Tuttul: Perbedaan antara revisi

Tuttul menjadi pusat keagamaan penting pada akhir milenium ke-III SM dan awal abad ke-II,<ref>{{citation |title=The archaeology of Syria. From complex hunter-gatherers to early urban societies (ca. 16,000–300 BC) |last1=Akkermans |first1=Peter M. M. G. |last2=Schwartz |first2=Glenn M.|year=2003 |publisher=Cambridge University Press |location=Cambridge |isbn=0-521-79666-0 |pages=255–256}}</ref>, dengan adanya kuil agung dewa [[Dagon]], salah satu dewa utama Suriah kuno yang berbagai karakteristik dengan kota [[Terqa]], yang terletak lebih jauh di bawah Efrat. Ketika dia mengambil alih daerah sekitarnya, [[Sargon dari Akkadia]] (2334-2279 SM) pergi ke Tuttul agar dominasinya diakui oleh dewa, demikian juga cucunya [[Naram-Sin dari Akkadia|Naram-Sin]], menempatkan salah satu putranya ke jabatan gubernur kota. Tuttul dan penyembahan dewa agungnya terkenal pada paruh pertama abad ke-XVIII SM berkat arsip yang ditemukan di [[Mari, Suriah|Mari]],<ref>{{citation |last1=Astour |first1=M.C. |editor1-first=C.H. |editor1-last=Gordon |editor2-first=G.A. |editor2-last=Rendsburg |title=Eblaitica: Essays on the Ebla archives and Eblaite language |year=2002 |publisher=Eisenbrauns |location=Winona Lake |isbn=978-1-57506-060-6 |pages=57–195 |chapter=A reconstruction of the history of Ebla (Part 2) }}</ref>, yang raja-rajanya kemudian menguasai kota yang merupakan ibu kota suatu provinsi.