoph: A Text with Readings (Fourth Edition)|place=[[New Jersey]]|publisher=Prentice Hall|isbn=0131898698|pages=24|language=en-EN|coauthors=}}</ref> Abduktif berbeda dari induksi yang hasil pengamatan dari eksperimen dapat dan atau akan terjadi di mana saja. Penalaran ini dimulai dengan pengamatan atau serangkaian pengamatan dan kemudian mencari kesimpulan yang paling sederhana dan paling mungkin dari pengamatan.<ref>{{Cite web|last=Widiawati|first=Ana|date=2021|title=Pengertian Kesimpulan : Metode Cara Membuat dan Contoh|url=https://penerbitbukudeepublish.com/pengertian-kesimpulan/|website=penerbitbukudeepublish.com|language=id-ID|access-date=2021-12-03}}</ref> Proses penalaran abduktif tidak seperti penalaran deduktif yang mana menghasilkan kesimpulan yang masuk akal tetapi tidak memverifikasinya secara positif. Kesimpulan abduktif tidak harus memiliki ketentuan yang pernyataan tidak mengandung ketidakpastian atau keraguan seperti "terbaik tersedia" atau "paling mungkin". Misalnya, dalam contoh serangan jantung dan atlet angkat besi, H2 hanya mengatakan bahwa H1 salah. Maka, H2 paling mungkin mengatakan hal seperti ini.<ref>{{cite book|last=Sober|first=Elliott|date=2004|url=https://bunker2.zlibcdn.com/dtoken/b87e62cb374ba60082a56fb6718b73de|title=Core Questions in Philosoph: A Text with Readings (Fourth Edition)|place=[[New Jersey]]|publisher=Prentice Hall|isbn=0131898698|pages=31|language=en-EN|coauthors=}}</ref>
 
== Silogisme ==
Baris 50:
 
Silogisme juga diartik sebagai bagian dari deduktif, namun tidak pada setiap dua keputusan lalu dibuat silogisme dikarenakan diperlukan beberapa ketentuan yang harus dipatuhi. Silogisme bertujuan untuk membantu manusia dalam berpikir dengan cepat serta efisien. Silogisme dibagi menjadi dua macam yakni Silogisme Kategoris dan Silogisme Hipotetis.<ref name=":4" /><ref>{{Cite web|date=2020|title=Mengenal Apa Itu Silogisme dan Contohnya|url=https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-apa-itu-silogisme-dan-contohnya-1umOwpmbTfS/1|website=kumparan.com|language=id-ID|access-date=2021-12-03}}</ref>
 
== Manusia dalam mengembangkan pengetahuan ==
Manusia dapat mengembangkan pengetahuannya dikarenakan oleh dua faktor utama yakni selain memiliki kemampuan penalaran juga karena memiliki bahasa.<ref name=":5">{{Cite web|last=Nurlaila|first=|title=Konsep Dasar Berpikir sebagai Pengantar ke Arah Berpikir Ilmiah untuk Memerangi Kesesatan Logika|url=https://warstek.com/konsep-dasar-berpikir/|website=warstek.com|language=id-ID|access-date=2021-12-03}}</ref> Kemampuan menalar dapat diartikan bahwa manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cepat. Kemampuan bahasa dapat dartikan bahwa deengan memakai bahasa, manusia dapat saling berkomunikasi, bertukar informasi serta jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi yang diberikan tersebut.<ref name=":6">{{cite journal|last=Kurniawan|first=Khaerudin|date=2015|title=Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Pengembangan Penalaran Suatu Tinjauan Filosofis|url=https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPFT/article/download/427/406|journal=Jurnal Cakrawala Pendidikan|volume=1996|issue=1|pages=87-88|doi=10.21831/cp.v1i1.9205|id=|accessdate=2021-12-03}}</ref>
 
Kedua hal itu memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya akan tetapi tidak semua pengetahuan manusia berasal dari proses penalaran,<ref name=":5" /> karena berpikir pun tidak semua didasarkan nalar karena manusia bukan semata-mata makhluk yang berpikir, selain itu, manusia juga dapat merasa, mengindra.<ref name=":6" />
 
== Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran ==