Lapau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
||
Baris 26:
Sebagai tempat diskusi, lapau menjadi arena demokratis yang mempertemukan orang-orang dari berbagai latar belakang, status sosial, dan sudut pandang.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=sXCCCgAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA52&dq=%22lapau%22&hl=id|title=Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|language=id}}</ref> Lapau juga menjadi tempat seseorang mengasah keterampilan berdialog, berdebat, hingga berdiplomasi.<ref>Agustina dan Yasnur Asri. http://repository.unp.ac.id/16441/1/D-5.%205%20%20LOCAL%20WISDOM....pdf</ref> Diskusi di lapau dapat mengarah ke [[Sarkasme|sindir-menyindir]] hingga olok-olok.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|date=2021-06-14|title=Berpikirlah Seperti Orang Minang|url=https://www.hantaran.co/berpikirlah-seperti-orang-minang/|website=hantaran|language=id-ID|author=[[Muhaimin Iskandar]]|access-date=2021-11-06}}</ref>
Kehebatan dan
Budayawan [[A.A. Navis]] menyebut lapau sebagai ''balai rendah'', berbeda dengan [[Balairung|balai adat]] tempat [[Ninik Mamak|ninik-mamak]] dan pemuka masyarakat bermusyawarah.<ref>{{Cite book|last=[[A.A. Navis]]|first=|date=1984|url=https://books.google.com/books?id=x6AiAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=a.a.+navis+%22lapau%22&q=a.a.+navis+%22lapau%22&hl=id|title=Alam terkembang jadi guru: adat dan kebudayaan Minangkabau|publisher=Grafiti Pers|language=id|url-status=live}}</ref> Namun, [[Hamka|Buya Hamka]] dalam bukunya ''Islam dan Adat Minangkabau'' mengkritik orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan duduk di lapau.<ref>{{Cite book|last=[[Hamka]]|date=1984|url=https://books.google.co.id/books?id=ZSsaAQAAMAAJ&q=%22sekarang+sudah+habis+masanya+duduk+%22&dq=%22sekarang+sudah+habis+masanya+duduk+%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiwr86MyJrqAhXUXSsKHVBnCn8Q6AEwAHoECAAQAg|title=Islam dan adat Minangkabau|publisher=Pustaka Panjimas|language=ms}}</ref>
|