Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AWG97 (bicara | kontrib)
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 2 books for Wikipedia:Pemastian (20211109)) #IABot (v2.0.8.2) (GreenC bot
Baris 33:
[[Berkas:Folio 29r - The Ark of God Carried into the Temple.jpg|jmpl|ka|[[Tabut Perjanjian]] dibawa ke dalam [[Bait Allah (Yerusalem)|Bait Allah]].|lurus]]
 
Karena karakteristik transenden dan identitas Allah dideskripsikan dalam [[Kitab Suci Katolik|Kitab Suci]] sebagai "unik",<ref>{{KGK|212|long=yes}}</ref> ajaran [[Gereja Katolik]] mengharamkan takhayul serta sikap tak beragama dan menjelaskan bahwa perintah ini dilanggar dengan memiliki citra atau gambar apa saja (misalnya patung dan lukisan) yang dianggap sebagai sumber kuasa ilahi maupun mengilahikan apa saja yang bukan Allah. Dalam hal [[venerasi]] atau penghormatan gambar-gambar suci, menurut pendapat Gereja, "penghormatan yang diberikan kepada gambar-gambar suci adalah suatu 'penghormatan yang khidmat', bukan penyembahan, karena penyembahan hanya dapat diberikan kepada Allah".<ref name="Kreeft209">{{en}} {{cite book|title=Catholic Christianity|url=https://archive.org/details/catholicchristia00kree|last=Kreeft|first=Peter|authorlink=Peter Kreeft|year=2001|publisher=Ignatius Press|isbn=0-89870-798-6|page=[https://archive.org/details/catholicchristia00kree/page/209 209]}}</ref><ref name="Cat2132">{{KGK|2132|long=yes}}</ref> Santo [[Basilius Agung]] mengatakan bahwa "penghormatan yang diberikan kepada sebuah gambar diteruskan kepada acuan aslinya", dan [[Konsili Nicea II]] menetapkan bahwa penghormatan pada [[Ikon (Kristen Timur)|ikon]] ataupun patung tidak melanggar perintah ini serta menyatakan bahwa "siapapun yang menghormati gambar menghormati orang yang digambarkannya."<ref name="schreck305">{{en}} {{cite book|title=The Essential Catholic Catechism|url=https://archive.org/details/essentialcatholi0000schr|last=Schreck|first= Alan|year=1999|publisher=Servant Publications|isbn=1-56955-128-6|page=[https://archive.org/details/essentialcatholi0000schr/page/305 305]}}</ref>{{refn|Gereja Katolik meyakini bahwa hal ini secara berkelanjutan dipandu oleh [[Roh Kudus]] dan dengan demikian [[Infalibilitas Gereja|dilindungi dari kemungkinan terjadinya kesalahan doktrinal]].<ref name="Schreck16">{{en}} {{cite book|title=The Essential Catholic Catechism|url=https://archive.org/details/essentialcatholi0000schr|last=Schreck|first= Alan|year=1999|publisher=Servant Publications|isbn=1-56955-128-6|page=[https://archive.org/details/essentialcatholi0000schr/page/16 16]}}</ref> Otoritas doktrinal tertinggi dalam Gereja terletak pada keputusan-keputusan dari [[konsili ekumenis]] yang dipimpin oleh [[paus (Katolik Roma)|paus]].<ref name="schreck305"/>|group=note}} ''[[Katekismus Gereja Katolik]]'' (KGK), dengan menggunakan [[Libri Carolini|argumen yang sangat tradisional]], menyebutkan bahwa Allah memberi izin penggunaan gambar yang melambangkan [[keselamatan (agama)|keselamatan]] Kristen melalui instruksi pembuatan simbol-simbol seperti [[Nehushtan|ular tembaga]], dan [[kerubim]] pada [[Tabut Perjanjian]]. [[Peter Kreeft]] menjelaskan hal ini menggunakan pernyataan dalam KGK bahwa "dengan [[Inkarnasi (Kekristenan)|menjelma menjadi manusia]], Putra Allah memperkenalkan suatu 'ekonomi' gambar yang baru".<ref name="Kreeft209"/><ref name="Cat2132"/>
 
"Manusia melakukan penyembahan berhala setiap kali ia menghormati dan memuja suatu makhluk ciptaan sebagai pengganti Allah, apakah itu dewata atau setan-setan (umpamanya satanisme), kuasa, kenikmatan, ras, leluhur, negara, uang, dll." Gereja Katolik mengajarkan bahwa penyembahan atau pemujaan berhala bukan hanya sebatas memuja citra-citra allah lain. "Penyembahan berhala memungkiri Ketuhanan Allah yang unik; oleh karena itu mengeluarkan orang dari persekutuan dengan Allah."<ref name="ReferenceA">{{KGK|2113|long=yes}}</ref> KGK memuji mereka yang menolak, sekalipun dalam konteks budaya, pemujaan semacam itu<ref name="ReferenceA"/> dan menyatakan bahwa "kewajiban untuk memberikan kepada Allah ibadah yang autentik berkaitan dengan manusia sebagai makhluk individual maupun sebagai makhluk sosial."<ref>{{KGK|2136|long=yes}}</ref>