Aloei Saboe: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox Officeholder|birth_date={{birth date|1911|11|11}}|restingplace=[[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Kalibata]], [[DKI Jakarta]]|death_place={{flagicon|Indonesia}} [[Kota Bandung|Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]|death_date={{death date and age|1987|8|31|1911|11|11}}|children=|spouse=Hj. Maudy Muda Aloei Saboe|parents=|occupation=[[Dokter]], [[Akademisi]], [[Cendekiawan]], [[Politisi]]|birth_place={{flagicon|Belanda}} [[Gorontalo]], [[Sulawesi]], [[Hindia Belanda]]|nationality={{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]|religion=Islam|othername=H. A. Saboe atau Profesor Saboe|birthname=|caption=Prof. Dr. dr. Aloei Saboe yang memiliki gelar adat "Ta Lo Tinepa Lipu" dari 5 Kerajaan Gorontalo, terkenal pula dengan julukan "Dokter Pejuang"|image=Prof. Dr. dr. Aloei Saboe.png|name=Prof. Dr. dr. H. Aloei Saboe|alma_mater=[[Nederlandsch Indische Artsen School]], [[Surabaya]], [[Hindia Belanda]]}}'''Prof. Dr. dr. H. Aloei Saboe''' (''[[Ejaan Republik|ER]], [[Ejaan Yang Disempurnakan|EYD]]: Aluyi Sabu,'' lahir di [[Gorontalo]], [[11 November]] [[1911]] - meninggal di [[Kota Bandung|Bandung]], [[31 Agustus]] [[1987]]) adalah seorang [[dokter]], [[cendekiawan muslim]], [[Akademikus|akademisi]], sekaligus tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Aloei Saboe atau populer dengan nama dr. H. A. Saboe berjuang melawan penjajah Belanda di [[Gorontalo]] bersama dengan [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]] [[Nani Wartabone]] dan pejuang kemerdekaan [[Kusno Danupoyo]]. Dalam catatan sejarah, Gorontalo akhirnya berhasil mengusir penjajah dan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 23 Januari 1942 (tiga tahun lebih awal sebelum [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] tanggal 17 Agustus 1945). Peristiwa bersejarah ini pun dikenal dengan sebutan [[Hari Patriotik 23 Januari 1942]] atau Hari Proklamasi Gorontalo yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh masyarakat Gorontalo.
 
Tidak hanya memperjuangkan kemerdekaan, dr. AloeiH. A. Saboe juga ikut terlibat dalam membantu operasi mempertahankan kemerdekaan dan penumpasan [[Permesta]] di Gorontalo pada tahun 1958. Atas dedikasi dan kontribusi besarnya bagi bangsa dan negara, dr. Aloei Saboe pun akhirnya dikenal luas oleh masyarakat dengan julukan "Dokter Pejuang".
 
Untuk mengenang jasa dan perjuangan dr. Aloei Saboe, maka nama Rumah Sakit Kotamadya Gorontalo diubah menjadi [[Rumah Sakit Umum Daerah Aloei Saboe]] (RSAS) pada tahun 1987.<ref>{{Cite web |url=https://rsudaloeisaboe.com/rs/sejarah/ |title=Salinan arsip |access-date=2019-02-08 |archive-date=2019-02-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190209124123/https://rsudaloeisaboe.com/rs/sejarah/ |dead-url=yes }}</ref> Disamping itu, atas perjuangan dan bakti luhurnya pada tanah leluhur, maka dr. Aloei Saboe pun akhirnya dianugerahi gelar adat [[Pulanga]], "''Ta Lo Tinepa Lipu''" (Sang Pengangkat Derajat Negeri) dari Dewan Adat 5 Kerajaan (Pohala'a) di Gorontalo.
 
== Riwayat Hidup ==
Aloei Saboe atau akrab disapa H. A. Saboe dilahirkan di [[Kota Gorontalo|Gorontalo]] pada tanggal 11 November 1911. Aloei Saboe berasal dari sebuah keluarga besar yang memiliki [[Marga Gorontalo|marga Saboe (Sabu)]]. Marga Saboe (Sabu) berasal dari daerah Gorontalo, sebuah wilayah di [[Semenanjung Utara, Sulawesi|Semenanjung Utara]], Pulau [[Sulawesi]] yang kini menjadi [[Gorontalo|Provinsi Gorontalo]].
 
Saboe menyelesaikan pendidikan dokternya di [[Nederlandsch Indische Artsen School|Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) Surabaya]] yang kini berubah menjadi Fakultas Kedokteran [[Universitas Airlangga]]. Setelah lulus dari pendidikan dokternya, H. A. Saboe ditempatkan di [[Kota Semarang|Semarang]] hingga akhirnya bertugas di Gorontalo pada tahun 1942.
 
Profesor Aloei Saboe telah berkontribusi selama lebih dari 30 tahun dalam pemberantasan [[Penyakit Hansen|penyakit kusta]] dan ikut serta mendirikan RS khusus kusta di desa Toto di Kabila, Gorontalo. Puncak karier dr. Aloei Saboe di dunia kesehatan adalah menjadi wakil kepala pengawas Dinas Kesehatan Provinsi [[Jawa Barat]].
 
dr. AloeiProfesor Saboe meninggal dunia pada tanggal 31 Agustus 1987 di [[Kota Bandung|Bandung]], [[Jawa Barat]]. Sebagai penerima anugerah bintang tanda jasa dari pemerintah, beliau kemudian dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Kalibata]] atas jasa dan pengorbanannya dalam memperjuangkan kemerdekaan [[Indonesia]] di Gorontalo.
 
== Perjuangan Pergerakan Nasional ==
dr.Profesor Aloei Saboe merupakan seorang dokter pejuang yang tidak hanya berjasa dalam bidang kesehatan, melainkan pula turut andil dalam berbagai upaya merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda. Berikut merupakan kiprah perjuangan dr. Aloei Saboe sepanjang hidupnya:
 
=== Perjuangan Kemerdekaan ===
Baris 30:
 
=== Pengabdian di Bidang Kesehatan ===
Sebagai seorang dokter, Profesor Aloei Saboe senantiasa mengabdikan dirinya untuk melayani dan mengobati pasien dimanapun dan kapanpun ia bertugas. Ketika bertugas di Gorontalo, dr. Saboe bersama dengan dr. [[Mansyoer Mohammad Dunda]] (dr. M.M. Dunda) saling bekerja sama untuk melayani masyarakat dari ujung utara hingga ke bagian selatan Gorontalo.<ref>https://www.kompasiana.com/ismanjusuf/550e594f813311c12cbc63fa/jejak-langkah-perjuangan-prof-dr-hi-aloei-saboe</ref> Aloei Saboe juga menaruh perhatian khusus dalam pemberantasan penyakit lepra atau kusta. Lebih dari 30 tahun bertugas sebagai dokter, Aloei Saboe turut memperdalam tentang penyakit [[Penyakit Hansen|lepra]] di sejumlah daerah diantaranya di [[Kota Semarang|Semarang]], [[Kabupaten Blora|Blora]] (di [[Randublatung, Blora|Randublatung]], [[Plantungan, Blora, Blora|Plantungan]], dan [[Cepu, Blora|Cepu]]), [[Kabupaten Gresik|Gresik]], [[Kabupaten Bangkalan|Bangkalan]], [[Ambon, Maluku|Ambon]] dan juga Gorontalo. Pengabdian untuk tanah kelahirannya diwujudkan dengan mendirikan Rumah Sakit Khusus Kusta berkapasitas 300 orang di wilayah Kabila.
 
Selain memberikan perhatian terhadap penyakit lepra, dr. Aloei Saboe juga turut menduduki beberapa posisi strategis di bidang kesehatan. Karier profesional dr. Aloei Saboe di bidang kesehatan diantaranya adalah:
Baris 60:
 
== Predikat Dokter Bintang Lima ==
Di kalangan praktisi kesehatan, dr.Profesor Aloei Saboe dikenal sebagai "Dokter Bintang Lima"<ref>https://jurnalcelebes.id/2021/05/25/kiprah-aloei-saboe-sebagai-dokter-bintang-lima/</ref>, dimana kontribusi, karya, dan dedikasinya begitu besar dalam bidang kesehatan di Indonesia. Berdasarkan kriteria ''[[Organisasi Kesehatan Dunia|World Health Organization (WHO)]]'', Aloei Saboe telah memenuhi karakteristik paripurna dari ''The Five Star Doctor'' (Dokter Bintang Lima) yaitu:<ref>https://www.ui.ac.id/en/professional/medical-doctor.html</ref>
 
* Seorang Penyedia Pelayanan Kesehatan & Perawatan (''Care Provider''),