Berita bohong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Empat Tilda (bicara | kontrib)
→‎Beberapa kasus: menambahkan referensi nomor 12
Empat Tilda (bicara | kontrib)
→‎Sejarah: menambah referensi Pemetaan Hoax di Indonesia
Baris 13:
Meski baru mengambil peran utama dalam panggung diskusi publik Indonesia di beberapa dekade terakhir ini, hoaks sebetulnya punya akar sejarah yang panjang.
 
Terdapat 2 versi terkait dengan sejarah hoaks. Pertama yang dicatat pada [[1661]]. Kasus tersebut adalah soal ''[[Drummer of Tedworth]]'', yang berkisah soal [[John Mompesson]] -seorang tuan tanah- yang dihantui oleh suara-suara drum setiap malam di rumahnya. Ia mendapat nasib tersebut setelah ia menuntut William Drury - seorang drummer band gipsy- dan berhasil memenangkan perkara. Mompesson menuduh Drury melakukan guna-guna terhadap rumahnya karena dendam akibat kekalahannya di pengadilan. Singkat cerita, seorang penulis bernama [[Granville Stanley Hall|Glanvill]] mendengar kisah tersebut. Ia mendatangi rumah tersebut dan mengaku mendengar suara-suara yang sama. Ia kemudian menceritakannya ke dalam tiga buku cerita yang diakunya berasal dari kisah nyata. Kehebohan dan keseraman ''[[local horror story]]'' tersebut berhasil menaikkan penjualan buku Glancill. Namun, pada buku ketiga Glanvill mengakui bahwa suara-suara tersebut hanyalah trik dan apa yang ceritakan adalah bohong belaka.<ref name=":1" />
 
Ada juga kisah soal Benjamin Franklin yang pada tahun 1745 lewat harian Pennsylvania Gazette mengungkap adanya sebuah benda bernama “Batu China” yang dapat mengobati rabies, kanker, dan penyakit-penyakit lainnya. Sayangnya, nama Benjamin Franklin saat itu membuat standar verifikasi kedokteran tidak dilakukan sebagaimana standar semestinya.Meski begitu, ternyata batu yang dimaksud hanyalah terbuat dari tanduk rusa biasa yang tak memiliki fungsi medis apapun. Hal tersebut diketahui oleh salah seorang pembaca harian [[Pennsylvania Gazette]] yang membuktikan tulisan [[Benjamin Franklin]] tersebut. Hoaks-hoaks senada beberapa kali terjadi sampai adanya Badan Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat pada awal abad 20.<ref name=":1" />
 
Meskipun demikian, kata hoaks sendiri baru mulai digunakan sekitar tahun 1808. Kata tersebut dipercaya datang dari ''hocus'' yang berarti untuk mengelabui. Kata-kata ''hocus'' sendiri merupakan penyingkatan dari ''[[hocus pocus]]'', semacam mantra yang kerap digunakan dalam pertunjukan sulap saat akan terjadi sebuah ''[[Punchline (film)|punch line]]'' dalam pertunjukan mereka di panggung.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://kumparan.com/@kumparantech/sejarah-hoaks-dan-andilnya-dari-masa-ke-masa|title=Sejarah Hoaks dan Andilnya dari Masa ke Masa|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2018-10-07}}</ref>
Baris 21:
Kedua, catatan historis "[[Great Moon Hoax]] ”tahun [[1835]], di mana [[The New York Sun|New York Sun]] menerbitkan serangkaian artikel tentang penemuan kehidupan di bulan. Contoh yang lebih baru adalah [[2006]] “[[Flemish Secession Hoax]]", di mana stasiun televisi publik [[Belgia]] melaporkan bahwa Parlemen Flemish telah mendeklarasikan kemerdekaan dari Belgia, sebuah laporan bahwa yang membuat sejumlah besar penonton menjadi salah paham.<ref name=":0" />
 
Hingga kini, eksistensi hoaks terus meningkat. Dari kabar palsu seperti entitas raksasa seperti [[Loch Ness]], [[tembok China]] yang terlihat dari luar angkasa, hingga ribuan hoaks yang bertebaran di pemilihan umum [[presiden Amerika Serikat]] pada tahun [[2016]]. Semua hoaks tersebut punya tujuan masing-masing, dari sesederhana publisitas diri hingga tujuan yang amat genting seperti politik praktis sebuah negara adidaya.<ref name=":1" />
 
Kemunculan internet semakin memperparah sirkulasi hoaks di dunia. Sama seperti [[meme]], keberadaannya sangat mudah menyebar lewat media-media sosial. Apalagi biasanya konten hoaks memiliki isu yang tengah ramai di masyarakat dan menghebohkan, yang membuatnya sangat mudah memancing orang membagikannya.<ref name=":1" />
 
[[Daftar Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia|Menteri Komunikasi dan Informatika]] pernah mengungkapkan bahwa hoaks dan media sosial seperti ''[[vicious circle]]'', atau lingkaran setan. Dari situ langkah pencegahan mulai gencar dilakukan. Termasuk oleh [[Facebook]] dan [[Twitter]] sebagai pemilik platform yang membuat tim khusus untuk meminimalisasi keberadaannya. Ditambah lagi dengan kemunculan media abal-abal yang sama sekali tak menerapkan standar jurnalisme. Peran media profesional yang seharusnya membawa kecerahan dalam sebuah persoalan yang simpang siur di masyarakat semakin lama semakin tergerus<ref name=":1" />
Baris 31:
 
=== Satire atau Parodi ===
[[Satire]] atau [[parodi]], dibuat dengan tidak berniat untuk merugikan, tetapi berpotensi untuk mengelabui. Satire tidak termasuk konten yang membahayakan. Akan tetapi, sebagian masyarakat masih banyak yang menanggapi informasi dalam konten tersebut sebagai sesuatu yang serius dan menganggapnya sebagai kebenaran.<ref name=":2" />
 
=== Konten menyesatkan ===
Konten yang menyesatkan atau ''misleading content'', di dalamnya biasanya ada penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu. ''Misleading content'' dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.<ref name=":2">{{Cite web|url=https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/4KZ6rAqK-mengenal-7-jenis-hoaks|title=Mengenal Tujuh Jenis Hoaks|website=medcom.id|language=id|access-date=2020-05-09}}</ref>
 
=== Konten tiruan ===
Konten tiruan atau ''Imposter content'' adalah ketika sebuah sumber asli ditiru atau diubah untuk mengaburkan fakta sebenarnya. Konten palsu ini juga bisa berbentuk konten tiruan dengan cara mendompleng ketenaran suatu pihak atau lembaga.<ref name=":2" />
 
=== Konten Palsu ===
Konten palsu berupa konten baru yang 100% salah dan secara sengaja dibuat, didesain untuk menipu serta merugikan.<ref name=":2" />
 
=== Keterkaitan yang Salah ===
Keterkaitan yang Salah, atau ''False connection'' Ini adalah ketika judul, gambar, atau keterangan tidak mendukung konten atau tidak terikat antara satu dengan yang lainnya. Ciri paling gamblang dalam mengamati konten jenis ini adalah ditemukannya judul yang berbeda dengan isi berita. Konten jenis ini biasanya diunggah demi memperoleh keuntungan berupa profit atau publikasi berlebih dari konten sensasional.<ref name=":2" />
 
=== Konten yang Salah ===
Konten yang Salah atau ''False context'', ketika konten yang asli dipadankan atau dikait-kaitkan dengan konteks informasi yang salah.<ref name=":2" />
 
=== Konten yang Dimanipulasi ===
Konten yang Dimanipulasi atau ''Manipulated content'' ketika informasi atau gambar yang asli sengaja dimanipulasi untuk menipu.<ref>{{Cite web|url=https://firstdraftnews.org/fake-news-complicated/|title=Fake news. It's complicated.|website=firstdraftnews.org|language=en-US|access-date=2018-11-09}}</ref> Secara sederhana, konten jenis ini dibentuk dengan cara mengedit konten yang sudah ada dengan tujuan untuk mengecoh publik.
 
== Jenis konten<ref>{{Cite book|last=Hidayah|first=Nuril|last2=Suryani|first2=Cahyani|last3=Dewi Wasdiana|first3=Mizati|date=2018-09-30|url=https://www.mafindo.or.id/wp-content/uploads/2020/06/Final_Media-Release_Mapping-Hoaks-Juli-September-2018-1.pdf|title=Pemetaan Hoaks Di Indonesia|publisher=Mafindo|pages=4|url-status=live}}</ref> ==
== Jenis konten ==
* [[Agama]], konten yang memuat segala hal yang berkaitan dengan ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan yang maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
* [[Politik]], konten yang memuat segala hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan negara, pembagian kekuasaan, berupa kebijakan atau cara-cara mempertahankan kekuasaan.
Baris 64:
* [[Lain-lain]], konten lain yang tidak termasuk dalam kesepuluh kategori tersebut.
 
== Alat<ref>{{Cite book|last=Hidayah|first=Nuril|last2=Suryani|first2=Cahya|last3=Mizati Dewi|first3=Wasdiana|date=2018-09-30|url=https://www.mafindo.or.id/wp-content/uploads/2020/06/Final_Media-Release_Mapping-Hoaks-Juli-September-2018-1.pdf|title=Pemetaan Hoax Di Indonesia|publisher=Mafindo|pages=5|url-status=live}}</ref> ==
== Alat ==
* [[Narasi]], biasanya digunakan untuk menggambarkan runtutan peristiwa seperti seolah-olah benar adanya. Narasi yang dibangun lebih kepada hal-hal yang bersifat membesar-besarkan, membanding-bandingkan, melebih-lebihkan hingga memprovokasi.
* Gambar atau [[foto]], biasanya digunakan untuk menambah keyakinan pada pembaca akan berita bohong yang dibuat. Biasanya gambar atau foto yang digunakan tidak ada keterkaitan dengan peristiwa yang terjadi atau telah di edit sedemikian rupa.