Pendidikan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 18415365 oleh 186.143.163.211 (bicara) (TW)
Tag: Pembatalan
Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor
Baris 1:
{{Ilmu}}
[[Berkas:Hk protest against implementation of national education 6.jpg|jmpl|Indoktrinasi di dalam kelas, penggabungan konten politik dalam materi pembelajaran atau guru yang menyalahgunakan perannya untuk mengindoktrinasi siswa bertentangan dengan tujuan pendidikan yang mencari kebebasan berpikir dan berpikir kritis.]]
'''[https://www.terasedukasi.com/2021/07/nilai100-kunci-jawaban-pelajaran-smpmts.html Pendidikan]''' adalah pembelajaran [[pengetahuan]], [[keterampilan]], dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui [https://www.ilmuedukasi.com/ pengajaran], pelatihan, atau [[penelitian]]. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.<ref>{{cite book
|last = Dewey
|first = John
Baris 29:
* Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
* Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
* Mempertahankan sistem kelas sosial. [https://www.ilmuedukasi.com/p/kunci-jawaban-kelas-1-kelas-12-sd-smp.html Pendidikan sekolah] diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan [[prestise]], [[privilese]], dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
* Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
 
Baris 40:
 
== Ekonomi ==
Telah dikemukakan bahwa tingkat [https://www.terasedukasi.com/ pendidikan] yang tinggi sangat penting bagi negara-negara untuk dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.<ref>{{Cite book|author=Eric A. Hanushek|title=Economic outcomes and school quality|url=http://books.google.com/books?id=na7rAAAACAAJ|accessdate=21 October 2011|year=2005|publisher=International Institute for Educational Planning|isbn=978-92-803-1279-9}}</ref> Analisis empiris cenderung mendukung prediksi teoretis bahwa negara-negara miskin harus tumbuh lebih cepat dari negara-negara kaya karena mereka dapat mengadopsi teknologi yang sudah dicoba dan diuji oleh negara-negara kaya. Namun, transfer teknologi memerlukan manajer berpengetahuan dan insinyur yang mampu mengoperasikan mesin-mesin baru atau praktik produksi yang dipinjam dari pemimpin dalam rangka untuk menutup kesenjangan melalui peniruan. Oleh karena itu, kemampuan suatu negara untuk belajar dari pemimpin adalah fungsi dari efek "human capital". Studi terbaru dari faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi agregat telah menekankan pentingnya lembaga ekonomi fundamental<ref>{{Cite journal|author=Daron Acemoglu, Simon Johnson, and James A. Robinson|title=The Colonial Origins of Comparative Development: An Empirical Investigation|url=http://economics.mit.edu/files/4123|jstor=2677930 |doi=10.2139/ssrn.244582|journal=American Economic Review|volume= 91|issue=5 |year=2001|pages=1369–1401}}</ref> dan peran keterampilan kognitif.<ref>{{Cite journal|author=Eric A. Hanushek and Ludger Woessmann|title=The role of cognitive skills in economic development|url=http://edpro.stanford.edu/Hanushek/admin/pages/files/uploads/Hanushek_Woessmann_2008_JEL_46.pdf|doi=10.1257/jel.46.3.607|journal=Journal of Economic Literature|volume=46|issue=3|year=2008|pages=607–608|access-date=2014-01-23|archive-date=2011-01-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20110105125552/http://edpro.stanford.edu/hanushek/admin/pages/files/uploads/Hanushek_Woessmann_2008_JEL_46.pdf|dead-url=yes}}</ref>
 
Pada tingkat individu, ada banyak literatur, umumnya terkait dengan karya Jacob Mincer,<ref>{{Cite journal|author=Jacob Mincer|title=The distribution of labor incomes: a survey with special reference to the human capital approach|jstor=2720384|journal=Journal of Economic Literature|volume= 8|issue=1|year=1970|pages=1–26}}</ref> tentang bagaimana laba berkaitan dengan pendidikan dan modal manusia lainnya. Karya ini telah memotivasi sejumlah besar studi, tetapi juga kontroversial. Kontroversi utama berkisar bagaimana menafsirkan dampak sekolah.<ref>David Card, "Causal effect of education on earnings," in ''Handbook of labor economics'', Orley Ashenfelter and David Card (Eds). Amsterdam: North-Holland, 1999: pp. 1801–1863</ref><ref>James J. Heckman, Lance J. Lochner, and Petra E. Todd., "Earnings functions, rates of return and treatment effects: The Mincer equation and beyond," in ''Handbook of the Economics of Education'', Eric A. Hanushek and Finis Welch (Eds). Amsterdam: North Holland, 2006: pp. 307–458.</ref> Beberapa siswa yang telah menunjukkan potensi yang tinggi untuk belajar, dengan menguji dengan intelligence quotient yang tinggi, mungkin tidak mencapai potensi penuh akademis mereka, karena kesulitan keuangan.{{cn|reason-actually some students at the low end get better treatment than those in the middle with grants, etc. needs RS|date=December 2013}}