G.A. Siwabessy: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 54:
Siwabessy mendapat tugas istimewa di pusat pengeboran perusahaan minyak Belanda BPM ([[Bataavishe Petroleum Maatshapij]]), Cepu, Jawa Tengah. Di sana Siwabessy bahkan dipekerjakan sebagai seorang dokter penuh dengan fasilitas sangat memadai. Dr. Smit, direktur rumah sakit, memperlakukan Siwabessy sebagai kolega terhormat. Rupanya hal ini tidak terlalu disukai oleh Zuster den Helder, seorang Belanda berperawakan tinggi besar. Ia tidak bisa menerima bahwa seorang inlander berkulit hitam, berambut keriting dan berperawakan kecil menjadi pimpinannya. Setiap perintah Siwabessy selalu mendapatkan komentarnya sampai akhirnya timbul pertengkaran terbuka. Hanya dengan perantaraan Dr Smit saja maka persoalan ini dapat diatasi. Zuster den Helder diperingatkan bahwa Siwabessy adalah seorang dokter yang kompeten dan diakui oleh Pemerintah Hindia Belanda maupun [[Bataafsche Petroleum Maatschappij|BPM]]. Sejak peristiwa itu Siwabessy bisa bekerja dengan tenang.
 
Pada Maret 1942 tentara Jepang memasuki Indonesia sehingga timbullah kekacauan. Semua orang Eropa dan para dokter yang berdinas di BPM Cepu harus mengungsi ke Surabaya. Di kota itu Siwabessy bertemu dengan Dr Sutjahyo, kawan lamanya di NIAS yang memegang kedudukan penting di Bagian Radiologi dan Bagian Paru-paru Rumah Sakit Simpang, Surabaya. Ia meminta bantuan Siwabessy untuk memimpin bagian radiologi. Keahlian Siwabessy pada bidang radiologi di kemudian hari juga terasah oleh para seniornya, Dr RM Notokworo dan Dr Abdul Rachman[[Abdulrachman Saleh]].
 
"Sebetulnya beta tidak terlalu tertarik pada radiologi. Semasa mahasiswa beta lebih banyak tertarik pada bidang fisika, dan karena hubunganku dengan dr. Latumeten, kepala Rumah Sakit Jiwa Lawang, beta tertarik pula pada bidang psikiatri (ilmu jiwa klinis). Namun demi kelangsungan hidup, beta rela bekerja dalam bidang radiologi. Dengan demikian beta masuk ke bidang yang sama sekali baru bagiku. Tidak kuduga ketika itu, bahwa keputusan yang kuambil secara terpaksa ini akan menentukan jalan hidup kemudian, baik pada masa krisis pada pendudukan Jepang maupun dalam masa revolusi dan masa merdeka," tulis Siwabessy dalam memoarnya "Upuleru".
 
== Bapak Atom Indonesia ==
Sementara itu atas informasi Dr. [[Abdul Azis Saleh|Aziz Saleh]], Siwabessy mengetahui bahwa di Sekolah Tinggi Kedokteran Universitas Indonesia di Batavia akan diadakan ujian Arts. Siwabessy bersama beberapa rekan dari NIAS yang sudah lulus Semi Arts, segera berangkat ke Batavia. Siwabessy lulus sebagai dokter penuh pada 15 Desember 1942.
 
Setelah kemerdekaan RI, Siwabessy makin giat lagi dalam kegiatan organisasi kebangsaan dan pada tahun-tahun inilah ia dipertemukan dengan banyak tokoh penting nasional.
 
Pada 1949 [[Leimena|dr Leimena]], menteri kesehatan RI saat itu, merekomendasikan agar Siwabessy melanjutkan pendidikan di bidang radiologi. Sebelumnya dr Johanes telah memberikan kepadanya brevet (surat tanda bukti keahlian) sebagai ahli radiologi. Dengan rekomendasi kedua dokter ini, Siwabessy berhasil mendapatkan beasiswa dari [[British Council]] untuk studi lanjutan di [[Universitas London]]. Termasuk study trip ke pusat radiologi dan pusat kedokteran nuklir berbagai kota di Inggris: [[Manchester]], [[Leeds]], Edinburg[[Edinburgh]] dan [[Glasgow]].
 
Hal-hal pokok yang dipelajari mencakup radiologi, radioterapi, dan pengetahuan dasar bidang atom. Lagi-lagi Siwabessy menonjol. Baru tiga bulan mengikuti studi, ia diangkat menjadi asisten. Ini berarti, Siwabessy dibebaskan dari tugas-tugas rutin perkuliahan seperti mahasiswa lain pada umumnya. Bahkan diberi kepercayaan memegang sebuah bangsal di [[Rumah Sakit Hammersmith]], London. Tak hanya itu, seorang sekretaris Inggris juga ditugaskan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Suatu prestasi yang sangat luar biasa bagi seorang Asia pada saat itu.
Baris 69:
Pengalaman penting lainnya selama berada di Inggris, ketika Siwabessy mempelajari sistem kesejahteraan di bidang kesehatan. Ide inilah yang ia kembangkan di Indonesia dengan nama Asuransi Kesehatan ([[Askes]]) saat menjabat [[Daftar Menteri Kesehatan Indonesia|Menteri Kesehatan]].
 
Saat memperdalam bidang radiologi itu, Siwabessy banyak berkenalan dengan para ahli atom dari bidang terkait, seperti fisika nuklir, kimia, biologi, fisika-radiasi, kimia-radiasi, biologi radiasi, dan radioterapi. Selain itu Siwabessy juga melihat bahwa pengobatan kanker di London sudah banyak menggunakan hasil penemuan dan penyinaran atom. Hal-hal inilah banyak memberi wawasan baru yang kelak kemudian hari diterapkan di Indonesia. Karya Siwabessy kini juga terukir di Departemen Radioterapi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Sebuah rumah sakit berstandar internasional dengan peralatan sangat modern yang telah terbukti banyak menolong para penderita kanker—termasuk kaum papa sekalipun. Demikian juga pengobatan dengan tenaga nuklir yang ada di [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto|RSPAD Gatot Subroto]], semuanya dirintis oleh Siwabessy.
 
Sekembalinya dari London, Siwabessy langsung dipercayai memegang berbagai tugas penting, antara lain: Guru Besar Luar Biasa Fakultas Kedokteran [[Universitas Indonesia]]; Konsultan [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto]], Jakarta; Direktur [[Rumah Sakit St. Carolus]], Jakarta. Ia juga mendirikan Lembaga Radiologi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Baris 79:
Tahun 1962 Presiden Sukarno meresmikan berdirinya Badan Tenaga Atom Nasional ([[BATAN]]), berada langsung di bawah( presiden, dan Siwabessy sebagai Direktur Jenderal BATAN pertama. Pada 1965 ia diangkat sebagai Menteri Badan Tenaga Atom Nasional.
 
Atas jasa-jasanya yang sangat besar dalam memajukan tenaga atom di Indonesia, seperti membangun [[reaktor nuklir]] dan banyak penelitian penting lainnya, Siwabessy yang adalah juga Bapak Atom Indonesia, menerima Bintang Mahaputera III pada 1976. Namanya juga diabadikan oleh negara pada sebuah reaktor nuklir terbesar di Asia Tenggara berkekuatan 30 MW yaitu Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy, berlokasi di [[Serpong, Tangerang Selatan|Serpong, Tangerang]], Jawa Barat, yang diresmikan [[Soeharto|Presiden Soeharto]] pada 20 Agustus 1987.
 
== Menteri Kesehatan ==
Baris 108:
|PLACE OF DEATH = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
}}
[[Kategori:Ilmuwan Indonesia]]
 
[[Kategori:Dokter Indonesia]]
[[Kategori:Profesor Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Maluku]]
[[Kategori:Tokoh dari Maluku Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Saparua]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Kesehatan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]