Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adhit Fastman (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 40:
| footnotes = Sumber: [[Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia]]
}}
'''Bandar Udara Internasional Sultan Muda''', ([[Bahasa Inggris|Inggris]]: ''Sultan Iskandar Muda International Airport'', [[Bahasa Aceh|Aceh]]: ''Bandar Udara Antar Nanggroë Sultan Iskandar Muda''), dikenal juga dengan '''Bandar Udara Internasional Banda Aceh''' ([[Bahasa Inggris|Inggris]]: ''Banda Aceh International Airport'') {{airport codes|BTJ|WITT}} adalah sebuah [[bandar udara]] yang melayani [[Kota Banda Aceh]] dan sekitarnya, yang terletak di wilayah Kecamatan [[Blang Bintang, Aceh Besar]], Provinsi [[Aceh]]. Nama bandara ini diambil dari nama [[Sultan Iskandar Muda]], seorang [[pahlawan Nasional|Raja]] dari Aceh. Bandara ini dikelola oleh [[PT Angkasa Pura II]], untuk melayani rute domestik dan internasional. Saat ini sudah ada tiga penerbangan internasional, yaitu [[Air Asia]] ke [[Kuala Lumpur]] dan [[Firefly]] ke [[Penang]] dan [[Malindo Air]] ke [[Penang]]. Untuk saat ini bandara Sultan Iskandar Muda masih memiliki 8 parking stand
 
Bandara ini juga pernah difungsikan sebagai basis pengiriman obat-obatan sesudah [[Gempa bumi Samudera Hindia 2004]], yang hilir mudik dari berbagai wilayah di [[Dunia]], kepada para pengungsi yang terisolir di berbagai wilayah yang dihantam [[Tsunami]] di [[Aceh]]. Setelah dilanda [[Tsunami]] pada [[26 Desember]] [[2004]], bandara ini telah direnovasi dan memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 meter yang mampu menampung pesawat berbadan lebar. Pada 9 Oktober 2011 sebuah [[Boeing 747|Boeing 747-400]] berhasil melakukan take off dan landing, yang membuktikan bahwa bandara ini bisa dijadikan tempat transit bagi perusahaan penerbangan internasional.