Abdul Wahid Hasyim: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Utama menggunakan HotCat |
Merapikan/copyedit |
||
Baris 20:
|successor2 = [[Fakih Usman]]
|birth_date = {{Birth date|1914|6|1|mf=y}}
|birth_place =
|death_date = {{Death date and age|1953|4|19|1914|6|1|mf=y}}
|death_place =
|children = K.H. [[Abdurrahman Wahid]]<br />Aisyah Hamid Baidlowi<br />K.H. [[Salahuddin Wahid]]<br />dr. Umar Wahid, Sp.P<br />[[Lily Wahid|Lily Chodijah Wahid]]<br />[[Hasyim Wahid]]
|grand children = [[Yenny Wahid]]<br />[[Inayah Wulandari]]<br />[[Alissa Qatrunnada]]<br />[[Anita Hayatunnufus]]<br />Umi Atia Wahid<br />Afifah Afiani<br />Arief Rachman Hamid<br />[[Ipang Wahid]]<br />Billy Wahid
Baris 34:
}}
[[Berkas:Wahid Hasyim when he was 12 years old.jpg|jmpl|ka|Wahid Hasyim saat usianya 12 tahun.]]
'''[[Kyai|K.]] [[Haji (gelar)|H.]] Abdul Wahid Hasjim''' ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: Abdul Wahid Hasyim
Pada tahun
Wahid Hasyim dengan segudang pemikiran tentang agama, negara, pendidikan, politik, kemasyarakatan, NU, dan pesantren, telah menjadi lapisan sejarah ke-Islaman dan ke-Indonesiaan yang tidak dapat tergantikan oleh siapapun.
Baris 42:
Wahid Hasjim adalah salah satu putra bangsa yang turut mengukir sejarah negeri ini pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia. Terlahir Jumat Legi, 5 Rabi’ul Awal 1333 Hijriyah atau 1 Juni 1914, Wahid mengawali kiprah kemasyarakatannya pada usia relatif muda. Setelah menimba ilmu agama ke berbagai pondok pesantren di Jawa Timur dan Mekah, pada usia 21 tahun Wahid membuat “gebrakan” baru dalam dunia pendidikan pada zamannya. Dengan semangat memajukan pesantren, Wahid memadukan pola pengajaran pesantren yang menitikberatkan pada ajaran agama dengan pelajaran ilmu umum.Sistem klasikal diubah menjadi sistem tutorial. Selain pelajaran Bahasa Arab, murid juga diajari Bahasa Inggris dan Belanda. Itulah madrasah nidzamiyah.
Meskipun ayahandanya, Hadratush Syaikh [[Hasyim Asyari]], pendiri [[Nahdlatul Ulama]], butuh waktu beberapa tahun bagi Wahid Hasjim untuk menimbang berbagai hal sebelum akhirnya memutuskan aktif di
Karier politiknya terus menanjak dengan cepat. Ketua PBNU, anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), hingga [[Menteri Agama]] pada tiga kabinet (Hatta, Natsir, dan Sukiman).
Banyak kontribusi penting yang diberikan Wahid bagi agama dan bangsa.
Rumusan "Ketuhanan Yang Maha Esa" dalam [[Pancasila]] sebagai pengganti dari "Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya" tidak terlepas dari peran seorang Wahid Hasjim. Wahid dikenal sebagai
Wahid Hasjim meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil di [[Kota Cimahi]] tanggal
Setelah meninggalnya Wahid Hasjim, anak-anaknya diasuh oleh istrinya yang tengah hamil anak ke enam. Anak keduanya, Aisyah Hamid Baidlowi ikut membantu mengurus adik-adiknya disaat ibunya bekerja.
|