Marco Polo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 53:
Nyaris tidak ada informasi apa-apa tentang masa lalu Marco sebelum berumur lima belas tahun, selain dari dugaan bahwa mungkin sekali sebagian besar masa kanak-kanaknya dilewatkan di Venesia.{{sfn|Bergreen|2007|p=36}}{{sfn|Puljiz-Šostik|2015|p=24}}<ref name="Rugoff"/> Saat itu ibunya sudah wafat, dan yang mengasuhnya adalah bibi dan pamannya.<ref name="WB"/> Marco mendapatkan didikan yang baik. Ia diajari berbagai pengetahuan di bidang usaha dagang kulakan, antara lain pengetahuan seputar mata uang asing, penentuan harga barang, dan penanganan kapal-kapal angkutan barang.<ref name="WB"/> Ia juga belajar [[bahasa Latin]] sedikit-sedikit atau mungkin tidak sama sekali.<ref name="Britannica571"/> Kemudian hari, ayahnya kawin lagi dengan Floradise Trevisan.<ref name="Poljica"/>
 
Pada tahun 1269, Niccolò dan Maffeo pulang menengok keluarga mereka di Venesia, dan untuk pertama kalinya berjumpa dengan Marco.{{sfn|Bergreen|2007|p=36}} Pada tahun 1271, masa pemerintahan [[Doge]] [[Lorenzo Tiepolo]], Marco Polo (saat itu berumur 17 tahun) ikut ayah dan pamannya berangkat ke Asia, menempuh berbagaipetualangan macamdemi petualangan yang kemudian hari ia riwayatkan di dalam bukunya.{{sfn|Bergreen|2007|p=37}}
 
Mula-mula mereka berlayar ke bandar [[Akko, Israel|Akko]], singgah beberapa bulan lamanya, kemudian menempuh jalan darat dengan menunggang unta menuju bandar [[Hormuz, Iran|Hormuz]] di Persia. Sewaktu berada di Akko, mereka berkesempatan bertatap muka dengan Diakon Agung Akko, [[Paus Gregorius X|Tedaldo Visconti dari Piacenza]]. Kepada diakon agung, mereka mengungkapkan keprihatinan mereka atas kekosongan takhta kepausan yang sudah berlangsung lama, karena dalam perjalanan pertama mereka ke Tiongkok, Niccolò dan Maffeo menerima nawala dari Kubilai Khan yang harus disampaikan kepada Sri Paus, dan oleh karena itu perjalanan mereka ke Tiongkok kali ini dibebani rasa kecewa. Untung saja dalam perjalanan ke bandar Hormuz tiba kabar bahwa sidang [[Konklaf]] akhirnya berhasil memilih paus baru sesudah 33 bulan lamanya terjadi kekosongan takhta, dan kebetulan sekali paus yang baru terpilih adalah Diakon Agung Akko yang belum lama mereka jumpai. Ketiganya bergegas kembali ke Tanah Suci, dan menerima surat-surat dari Sri Paus yang baru untuk diserahkan kepada "Khan Agung", berisi undangan kepada Kubilai Khan untuk mengutus duta-duta ke Roma. Selain itu, Sri Paus juga memberangkatkan dua orang padri [[Dominikan]] selaku utusannya ke Tiongkok bersama mereka, yakni Guglielmo dari Tripoli dan Nicola dari Piacenza.<ref>{{Cite web|url=http://www.treccani.it//enciclopedia/beato-gregorio-x_(Enciclopedia-dei-Papi)|title=GREGORIO X, beato in "Enciclopedia dei Papi"|website=www.treccani.it}}</ref>