Chaebol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20210913sim)) #IABot (v2.0.8.1) (GreenC bot
k →‎Sejarah: perbaikan terjemahan
Baris 32:
Pada dekade 1990-an, Korea Selatan menjadi salah satu [[negara industri baru]] terbesar dan standar hidupnya makin mirip dengan negara yang telah lama terindustrialisasi.
[[File:Seoul Square.jpg|220px|thumb|Bekas kantor pusat [[Daewoo]] Group, yang pernah menjadi konglomerat terbesar kedua di Korea Selatan]]
Presiden [[Kim Young-sam]] kemudian mulai menantang para chaebol, namun baru pada [[krisis keuangan Asia 1997]], banyak yang menyadari kelemahan sistem chaebol. Dari 30 chaebol terbesar di Korea Selatan, 11 chaebol di antaranya runtuh antara bulan Juli 1997 hingga Juni 1999. Awalnya, krisis tersebut disebabkan oleh anjloknya nilai tukar mata uang, selain akibat kekhawatiran ketersediaan kas untuk membayar utang luar negeri, biaya yang lebih rendah pada akhirnya membantu chaebol yang lebih kuat untuk memperluas ekspansi mereka ke negara-negara Barat, tetapi pada saat yang sama, terjadi penurunan ekspor ke Asia Tenggara, yang telah lama menjadi sumber pertumbuhan, sehingga membuat utang menumpuk, dan berakibat fatal bagi beberapa chaebol. Chaebol yang tersisa pun menjadi makin fokus pada keahliannya. Contohnya, sebagai negara dengan penduduk terbanyak ke-26 di dunia, sebelum krisis, Korea Selatan memiliki tujuh produsen [[mobil]] besar. Setelah krisis, hanya ada dua produsen yang masih utuh, dan dua produsen lain beroperasi dengan kapasitas yang lebih kecil, di bawah [[General Motors]] dan [[Renault]]. Chaebol pun tidak hanya berutang pada bank milik pemerintah, namun juga ke bank swasta dan anak usahanya yang bergerak di bidang jasa keuangan. Besarnya pinjaman yang gagal dibayar berarti bahwa bank tidak dapat menyita atau menghapus kredit macet tanpa mereka sendiri runtuh, sehingga kegagalan pembayaran pinjaman tersebut langsung menyebabkan krisis perbankan sistemik, dan pemerintah Korea Selatan pun meminta bantuan [[IMF]]. Contoh paling parah terjadi pada pertengahan tahun 1999, dengan [[skandal korupsi dan pembubaran Daewoo|keruntuhan Daewoo Group]], yang memiliki utang sekitar US$80 milyar yang belum dilunasi. Pada saat itu, kebangkrutan Daewoo adalah [[kebangkrutan]] perusahaan terbesar dalam sejarah.
 
Investigasi kemudian mengungkap korupsi besar-besaran di internal chaebol, terutama penyuapan dan [[penipuan]] [[akuntansi]].