Hasan bin Ali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Irfanmio21 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan VisualEditor
Baris 7:
| birth_date = 1 Desember 624 M <br/>(15 [[Ramadhan]] 3 H)<ref>{{cite book |last=Shabbar |first=S.M.R. |year=1997 |title=Story of the Holy Ka’aba |url=http://www.al-islam.org/story-of-the-holy-kaaba-and-its-people-shabbar/second-imam-al-hasan |location= |publisher=Muhammadi Trust of Great Britain |isbn= |accessdate=30 October 2013 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131030105818/http://www.al-islam.org/story-of-the-holy-kaaba-and-its-people-shabbar/second-imam-al-hasan |archive-date=30 October 2013 |dead-url=no |df=dmy-all }}</ref><ref name="al-islam.org">[http://www.al-islam.org/masoom/bios/2ndimam.html Shaykh Mufid. ''Kitab Al Irshad.'' p.279-289] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081227032908/http://www.al-islam.org/masoom/bios/2ndimam.html |date=27 December 2008 }}.</ref>
| birth_place = [[Madinah]], [[Hijaz]]
| death_date = {{Death date and age|670|4|2|624|12|1|df=yes}} <br/>(28 [[Safar]] AH 50)<ref name=IranicaIran>[http://www.iranicaonline.org/articles/hasan-b-ali ''Hasan b. 'Ali b. Abi Taleb''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140101025819/http://www.iranicaonline.org/articles/hasan-b-ali |date=1 January 2014 }}, [[EncyclopediaEnsiklopedia Iranica]]Iran.</ref><ref name="Shaykh">{{cite book |last=Suyuti |first=Jalaluddin |title=تاریخ الخلفاء |url=https://books.google.com/books?id=YFtHAQAAMAAJ&pg=PR1&dq=Jalaluddin+Suyuti+%22History+of+the+Caliphs%22&hl=fa&sa=X&ved=0ahUKEwic9bzEiJTcAhXFKFAKHXr-B7AQ6AEIJDAA#v=onepage&q=Jalaluddin%20Suyuti%20%22History%20of%20the%20Caliphs%22&f=false |access-date=31 July 2018 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180731185144/https://books.google.com/books?id=YFtHAQAAMAAJ&pg=PR1&dq=Jalaluddin+Suyuti+%22History+of+the+Caliphs%22&hl=fa&sa=X&ved=0ahUKEwic9bzEiJTcAhXFKFAKHXr-B7AQ6AEIJDAA#v=onepage&q=Jalaluddin%20Suyuti%20%22History%20of%20the%20Caliphs%22&f=false |archive-date=31 July 2018 |dead-url=no |df=dmy-all }}</ref>
| death_place = [[Madinah]], [[Kekhalifahan Umayyah]] <br/>{{smaller|(sekarang [[Arab Saudi]])}}
| burial_place = [[Jannatul Baqi]], Madinah, [[Jazirah Arab]]
Baris 35:
'''Al-Hasan bin 'Ali''' ({{lang-ar|الحسن بن علي}}; sekitar [[624]] – [[669]]) adalah putra tertua [[Fatimah az-Zahra]], putri bungsu [[Nabi Muhammad]]. Ayahnya adalah '[[Ali bin Abi Thalib]], khalifah keempat.
 
Secara ''[[de facto]]'', Hasan memegang tampuk kekhalifahan selama sekitar enam atau tujuh bulan setelah mangkatnya 'Ali, sampai dia menyerahkan kedudukannya kepada [[Mu'awiyah bin Abu Sufyan|Mu'awiyahMuawiyah]] dan mengakhiri [[Perang saudara Islam pertama|perang saudara]]. Meski sistem pewarisan ala dinasti dalam kekhalifahan baru secara resmi diterapkan mulai masa Mu'awiyahMuawiyah, Hasan adalah khalifah pertama yang merupakan putra dari khalifah sebelumnya. Dia juga merupakan khalifah yang pertama kali turun takhta. Beberapa penulis memasukkan Hasan ke dalam kelompok ''[[Khulafaur Rasyidin]]'', sedangkan sebagian lain bahkan tidak memasukkan Hasan ke dalam daftar khalifah resmi.
 
Menurut hampir seluruh sekte [[Syi'ah]], Ia merupakan [[Imamah|imam]] kedua, sedangkan sekte lainnya menyebut bahwa imam kedua adalah saudaranya [[Husain bin Ali|Husain]]. Walaupun begitu, ia merupakan salah seorang figur utama baik dalam [[Sunni]] dan [[Syi'ah]] karena ia merupakan [[Ahlul Bait]] dari Nabi [[Muhammad]]. Ia juga sangat dihormati kaum [[Sufi]] karena menjadi Waliy Mursyid yang ke-2 setelah ayahnya terutama bagi tarekat Syadziliyyah.
 
== Kelahiran ==
Hasan lahir pada tanggal 15 [[Ramadhan]] 3 [[tahun Hijriah|AH]], yang bertepatan dengan 1 Desember 624.<ref name="Madelung 2003"/>
Dia adalah putra [[Ali bin Abi Thalib]], sepupu [[Muhammad]], dan [[Fatimah|Fatimah]], putri Muhammad, keduanya dari [[Banu Hasyim]] suku [[Quraisy]].<ref>{{harvnb|Poonawala|Kohlberg|1985}}</ref>
Ali ingin menamainya "Harb", tetapi Muhammad menamainya "Hasan".<ref name="Vaglieri 1971 240">{{harvnb|Vaglieri |1971|p=240}}</ref><ref name="Madelung 2003"/> Ia juga disebut al-Mujtaba (yang terpilih).<ref name="Momen 1985 26">{{harvnb| Momen |1985|p=26}}</ref>
Untuk merayakan kelahirannya, Muhammad mengorbankan seekor domba jantan, dan Fatima mencukur kepalanya dan menyumbangkan perak yang sama dengan berat rambutnya sebagai sedekah.{{sfn|Madelung|2003}}
 
Baris 49:
 
===Selama Kekhalifahan Abu Bakar, Umar, dan Utsman===
Setelah kematian Muhammad, Hasan dan saudaranya tidak ambil bagian dalam peristiwa penting kekhalifahan tiga khalifah pertama, kecuali mengikuti ayah mereka dalam menentang beberapa tindakan Khalifah ketiga, [[Utsman bin Affan]];<ref name="Vaglieri 1971 240"/> seperti membela [[Abu Dzar Al-Ghifari]] yang telah berkhotbah melawan beberapa kejahatan yang kuat, dan akan diasingkan dari Madinah.<ref>{{harvnb|Vaglieri|1960|p=382}} </ref>
Selama Kekhalifahan Utsman, Hasan dilaporkan menolak saran ayahnya untuk menerapkan [[Hudud]] empat puluh cambukan pada saudara tiri Utsman, [[Walid bin Uqba]], yang dituduh minum alkohol. Ali menegur Hasan karena tidak melakukannya dan meminta keponakannya, [[Abdullah bin Ja'far]] untuk melakukan cambuk.<ref name="Madelung 2003"/>
Menurut beberapa riwayat, Ali meminta Hasan dan Husain untuk membela Khalifah dan membawakan air untuknya. Menurut Vaglieri, ketika Hasan memasuki rumah Utsman, Utsman sudah dibunuh.<ref name="Vaglieri 1971 241"/>
Menurut [[Ahmad bin Yahya bin Jabir al-Baladzuri|al-Baladzuri]], Hasan terluka sedikit saat membela Utsman. Dikatakan juga bahwa dia mengkritik ayahnya karena tidak membela Utsman secara lebih keras.<ref name="Madelung 2003"/>
 
===Selama Kekhalifahan Ali===
Hasan dilaporkan menentang kebijakan ayahnya untuk berperang dengan lawan-lawannya karena ia percaya bahwa perang ini akan menyebabkan perpecahan dalam komunitas Muslim.<ref name="Madelung 2003"/> Sebelum [[Perang Jamal]], Hasan dikirim ke Kufah bersama dengan [[Ammar bin Yasir]] untuk mengumpulkan kekuatan bagi pasukan Ali,<ref name="Vaglieri 1971 241"/> dan mampu menyediakan enam hingga tujuh ribu pasukan.<ref name="Madelung 2003"/>
Berdasarkan partisipasi Hasan dalam pertempuran Ali di Jamal dan [[Pertempuran Siffin|Siffin]], perannya dalam menggalang dukungan, dan komunikasinya dengan [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Mu'awiyahMuawiyah]] kemudian selama kekhalifahannya sendiri, di mana ia menegaskan hak keluarga Muhammad atas kantor khalifah, sejarawan Syiah Rasul Jafarian telah menyatakan bahwa gagasan Hasan menentang kebijakan Ali adalah tidak benar.<ref>{{harvnb|Jafarian |1378|pp=252–253}}</ref> Pada tahun 658 M, Ali membuat Hasan bertanggung jawab atas wakaf tanahnya.<ref name="Madelung 2003"/>
 
== Khalifah ==
Setelah pembunuhan Ali oleh [[Khawarij]] [[Abdurrahman bin Muljam]] sebagai pembalasan atas serangan Ali terhadap Khawarij [[Pertempuran Nahrawan|di Nahrawan]], orang-orang memberikan kesetiaan kepada Hasan.<ref name="Vaglieri 1971 241"/> Menurut Moojan Momen, sebagian besar sahabat Muhammad yang masih hidup ([[Muhajirin]] dan [[Kaum Anshar|Ansar]]) berada di pasukan Ali di waktu, jadi mereka pasti berada di Kufah dan pasti telah berjanji setia kepadanya. Karena tidak ada laporan tentangan.<ref>{{harvnb| Momen |1985|pp=26–27}}</ref> Dalam pidato pengukuhannya di [[Masjid Agung Kufah]], Hasan memuji jasa keluarganya, mengutip ayat-ayat [[Al-Qur'an]] tentang masalah: {{quote|Saya termasuk keluarga Nabi yang darinya Allah telah menghilangkan kotoran dan yang Dia sucikan, yang cintanya Dia wajibkan dalam Kitab-Nya ketika Dia berkata: ''Barang siapa yang melakukan perbuatan baik, Kami akan meningkatkan kebaikan di dalamnya.'' [Al-Qur'an 42:23] Berbuat baik adalah cinta bagi kami, Keluarga Nabi.<ref>{{harvnb|Madelung|1997|pp=311–312}}</ref>}}<nowiki> </nowiki>[[QaysQais bin Sa'd]]ad, seorang pendukung setia Ali dan komandan pasukannya yang terpercaya, adalah orang pertama yang setia kepadanya. QaysQaiss kemudian menetapkan syarat bahwa [[Bay'ah|baiat]], harus didasarkan pada Al-Qur'an, {{transl|ar|[[sunnah]]}} (Perbuatan, Ucapan, dll.) Muhammad, dan mengejar [[jihad]] terhadap mereka yang menyatakan halal ({{transl|ar|[[halal]]}}) apa yang melanggar hukum ({{transl|ar|[[haram]] }}). Hasan, bagaimanapun, mencoba untuk menghindari kondisi terakhir dengan mengatakan bahwa itu secara implisit termasuk dalam dua yang pertama,{{sfn|Jafri|1979|p=133}}<ref name="Vaglieri 1971 241"/> seolah-olah dia tahu , seperti yang Jafri katakan, sejak awal kurangnya resolusi Irak dalam masa persidangan, dan dengan demikian Hasan ingin "menghindari komitmen pada pendirian ekstrem yang dapat menyebabkan bencana total". {{sfn|Jafri|1979|p=133}} Menurut al-Baladhuri, sumpah yang diambil oleh Hasan menetapkan bahwa orang-orang "harus memerangi mereka yang berperang dengan Hasan, dan harus hidup damai dengan mereka yang berada di damai dengannya. "Kondisi ini membuat orang tercengang, bertanya pada diri sendiri: jika Hasan berbicara tentang perdamaian, apakah karena dia ingin berdamai dengan Mu'awiyahMuawiyah?
 
===Perselisihan dengan Mu'awiyahMuawiyah===
Segera setelah berita tentang pemilihan Hasan sampai ke Mu'awiyahMuawiyah, yang telah memerangi Ali untuk kekhalifahan, dia mengutuk pemilihan itu, dan menyatakan keputusannya untuk tidak mengakuinya. Pertukaran surat antara Hasan dan Mu'awiyahMuawiyah sebelum pasukan mereka saling berhadapan tidak berhasil.<ref name="Vaglieri 1971"/> Karena negosiasi terhenti, Mu'awiyahMuawiyah memanggil semua komandan pasukannya di [[Bilad asy-Syam|Suriah]]<ref name="Volume 9 1997 halaman 261">Artikel "AL-SHĀM" oleh [[CE Bosworth]], ''[[Encyclopaedia of Islam]]'', Volume 9 (1997), p.&nbsp;261.</ref> dan memulai persiapan perang. Segera, dia menggiring pasukannya yang terdiri dari enam puluh ribu orang melalui [[Mesopotamia]] ke Maskin, sekitar 50 kilometer di utara [[Baghdad]]. Sementara itu, ia berusaha bernegosiasi dengan Hasan melalui surat, memintanya untuk melepaskan klaimnya.<ref name="Madelung 1997 317">{{harvnb|Madelung|1997|p=317}}</ref>
 
Surat-surat ini memberikan argumen tentang hak-hak kekhalifahan yang akan mengarah pada asal-usul [[Islam Syiah]]. Dalam salah satu suratnya yang panjang kepada Mu'awiyah di mana Hasan memanggilnya untuk berjanji setia kepadanya, Hasan menggunakan argumen ayahnya, Ali, yang diajukan terakhir kali melawan Abu Bakar setelah kematian Muhammad. Ali pernah berkata; Jika orang Quraisy bisa mengklaim kepemimpinan Ansar karena Muhammad milik orang Quraisy, anggota keluarganya, yang paling dekat dengannya dalam segala hal, akan lebih memenuhi syarat untuk memimpin masyarakat.{{sfn|Jafri|1979|p=135}} Mu'awiyah, sambil mengakui keunggulan keluarga Muhammad, lebih lanjut menegaskan bahwa dia akan dengan senang hati mengikuti permintaan Hasan jika bukan karena pengalamannya yang lebih tinggi dalam memerintah:{{sfn|Jafri|1979|pp=135-136}}<ref name="Momen 1985 27"/> {{quote|…Anda meminta saya untuk menyelesaikan masalah ini secara damai dan menyerah, tetapi situasi yang menyangkut Anda dan saya hari ini adalah seperti antara Anda [keluarga Anda] dan Abu Bakar setelah kematian Nabi ... Saya memiliki masa pemerintahan yang lebih lama [mungkin mengacu pada jabatan gubernurnya], dan saya lebih berpengalaman, lebih baik dalam kebijakan, dan lebih tua dari Anda ... Jika Anda masuk ke dalam kepatuhan kepada saya sekarang, Anda akan menyetujui khalifah setelah saya.{{sfn|Jafri|1979|p=136}}}}
Menurut Jafri, Mu'awiyaMuawiyah berharap bisa memaksa Hasan untuk berdamai, atau menyerang pasukan Irak sebelum mereka sempat memperkuat lokasi mereka. Namun, kata Jafri, Mu'awiyahMuawiyah percaya bahwa, bahkan jika Hasan dikalahkan dan dibunuh, dia masih merupakan ancaman, karena, anggota lain dari [[Bani Hasyim]] dapat dengan mudah mengklaim sebagai penggantinya. Namun, jika dia turun tahta demi Mu'awiyahMuawiyah, klaim seperti itu tidak akan memiliki bobot dan posisi Mu'awiyahMuawiyah akan dijamin.{{sfn|Jafri|1979|p=134}}
 
====Mobilisasi pasukan dan pemberontakan berikutnya====
Ketika berita tentang tentara Mu'awiyahMuawiyah sampai ke Hasan, dia memerintahkan gubernur setempat untuk memobilisasi, kemudian berbicara kepada orang-orang Kufah: Tuhan telah menetapkan jihad untuk ciptaannya dan menyebutnya sebagai "tugas yang menjijikkan" ({{transl|ar |Kurh}}, [http://tanzil.net/#trans/en.sahih/2:216 Qur'an 2:216]).<ref name="Madelung 1997 317"/> Awalnya tidak ada tanggapan , karena, menurut Madelung, beberapa kepala suku yang digaji Mu'awiyahMuawiyah enggan pindah. Sahabat Hasan memarahi mereka, menanyakan apakah mereka tidak akan menjawab putra putri Muhammad. Beralih ke Hasan, mereka meyakinkannya tentang kepatuhan mereka, dan segera berangkat ke kamp perang. Hasan mengagumi mereka dan kemudian bergabung dengan mereka di Nukhayla (tempat pengumpulan tentara di luar Kufah), di mana orang-orang berkumpul dalam kelompok besar.<ref name="Madelung 318 "/>
Hasan menunjuk Ubaidillah bin Abbas{{sfn|Wellhausen|1927|pp=104-112}} sebagai komandan barisan depan dua belas ribu orang untuk pindah ke Maskin. Di sana dia diperintahkan menahan Mu'awiyahMuawiyah sampai Hasan tiba dengan pasukan utama. Dia disarankan untuk tidak berperang kecuali diserang, dan dia harus berkonsultasi dengan QaysQais bin Sa'dad, yang ditunjuk sebagai komandan kedua. Menurut Madelung, pilihan Ubaidillah bin Abbas, yang sebelumnya telah menyerahkan Yaman, provinsi di bawah kekuasaannya, kepada pasukan Mu'awiyahMuawiyah tanpa perang, dan diperingatkan oleh Ali karenanya, menunjukkan bahwa Hasan berharap untuk mencapai kesimpulan damai.
 
Sementara barisan depan menunggu kedatangannya di Maskin, Hasan sendiri menghadapi pemberontakan di kampnya dekat al-Mada'in. Dia menyatakan dalam pidatonya bahwa dia tidak memiliki dendam, kebencian, atau niat jahat terhadap siapa pun, bahwa "apa pun yang mereka benci dalam komunitas lebih baik daripada apa yang mereka sukai dalam perpecahan",{{sfn|Donaldson|1933|p=69}} Mengambil ini sebagai tanda bahwa dia bermaksud untuk berdamai dengan Mu'awiyahMuawiyah, beberapa pasukan memberontak, menjarah tendanya, dan merebut sajadah dari bawahnya. Sementara para loyalisnya mengawalnya ke tempat yang aman di al-Mada'in, seorang Khawarij bernama al-Jarrah bin Sinan menyergap dan melukai paha Hasan, menuduhnya kafir seperti "ayahnya sebelum dia". Penyerang akhirnya dikalahkan dan dibunuh, dan Hasan dirawat oleh gubernurnya di al-Mada'in, Sa'd ibn Mas'ud al-Thaqafi.{{sfn|Donaldson|1933|p=69}}<ref name="Vaglieri 1971 241"/> Berita serangan ini, yang disebarkan oleh Mu'awiyahMuawiyah, semakin menurunkan moral pasukan Hasan, dan menyebabkan desersi yang luas.{{sfn|Jafri|1979|p=145}}<ref name="Vaglieri 1971 241"/>{{sfn|Wellhausen|1927|pp=106-107}}
 
====Garis depan Hasan di Al-Maskin====
Ketika garda depan Kufah ​​mencapai al-Maskin, mereka menyadari bahwa Mu'awiyahMuawiyah telah tiba. Mu'awiyahMuawiyah mengirim perwakilan untuk memberitahu mereka bahwa dia telah menerima surat dari Hasan yang meminta gencatan senjata. Dia mendesak Kufan ​​untuk tidak menyerang sampai pembicaraan selesai. Klaim Mu'awiyahMuawiyah mungkin salah, tapi dia punya alasan kuat untuk berpikir bahwa dia bisa membuat Hasan menyerah.<ref name="Madelung 324"/>{{sfn|Jafri|1979|p=146}} Namun, kaum Kufah, menghina utusan Mu'awiyahMuawiyah. Kemudian, Mu'awiyaMuawiyah mengirim utusan untuk mengunjungi Ubaidillah secara pribadi, dan bersumpah kepadanya bahwa Hasan telah meminta gencatan senjata dari Mu'awiyahMuawiyah, dan menawarkan Ubaidillah 1.000.000 [[Dirham]], setengah untuk dibayar sekaligus, separuh lainnya di Kufah, asalkan dia berpindah pihak. Ubaidillah diterima dan pergi pada malam hari ke perkemahan Mu'awiyahMuawiyah. Mu'awiyahMuawiyah sangat senang dan memenuhi janjinya kepadanya.
 
Keesokan paginya, QaysQais bin Sa'dad memimpin pasukan Hasan dan, dalam khotbahnya, mengecam keras Ubaidillah, ayah dan saudaranya. Percaya bahwa desersi Ubaidillah telah mematahkan semangat musuhnya, Mu'awiyahMuawiyah mengirim Busr dengan pasukan bersenjata untuk memaksa mereka menyerah. QaysQais, bagaimanapun, menyerang dan mengusirnya kembali. Keesokan harinya Busr menyerang dengan kekuatan yang lebih besar tetapi berhasil dipukul mundur lagi.<ref name="Madelung 1997 321">{{harvnb|Madelung|1997|p=321}}</ref> Mu'awiyahMuawiyah kemudian mengirim surat kepada QaysQais menawarkan suap tetapi QaysQais menolak.<ref name="Madelung 1997 321"/>{{sfn|Wellhausen|1927|p=106}} Ketika berita tentang kerusuhan terhadap Hasan dan tentang dirinya yang terluka tiba, bagaimanapun, kedua belah pihak pantang berperang untuk menunggu kabar selanjutnya.<ref name="Madelung 322"/>
Menurut Vaglieri, orang Irak tidak ingin berperang dan setiap hari sekelompok dari mereka bergabung dengan Mu'awiyahMuawiyah.<ref name="Vaglieri 1971 241–242">{{harvnb|Vaglieri|1971|pp=241–242}}<nowiki></ref></nowiki> Tampaknya 8000 orang dari 12000, mengikuti contoh jenderal mereka, Ubaidillah, dan bergabung dengan Mu'awiyahMuawiyah.{{sfn|Wellhausen|1927|p=106}}<ref name="Vaglieri 1971 241–242"/>
 
====Perjanjian dengan Mu'awiyahMuawiyah====
{{Lihat juga|Perjanjian Hasan–Mu'awiyah}}
 
Mu'awiyahMuawiyah, yang telah memulai negosiasi dengan Hasan, sekarang mengirim utusan tingkat tinggi, memohon untuk menyelamatkan darah komunitas Muhammad, dengan sebuah perjanjian damai dimana Hasan akan menjadi khalifah setelah Mua'wiyah dan dia akan diberikan apapun. Dia berharap, Hasan menerima tawaran tersebut pada prinsipnya dan mengirim Amr bin Salima al-Hamdani al-Arhabi dan saudara iparnya sendiri Muhammad bin al-Ash'ath al-Kindi kembali ke Mu'awiyahMuawiyah sebagai negosiatornya, bersama dengan utusan Mu'awiyahMuawiyah. Mu'awiyahMuawiyah kemudian menulis surat yang mengatakan bahwa dia berdamai dengan Hasan, yang akan menjadi khalifah setelah dia. Dia bersumpah bahwa dia tidak akan berusaha untuk menyakitinya, dan bahwa dia akan memberinya 1.000.000 dirham dari perbendaharaan ({{transl|ar|[[Baitulmal]]}}) setiap tahun, bersama dengan pajak tanah Fasa dan Darabjird, yang akan ditagih oleh Hasan kepada agen pajaknya sendiri. Surat tersebut disaksikan oleh keempat utusan tersebut dan bertanggal Agustus 661.
 
Ketika Hasan membaca surat itu, dia berkomentar bahwa Mu'awiyahMuawiyah berusaha "untuk menarik keserakahannya untuk sesuatu yang dia, jika dia menginginkannya, tidak akan menyerah padanya."{{sfn|Madelung|2003}} Kemudian dia mengirim keponakan Mu'awiyahMuawiyah, Abdullah bin Harits, kepada Mu'awiyahMuawiyah, memerintahkan dia: "Pergilah ke pamanmu dan katakan padanya: Jika Anda memberikan keselamatan kepada orang-orang saya akan berjanji setia kepada Anda." Setelah itu, Mu'awiyahMuawiyah memberinya kertas kosong dengan segel di bagian bawah, mengundang Hasan untuk menulis di atasnya apa pun yang dia inginkan. Hasan menulis bahwa dia akan berdamai dan menyerahkan kekuasaan kepada Mu'awiyahMuawiyah, asalkan Mu'awiyahMuawiyah bertindak sesuai dengan Kitab Allah, Sunnah Nabi-Nya, dan perilaku Khalifah sebelumnya. Dia menjelaskan bahwa Mu'awiyahMuawiyah seharusnya tidak menunjuk seorang pengganti, tetapi harus ada dewan pemilihan. Dan orang-orang akan aman di mana pun mereka berada.<ref name="Madelung 322" />{{sfn|Jafri|1979|pp=150-152}} Surat itu disaksikan oleh Abdullah ibn Harits dan Amr bin Salima dan ditransfer oleh mereka ke Mu'awiyahMuawiyah untuk mengetahui isinya dan mengkonfirmasinya.<ref>{{harvnb|Madelung|1997|p=323}}</ref> Setelah menyelesaikan perjanjian, Hasan kembali ke Kufah, tempat QaysQais bergabung dengannya.{{sfn|Jafri|1979|p=153}} Menurut Jafri, kondisi pengunduran diri Hasan itu, diberitakan di sumber-sumber tidak hanya dengan variasi yang besar, tetapi juga ambigu dan membingungkan. Sejarawan seperti [[Ya'qubi]] dan [[al-Masudi]] tidak menyebutkan syarat-syarat perjanjian sama sekali. Tabari menyebutkan empat syarat sebagai berikut:{{sfn|Jafri|1979|p=149}} Hasan akan menyimpan lima juta dirham kemudian di perbendaharaan Kufah; dia akan diizinkan untuk memperoleh pendapatan tahunan dari distrik Persia Darabjird; ayahnya, Ali, tidak akan dikutuk;{{sfn|Jafri|1979|p=149}}{{sfn|Wellhausen|1927|p=105}} dan bahwa teman dan pengikut Ali harus diberi amnesti.{{efn |Syarat keempat ini disebutkan secara tidak langsung dalam konteks yang berbeda.{{sfn|Jafri|1979|p=149}}}} Syarat pertama tidak masuk akal bagi Jafri, karena perbendaharaan Kufah sudah ada di tangan Hasan, selain itu tidak ada sejumlah uang di perbendaharaan Kufah, seperti yang biasa dibagikan Ali setiap minggu, dan kematiannya yang tiba-tiba serta biaya perang Hasan tidak membuatnya lebih baik. Dinawari mencatat kondisi yang berbeda: Rakyat Irak tidak boleh dianiaya; pendapatan tahunan Ahwaz harus diberikan kepada Hasan, dan Bani Hasyim harus lebih diutamakan daripada Bani Umayyah dalam memberikan pensiun dan penghargaan. Sejarawan lain seperti ibn Abdul Barr dan [[Ali bin al-Atsir|ibn al-Athir]] menambahkan beberapa kondisi lain seperti: Tidak seorang pun dari penduduk Madinah, Hijaz dan Irak akan dirampas dari apa yang mereka miliki selama kekhalifahan Ali; dan kekhalifahan itu harus diserahkan kepada Hasan setelah Mu'awiyahMuawiyah. Abu al-Faraj hanya menyebutkan dua kondisi terakhir yang dicatat oleh Tabari.{{sfn|Jafri|1979|pp=149-153}} Vaglieri, saat mendiskusikan kondisi yang berbeda, meragukan keakuratannya, karena, dia yakin, begitu varian bahwa "tidak mungkin untuk memperbaiki dan mendamaikan."<ref name="Vaglieri 1971 241–242"/> Akun paling komprehensif, yang menjelaskan perbedaan akun ambigu dari sumber lain, menurut Jafri, diberikan oleh Ahmad bin A'tham, yang pasti dia ambil dari [[al-Mada'ini]]. Karena ibnu A'tham mencatat istilah dalam dua bagian: Bagian pertama{{efn|
# "bahwa khilafah akan dikembalikan kepada Hasan setelah kematian Mu'awiyah;
# bahwa Hasan akan menerima lima juta dirham setiap tahun dari kas negara;
# bahwa Hasan akan menerima pendapatan tahunan Darabjird;
# bahwa orang-orang akan dijamin perdamaian satu sama lain."{{sfn|Jafri|1979|pp=150-151}}
}} ditentukan oleh perwakilan Hasan, Abdullah bin Nawfal, yang dikirim ke Maskin untuk berunding dengan Mu'awiyahMuawiyah, dan bagian kedua,{{efn|
# "bahwa Mu'awiyah harus memerintah menurut Kitab Allah, Sunnah Nabi, dan perilaku para khalifah yang saleh;
# bahwa Mu'awiya tidak akan menunjuk atau mencalonkan siapa pun untuk kekhalifahan setelah dia, tetapi pilihan akan diserahkan kepada syura kaum Muslim;
Baris 96:
# bahwa tidak ada tindakan yang merugikan atau berbahaya, secara diam-diam atau terang-terangan, akan dilakukan terhadap Hasan b. Ali, saudaranya Husain, atau kepada siapa pun dari keluarga Nabi (Ahl Bayt an-Nabi); perjanjian ini disaksikan oleh Abd Allah b. Naufal, 'Umar b. Abi Salama, dan si anu."{{sfn|Jafri|1979|p=151}}
}} yang Hasan sendiri mendiktekannya ketika lembaran kosong itu dibawa kepadanya. Jika dua himpunan kondisi digabungkan, mereka akan mencakup semua kondisi tersebar yang ditemukan di sumber lain yang disebutkan di atas.{{sfn|Jafri|1979|pp=150-152}}
Pendapat Madelung ini hampir sama dengan Jafri ketika ia menyatakan bahwa Hasan turun tahta dengan syarat bahwa tindakan Mu'awiyahMuawiyah sesuai dengan Al-Qur'an, Sunnah dan perilaku khalifah yang dibimbing dengan benar,{{efn|Kondisi ini, menurut Jafri , mungkin telah ditambahkan kemudian dalam "sebuah upaya rekonsiliasi Jema'ah", karena pendukung Ali selalu bersikeras hanya mengikuti Sunnah Nabi dan menolak untuk mengakui validitas Sunnah dari tiga khalifah pertama.{{sfn |Jafri|1979|p=152}}}} setiap orang harus aman dan Mu'awiyaMuawiyah tidak akan memiliki hak untuk menunjuk khalifah berikutnya.{{sfn|Madelung|2003}}
 
===Pengunduran diri dan pensiun di Madinah===
Setelah perjanjian damai dengan Hasan, Mu'awiyah berangkat dengan pasukannya ke Kufah dimana dalam upacara penyerahan umum, dia meminta Hasan untuk berdiri dan meminta maaf. Setelah bantahan pertama, Hasan bangkit dan mengingatkan orang-orang bahwa dia dan Husain adalah satu-satunya cucu Muhammad, dan bahwa dia telah menyerahkan kekuasaan kepada Mu'awiya "demi kepentingan terbaik masyarakat":<ref name="Madelung 2003" /> Hasan menyatakan:{{sfn|Donaldson|1933|p=71}}{{sfn|Jafri|1979|p=154}} {{quote|Hai manusia, sesungguhnya Allah yang memimpin kalian oleh kami yang pertama dan Siapa yang telah menyelamatkanmu dari pertumpahan darah oleh yang terakhir dari kami. Aku telah berdamai dengan Mu'awiyah, dan "Aku tidak tahu apakah ini bukan untuk cobaanmu, dan agar kamu bersenang-senang untuk sementara waktu. [Al-Qur'an 21:111]" {{sfn|Donaldson|1933| p=71}}}} Dalam pidatonya sendiri, Mu'awiyah menyangkal semua janjinya sebelumnya kepada Hassan dan lainnya, yang dibuat semata-mata untuk menghentikan pemberontakan.<ref name="Madelung 2003"/> Menurut akun lain, Mu' awiyaawiyah mengatakan kepada mereka bahwa alasan mengapa dia memerangi mereka bukan untuk membuat mereka shalat, berpuasa, menunaikan haji, dan bersedekah, mengingat mereka telah melakukannya, tetapi untuk menjadi [[Amir]] (Panglima atau Pemimpin mereka), dan Tuhan telah menganugerahkan itu kepadanya di luar kehendak mereka.{{efn|Lihat juga Ibn Abi l-Hadld, Shark, XVI, 15; Abu al-Faraj, Maqdtil, 70.<ref name="Madelung 325">{{harvnb|Madelung|1997|p=325}}</ref>}}<ref name="Madelung 325"/> Lalu dia berteriak :{{quote|Perlindungan Tuhan dilenyapkan dari siapa saja yang tidak datang dan berjanji setia. Tentunya, saya telah berusaha membalas dendam atas darah Utsman, semoga Tuhan membunuh para pembunuhnya, dan telah mengembalikan pemerintahan kepada mereka yang memilikinya meskipun ada dendam beberapa orang. Kami memberikan jeda tiga malam. Siapa pun yang belum berjanji setia pada saat itu tidak akan memiliki perlindungan dan pengampunan.<ref name="Madelung 1997 324">{{harvnb|Madelung|1997|p=324}}</ref>}} Kemudian orang-orang bergegas dari segala arah untuk bersumpah setia.<ref name="Madelung 1997 324">{{harvnb|Madelung|1997|p=324}}</ref> Saat masih berkemah di luar Kufah, Mu'awiyaMuawiyah menghadapi pemberontakan Khawarij.<ref name=" Vaglieri 1971"/> Dia mengirim pasukan kavaleri melawan mereka, tetapi mereka dipukul mundur. Mu'awiyahMuawiyah kemudian mengirim Hasan, yang sudah berangkat ke Madinah, dan memerintahkannya untuk kembali dan berperang melawan Khawarij. Hasan, yang telah mencapai [[Al-Qadisiyah|al-Qadisiyya]], menulis kembali bahwa dia menyerah melawan Mu'awiyahMuawiyah, meskipun itu adalah haknya yang sah, demi perdamaian dan kompromi di Komunitas, bukan untuk berjuang di pihaknya.<ref>{{harvnb|Madelung|1997|pp=324–325}}</ref>{{sfn|Jafri|1979|pp=157-158}}
 
Dalam kurun waktu sembilan tahun antara Hasan turun tahta pada tahun 41 H (661 M) dan kematiannya pada 50 H (670 M), Hasan pensiun di Madinah,<ref name="Netton">{{cite buku book|last1=Netton |first1=Ian Richard |title=Encyclopedia of Islam |date=2007 |publisher=Routledge |isbn=978-0700715886 |url=https://books.google.com/books?id=bYtmAgAAQBAJ&q=Al -Hasan+retired+in+Al-Medinah&pg=PA218}}</ref> berusaha menjauhkan diri dari keterlibatan politik untuk mendukung atau menentang Mu'awiyahMuawiyah. Meskipun demikian, bagaimanapun, ia dianggap sebagai kepala rumah tangga Muhammad, oleh Bani Hasyim sendiri dan pendukung Ali, yang menggantungkan harapan mereka pada suksesi terakhirnya menjadi Mu'awiyahMuawiyah.<ref name="Vaglieri 1971"/> Kadang-kadang, orang-orang Syiah, kebanyakan dari Kufah, pergi ke Hasan dalam kelompok-kelompok kecil, dan memintanya untuk menjadi pemimpin mereka, sebuah permintaan yang ditolaknya untuk ditanggapi, karena dia telah menandatangani perjanjian damai dengan Mu'awiyahMuawiyah.<ref>{{harvnb | Momen |1985|pp=27–28}}</ref>{{sfn|Jafri|1979|p=157}}
Madelung telah mengutip Al-Baladhuri,{{efn| [[Al-Baladhuri]], [[Genealogis of the Nobles|Ansab]], III, 47. }} mengatakan bahwa Hasan, atas dasar perjanjian damai dengan Mu'awiyahMuawiyah, mengirim pemungut pajaknya ke Fasa dan Darabjird. Namun khalifah telah menginstruksikan [[Abdullah bin Amir]], sekarang gubernur Basra, untuk menghasut Basra untuk memprotes bahwa uang ini milik mereka dengan hak penaklukan mereka, dan mereka mengusir pemungut pajak Hasan dari kedua provinsi. Menurut Madelung, bagaimanapun, bahwa Hasan akan mengirim pemungut pajak dari Medina ke Iran, setelah baru saja menyatakan bahwa dia tidak akan bergabung dengan Mu'awiyahMuawiyah dalam memerangi Khawarij, sama sekali tidak masuk akal.<ref>{{harvnb|Madelung|1997| p=328}}</ref> Ketika Mu'awiyahMuawiyah mengetahui bahwa Hasan tidak akan membantu pemerintahannya, hubungan di antara mereka menjadi lebih buruk.{{sfn|Madelung|2003}}
 
==Kematian==
Hasan meninggal pada tanggal 5 [[Rabiul Awal]] 50 H (2 April 670 M).<ref name="Madelung 2003"/> Beberapa sumber awal melaporkan bahwa ia diracun oleh istrinya, Ja'da binti al-Ash'at.{{efn| Lihat juga Mas'oodi, Vol 2: Halaman 47, Tāreekh - Abul Fidā Vol 1 : Halaman 182, Iqdul Fareed - Ibn Abd Rabbāh Vol 2, Halaman 11, Rawzatul Manazir - Ibne Shahnah Vol 2, Halaman 133, Tāreekhul Khamees, Husain Dayarbakri Jilid 2, Halaman 238, Akbarut Tiwal - Dinawari Hal 400, Mawātilat Talibeyeen - Abul Faraj Isfahāni, Isti'ab - Ibne Abdul Birr.}}{{efn|Laporan ini juga diterima oleh sejarawan [[Sunni]] utama [[al-Waqidi]], [[al-Mada'ini]], Umar bin Shabba, [[al-Baladhuri]] dan Haytham bin Adi.<ref name="Madelung 331">{{harvnb|Madelung|1997| p=331}}.</ref>}}
Menurut Vaglieri, Hasan meninggal karena penyakit jangka panjang, atau karena keracunan. Mu'awiyahMuawiyah dikatakan telah menyerahkannya dengan janji sejumlah besar uang, serta janji pernikahannya dengan Yazid. Al-Tabari bagaimanapun tidak melaporkan hal ini, yang membuat Madelung percaya bahwa al-Tabari menekannya karena kepedulian terhadap kepercayaan orang-orang biasa.<ref name="Madelung 332"> {{harvnb|Madelung|1997|p=332}}</ref>{{sfn|Donaldson|1933|pp=76–77}} Hasan dikatakan menolak memberi tahu saudaranya Husain nama tersangkanya, karena takut bahwa orang yang salah akan dibunuh sebagai pembalasan.<ref name="Vaglieri 1971 242"/> Dia berusia 38 tahun ketika dia menyerahkan kekuasaan kepada Mu'awiyahMuawiyah, yang saat itu berusia 58 tahun. Perbedaan usia ini, menurut Jafri, menunjukkan kendala serius bagi Mu'awiyahMuawiyah yang ingin mencalonkan putranya, Yazid, sebagai ahli warisnya. Ini tidak mungkin, tulis Jafri, karena syarat-syarat yang digunakan Hasan untuk turun tahta kepada Mu'awiyahMuawiyah; dan mengingat perbedaan usia yang sangat jauh, Mu'awiyahMuawiyah tidak akan menyangka Hasan akan mati secara alami sebelum dia.{{sfn|Jafri|1979|p=158}} Oleh karena itu, menurut Jafri, serta Madelung dan Momen, Mu 'awiyah tentu saja akan dicurigai terlibat dalam pembunuhan yang menghilangkan hambatan suksesi putranya Yazid.
[[File:"Husayn at the Bedside of the Dying Hasan", Folio from a Hadiqat al-Su'ada of Fuzuli (Garden of the Blessed) MET sf1979-211.jpg|jempol|kiri|Husain di sisi Hasan yang sedang sekarat", Folio dari Hadiqat al-Su'ada dari Fuzuli (Taman Yang Diberkati)]]
 
Pemakaman jenazah Hasan di dekat jenazah Muhammad, adalah masalah lain yang bisa menyebabkan pertumpahan darah. Hasan telah memerintahkan saudara-saudaranya untuk menguburkannya di dekat kakeknya, tetapi jika mereka takut akan kejahatan, maka mereka harus menguburkannya di [[Jannatul Baqi|pemakaman Baqi]]. Gubernur Umayyah, [[Sa'id bin al-Ash]], tidak ikut campur, tetapi [[Marwan I|Marwan]] bersumpah bahwa dia tidak akan mengizinkan Hasan dimakamkan di dekat Muhammad bersama Abu Bakar dan Umar, sementara Utsman dimakamkan di pemakaman al-Baqi. Bani Hasyim dan Bani Umayyah berada di ambang perkelahian, dengan pendukung mereka mengacungkan senjata mereka. Pada titik ini, [[Abu Hurairah]], yang berada di pihak Bani Hasyim, meskipun sebelumnya telah melayani Mu'awiyahMuawiyah dalam misi untuk meminta penyerahan para pembunuh Utsman,<ref>{{cite book|last1=Madelung|first1=Wilferd|title=Penggantian Muhammad |year=1998|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521646963|pages=287}}</ref> mencoba berunding dengan Marwan, menceritakan bagaimana Muhammad sangat menghormati Hasan dan Husain.<ref name="Madelung 1997"/>
Namun demikian, Marwan, yang merupakan sepupu Utsman, tidak yakin,<ref name="Madelung 332"/> tetapi [[Aisyah]], sambil duduk di atas bagal memutuskan untuk tidak mengizinkan Hasan dimakamkan di dekat kakeknya, dan berkata tempat pemakaman adalah bagian dari properti yang dia tinggali.<ref name="Pierce 2016 80">{{harvnb|Pierce|2016|p=80}}</ref>
[[Abdullah bin Abbas]], mengutuk Aisyah dengan mengatakan "Kejahatan apa yang kamu lakukan, satu hari pada bagal dan satu hari pada unta!" mengacu pada dia duduk di atas unta dalam perang melawan ayah Hasan di [[Perang Jamal|Pertempuran Jamal]].<ref name="Pierce 2016 80"/> Penolakannya untuk mengizinkan Hasan dimakamkan di sebelah kakeknya, meskipun mengizinkan ayahnya, Abu Bakar, dan Umar akan dimakamkan di sana, menyinggung pendukung Ali.<ref name="Madelung 1997"/>
[[File:Grave Fatema(single one) and other Imams.JPG|thumb|263px|Makam Hasan (latar belakang, kiri), keponakan dan menantunya [[Ali Zainal Abidin]], cucu [[Muhammad al-Baqir]], dan cicit [[Ja'far ash-Shadiq]], di Pemakaman al-Baqi di Madinah]]
Kemudian [[Muhammad bin al-Hanafiyah]] mengingatkan Husain bahwa Hasan membuat syarat dengan mengatakan "kecuali jika Anda takut kejahatan."<ref name="Madelung 332"/> Jenazah kemudian dibawa ke pemakaman al-Baqi.{{sfn|Donaldson|1933|p=78}} Marwan bergabung dengan pembawa, dan, ketika ditanya tentang hal itu, mengatakan bahwa dia memberikan rasa hormatnya kepada seorang pria "yang ''[kesabarannya] menimbang gunung."<ref>{{harvnb|Madelung|1997|pp=332–333}}</ref> Husain memimpin doa pemakaman.<ref>{{cite book |last=Halevi |first=Leor |title= Makam Muhammad: Ritus Kematian dan Pembentukan Masyarakat Islam |year=2011 |publisher=Columbia University Press |isbn=978-0231137430 |url = https://books.google.com/books?id=xWYWAAAAQBAJ&q=Sa%27id+ ibn+al-%E2%80%98As+pemakaman+doa+Hasan&pg=PA173 }}</ref>
Makam Hasan kemudian diubah menjadi tempat suci dan sebuah kubah dibangun di atasnya. Kemudian, dihancurkan oleh [[Wahabisme|Wahabi]] dua kali; sekali pada tahun 1806 dan waktu lainnya pada tahun 1927.{{efn|Di mata [[Wahabi]], situs-situs bersejarah dan tempat pemujaan mendorong [[Syirik (Islam)|syirik]] – dosa penyembahan berhala atau kemusyrikan – dan harus dihancurkan. Lihat ({{cite news |url=https://www.independent.co.uk/news/world/middle-east/mecca-for-the-rich-islams-holiest-site-turning-into-vegas-2360114 .html |last=Taylor |first=Jerome |title=Mekah untuk orang kaya: situs paling suci Islam 'turning into Vegas' |newspaper=The Independent |date=24 September 2011 |access-date=17 Juni 2017 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170616174556/http://www.independent.co.uk/news/world/middle-east/mecca-for-the-rich-islams-holiest-site-turning- |archive-date=2017-06-16 |url-status=live |dead-url=no }})}}<ref name="Madelung 2003"/>
 
== Silsilah ==
Baris 144:
 
=== Keturunan ===
* [[Hasan al-Mutsanna]]<ref name="Madelung 2003"/>
* Al-Qasim
* Muhammad<ref name="Madelung 2003"/>
* Zaid
* Amr
Baris 169:
* [[Husain bin Ali]]
* [[Syi'ah]]
* [[Qasim bin Hassan]]
* [[Hasan al-Mutsanna]]
* [[Syarif]]