Gerakan Fajar Nusantara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Suntingan 180.245.60.162 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot
Tag: Pengembalian pranala ke halaman disambiguasi
Baris 1:
'''Gerakan Fajar Nusantara''' (disingkat '''Gafatar''') adalah aliran kepercayaan yang dianggap sebagai salah satu penerus [[Al-Qiyadah Al-Islamiyah]].<ref name="kompas">Fabian Januarius Kuwado, [https://nasional.kompas.com/read/2016/01/13/17295801/Jejak.Organisasi.Gafatar.di.Indonesia. Jejak Organisasi Gafatar di Indonesia], Kompas, 13 Januari 2016, diakses 23 Juni 2018</ref> Aliran ini didirikan oleh Ahmad Moshaddeq yang menyatakan dirinya sebagai nabi atau [[mesias]], dan gerakan ini merupakan gerakan [[sinkretisme|sinkretik]] yang menggabungkan ajaran [[Islam]], [[Kristen]] dan [[Yahudi]].<ref name="kompas"/>
'''Gerakan Fajar Nusantara''' (disingkat '''Gafatar''') adalah aliran kepercayaan sesat
 
== Ajaran ==
=
Menurut hasil penelitian ketua Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) Amin Djamaludin, ajaran gerakan ini masih sama dengan ajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyah, seperti penggantian kalimat syahadat dari "''Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah''" (Aku bersaksi tiada Tuhan Selain Allah dan Aku bersaksi Nabi Muhammad adalah utusan Allah) menjadi "''Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Al-Masiihal Maw'uuda Rasulullah''" (Aku bersaksi tiada Tuhan Selain Allah dan Aku bersaksi Al-Masih Al-Maw'ud adalah utusan Allah),<ref name="beritasatusiti">Siti Arpiah, [http://www.beritasatu.com/nasional/343632-gafatar-adalah-penjelmaan-alqiyadah-alislamiyah-yang-dilarang.html Gafatar Adalah Penjelmaan Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang Dilarang], Berita Satu, 22 Januari 2017, diakses 23 Juni 2018</ref> ketiadaan kewajiban puasa, dan pengakuan Ahmad Moshaddeq sebagai nabi setelah Nabi [[Muhammad]] dengan nama "Al-Masih Al-Maw’ud".<ref name="beritasatu">Aries Sudiono, Lukya Panggabean, [http://www.beritasatu.com/politik/343664-kenapa-banyak-anggota-gafatar-hijrah-ke-kalimantan.html Kenapa Banyak Anggota Gafatar Hijrah Ke Kalimantan?], Berita Satu, 22 Januari 2016, diakses 23 Juni 2018</ref> Mereka juga meniadakan kewajiban sholat lima waktu, tetapi masih mewajibkan "''Qiyamul lail''" (sholat malam) dan sholat waktu terbit dan terbenamnya matahari.<ref name="beritasatusiti"/> Selain itu, menurut Djamaludin, cara menebus dosa dalam kepercayaan Gafatar adalah dengan membayarkan nominal tertentu kepada Ahmad Moshaddeq sebagai nabi, seperti yang tertulis di dalam salah satu buku pegangan Gafatar yang berjudul "Islam Hanif: Akan Masuk Surga" karya Robert P. Walean.<ref name="beritasatusiti"/>
 
Dalam buku "Memahami dan Menyikapi Tradisi Tuhan: Kebangkitan yang Dibenci tapi Dirindukan" karya Ahmad Mesiyyakh, diyakini bahwa umat pilihan Tuhan akan dibangkitkan kembali pada tahun 2024 M oleh seorang nabi sebagai bagian dari siklus 700 tahun kejayaan dan kejatuhan semenjak kelahiran Nabi Muhammad (menurut kepercayaan Gafatar lahir pada tahun 624 M).<ref name="siti2">Siti Arpiah, [http://www.beritasatu.com/nasional/343641-gafatar-ingin-membentuk-agama-baru.html Gafatar Ingin Membentuk Agama Baru], Berita Satu, 22 Januari 2017, diakses 23 Juni 2018</ref> Selain itu, menurut buku "Kewajiban Menghormati Hari 'Ketujuh' (Sabath)", hari suci penganut Gafatar adalah hari Sabtu.<ref name="siti2"/> Di buku yang sama juga dijelaskan proses penciptaan alam semesta melalui enam tahapan, dan pada tahap ketujuh alam semesta telah selesai diciptakan dan Tuhan kemudian beristirahat.<ref name="siti2"/> Proses penciptaan versi Gafatar memadukan unsur-unsur dari Taurat, Al-Quran, dan [[Alkitab]].<ref name="siti2"/>
 
Berdasarkan pengamatan Amin Djamaludin, Gafatar ingin mewujudkan enam tahapan untuk mendirikan sebuah [[teokrasi]], yaitu: (1) "Sirrun" atau dakwah rahasia, (2) "Jahrun" atau dakwah secara terang-terangan, (3) "Hijrah" seperti Muhammad yang pernah pindah dari [[Mekkah]] ke [[Madinah]], (4) "Qital" yaitu perang terbuka melawan kafir demi kemenangan agama mereka, (5) "Futuh" yaitu kemenangan, dan yang terakhir adalah (6) "Khilafah" yaitu pembentukan negara yang menerapkan hukum agama mereka.<ref name="beritasatu"/> Tahapan ketigalah yang konon mendasari kedatangan banyak anggota Gafatar ke wilayah [[Kalimantan]].<ref name="beritasatu"/> Namun, seorang mantan pemimpin Gafatar yang bernama Yudhistira mengklaim bahwa anggota Gafatar dikirim ke Kalimantan untuk ikut program pangan dengan menggarap lahan yang telah disediakan oleh Gafatar.<ref name="tempo"/>
 
== Pengikut ==