Basileus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Hafidh Wahyu P memindahkan halaman Basilissa ke Basileus dengan menimpa pengalihan lama
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20211009)) #IABot (v2.0.8.1) (GreenC bot
 
Baris 28:
[[Berkas:Herod coin1.jpg|jmpl|Koin tembaga [[Herodes Agung]] yang bertuliskan ''Basileōs Hērōdou'' (ΒΑΣΙΛΕΩΣ ΗΡΩΔΟΥ). Herodes Agung adalah raja bawahan dari Kaisar Romawi yang menguasai kawasan Palestina pada abad pertama SM.]]
 
Namun pada abad ke-4 M, ''basileus'' digunakan secara khusus untuk penguasa yang kedudukannya dipandang setara dengan Kaisar Romawi, yakni Raja Diraja Iran dan, pada tingkat yang lebih rendah, [[Kekaisaran Aksum|penguasa Aksum]].<ref>{{citation | title=The Title ΒΑΣΙΛΕΥΣ in Early Byzantine International Relations | first=Evangelos K. | last=Chrysos | journal=Dumbarton Oaks Papers | volume=32 | year=1978 | publisher=Dumbarton Oaks | pages=35, 42 | doi=10.2307/1291418 | jstor=1291418}}</ref> Romawi, Iran, dan Aksum dipandang sebagai negara adidaya pada masa itu, selain Tiongkok di Asia Timur.<ref>{{cite book |last= Munro-Hay|first= Stuart|date= 1991|title= Aksum: An African Civilisation of Late Antiquity|url= https://archive.org/details/aksumafricancivi0000munr|location= Edinburgh|publisher= Edinburgh University Press|page= [https://archive.org/details/aksumafricancivi0000munr/page/17 17]|isbn= 0748601066}}</ref> Hal ini menjadikan ''basileus'' menjadi berkonotasi sebagai "kaisar". Saat Kekaisaran Romawi Barat runtuh pada abad ke-5 M, para penguasa setelahnya tidak disebut sebagai ''basileus'' dalam bahasa Yunani, tetapi ''rēx'' atau ''rēgas'' yang merupakan turunan dari bahasa Latin ''rex'' "raja".<ref name="ODB263"/>
 
Penggunaan resmi pertama kali ''basileus Rhomaíōn'' yang terdokumentasikan justru berasal dari Iran, yakni pada surat dari [[Khosrau II]] untuk Kaisar [[Maurikius]]. Khosrau II menyapa Maurikius dengan gelar Yunani ''basileus Rhomaíōn'', bukan gelarnya dalam bahasa Persia Tengah ''kēsar-i Hrōm'' sebagaimana tradisi. Khosrau II sendiri menyebut dirinya sebagai ''Persōn basileus'' (Basileus Persia), bukan ''Basileus Basileōn'' seperti penggunaan resmi pada masa-masa sebelumnya.<ref>{{citation | title=The Title ΒΑΣΙΛΕΥΣ in Early Byzantine International Relations | first=Evangelos K. | last=Chrysos | journal=Dumbarton Oaks Papers | volume=32 | year=1978 | publisher=Dumbarton Oaks | page=70 | doi=10.2307/1291418 | jstor=1291418}}</ref> Ini menandakan bahwa gelar ''basileus'' sudah dipandang sebagai padanan dari maharaja, kaisar, atau raja diraja, sehingga tidak perlu lagi menggunakan imbuhan ''megas'' (agung) atau pengulangan (''basileus basileōn'') sebagaimana pada masa-masa sebelumnya.