Pelacuran di Korea Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
 
Dari tahun 1960-an sampai sekarang prostitusi di kota-kota kamp AS telah ada di luar pangkalan militer AS (misalnya di luar Camp Casey dan Camp Stanley). Ini adalah hasil negosiasi antara pemerintah Korea Selatan dan militer AS mengenai prostitusi militer AS di kota-kota kamp di sekitar pangkalan militer AS. Pemerintah mendaftarkan seorang pelacur yang disebut ''Western princess'' dan mengharuskan mereka untuk membawa sertifikat medis. Polisi militer AS menyediakan keamanan di tempat-tempat pelacuran di kota kamp AS ini, dan menahan para pelacur yang dianggap sakit, untuk mencegah epidemi [[penyakit menular seksual]]. Keterlibatan pemerintah di masa lalu ini sebagian dimotivasi oleh ketakutan bahwa militer Amerika, yang melindungi [[Korea Selatan]] dari [[Korea Utara]], akan pergi meninggalkan korea selatan.<ref name=":7"/><ref name=":8"/> Meskipun pejabat AS secara terbuka mengutuk prostitusi, namun mereka dianggap tidak berbuat banyak untuk mencegahnya, dan beberapa penduduk setempat menyatakan bahwa otoritas Angkatan Darat AS lebih suka memiliki layanan seks komersial yang tersedia untuk tentara.<ref name=":9"/>
 
=== 2000-an ===
Pada tahun 2003, [[Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga|Kementerian Kesetaraan Gender Korea Selatan]] mengumumkan bahwa 260.000 wanita atau 1 dari 25 wanita muda Korea, mungkin terlibat dalam industri seks. Namun, Institut Pengembangan Wanita Korea menunjukkan bahwa 514.000 hingga 1,2 juta wanita Korea bekerja di industri prostitusi.<ref name=":10"/> Selain itu, laporan serupa yang ditulis oleh Institut Kriminologi Korea mencatat bahwa 20% pria berusia 20-an membayar untuk layanan seks setidaknya empat kali sebulan,<ref name=":11"/> dengan 358.000 pria mengunjungi pelacuran setiap hari.<ref name=":12"/>
 
Pada tahun 2004, [[pemerintah Korea Selatan]] mengeluarkan undang-undang anti-prostitusi (Undang-Undang Khusus tentang Perdagangan Seks 2004) yang melarang pembelian dan penjualan jasa atau kegiatan seks dan menutup rumah bordil.<ref name=":13"/> Tak lama kemudian, lebih dari 2.500 pekerja seks berdemonstrasi di jalan-jalan menuntut penghapusan undang-undang tersebut, karena mereka yakin undang-undang tersebut mengancam mata pencaharian mereka.<ref name=":14"/> Pada tahun 2006, Kementerian Kesetaraan Gender, dalam upaya untuk mengatasi masalah tuntutan pelacur, mereka menawarkan uang tunai kepada perusahaan yang karyawan prianya berjanji untuk tidak membayar pesta seks setelah pesta kantor. Orang-orang yang bertanggung jawab atas kebijakan ini mengklaim bahwa mereka ingin mengakhiri budaya di mana laki-laki mabuk di pesta-pesta dan terus membeli jasa seks.<ref name=":15"/>
 
 
Baris 34 ⟶ 39:
<!-- -->
<ref name=":9">{{cite news|url=http://ipsnews.net/news.asp?idnews=47556 |title=Prostitution Thrives with U.S. Military Presence |publisher=Inter Press Service |date=7 Juli 2009|url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20090808131720/http://www.ipsnews.net/news.asp?idnews=47556 |archive-date=8 Agustus 2009|access-date=6 November 2021}}</ref>
<!-- -->
<ref name=":10">{{cite news |url=https://koreajoongangdaily.joins.com/news/article/Article.aspx?aid=1930662 |title=Korea's sex industry is major money earner|work=[[JoongAng Ilbo]] English |date=6 Februari 2003|access-date=7 November 2021}}</ref>
<!-- -->
<ref name=":11">{{cite news |author=David Scofield |date=September 25, 2004 |title=Korea's 'crackdown culture' - now it's brothels |url=http://www.atimes.com/atimes/Korea/FI25Dg05.html |archive-url=https://web.archive.org/web/20040926005200/http://www.atimes.com/atimes/Korea/FI25Dg05.html |url-status=unfit |archive-date=26 September 2004|access-date=7 November 2021|newspaper=Asia Times Online}}</ref>
<!-- -->
<ref name=":12">{{cite news |url=http://www.sfgate.com/cgi-bin/article.cgi?file=/chronicle/archive/2003/03/14/MN19286.DTL|title=Changing attitude toward sex threatens South Korea / Growing promiscuity, lack of education may lead to increase in AIDS, experts say|date=14 Maret 2003|work=San Francisco Chronicle|access-date=7 November 2021}}</ref>
<!-- -->
<ref name=":13">{{cite news |url=http://www.smh.com.au/news/news/crackdown-on-sex-tourism/2007/09/20/1189881659706.html|title=South Korea gets tough on sex tourism|work=The Sydney Morning Herald|date=20 September 2007|access-date=7 November 2021}}</ref>
<!-- -->
<ref name=":14">{{cite journal | author = Joo-Hyun, C. | year = 2005 | title = Intersectionality revealed: Sexual politics in post-IMF Korea | journal = Korea Journal | volume = 45 | issue = 3 | page = 105|url=https://www.researchgate.net/publication/297576609_Intersectionality_revealed_Sexual_politics_in_post-IMF_Korea}}</ref>
<!-- -->
<ref name=":15">{{cite news|title=S Koreans offered cash for no sex|work= BBC News |url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/6209549.stm | date=26 Desember 2006 | access-date=22 Mei 2010}}</ref>
}}