Rumpun bahasa Sama-Bajau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 12:
Dalam Sinamah yakni Bahasa Samah (Bajau) (penulis adalah berketurunan Bajau/Samah) sisipan ''-in-'', apabila diimbuhkan kepada Kata Nama, akan berarti 'kepunyaan'. Justru itu, masyarakat Samah menamakan bahasa mereka sebagai ''Sinamah'' karena bahasa tersebut adalah bahasa kepunyaan mereka.
 
SesuaiBerkenaan dengan perkataan 'Bajau' yang juga dirujuk kepada suku bangsa dan bahasa yang sama yaitu Bahasa dan Bangsa Samah, belum dipastikan tentang asal-usul kewujudannya. Namun demikian, penulis amat yakin bahwa perkataan Bajau berasal dari Indonesia. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat kata tersebut. Yang pasti kata "Bajau" berasal dari hasil proses ''pelunakan'' bunyi atau sebutan perkataan Badjoe (sistem tulisan/ejaan lama bahasa Indonesia):
 
BADJOE -> BADJAO -> BADJAU -> BAJAU.
Baris 27:
Di Sabah, penduduk yang dipanggil Bajau tidak pernah menggelar diri mereka sebagai berbangsa Bajau. Mereka akan menggunakan nama suku-suku seperti Sama, Simunul dll. Pentadbir British yang menggelarkan diri mereka Bajau. Ini mungkin hasil dari guru-guru bahasa Melayu yang mengajar diSekolah-sekolah diSabah pada waktu itu dan menjadi penasihat kepada pentadbir British. Ramai guru-guru bahasa Melayu ini berasal dari Indonesia dan Malaya, sebab orang Sabah tidak menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa perhubungan mereka dan tidak ada orang Sabah yang mampu menjadi guru.
 
Berdasarkan kajian penulis terhadap Bahasa Samah-Bajau, terdapat sekurang-kurangnya 26 atau lebih subdialek bahasa ini yang dituturkan di Sabah dan Selatan Filipina. 26 (kini telah disenaraikan 3031) subdialek ini belum mengambil kira subdialek yang terdapat dan dituturkan di Indonesia Timur. Berikut adalah 3031 subdialek tersebut:
 
1. Ubian