Pururawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
k +templat
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
| Image = Urvashi-Pururavas by RRV.jpg
| Caption = Lukisan [[Urwasi]] dan Pururawa karya [[Raja Ravi Varma]].
| Nama_lain = Pururawa Aila
| Kitab = ''[[Mahabharata]]''; ''[[Purana]]''
| Devanagari = पुरूरव
| Ejaan_Sansekerta = Purūrava
| Pasangan = Ausiniri; [[Urwasi]]
| Asal = [[Kerajaan Kuru]]
| Dinasti = [[Dinasti Candra|Candra]]
| Orangtua = [[Budha]] dan [[Ila (putri Manu)|Ila]]
| Anak = [[Ayu (mitologi)|Ayu]]
}}
Dalam [[mitologi Hindu]], '''Pururawa''' ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: पुरूरव; ''Purūrava'') adalah nama seorang raja di Prayasha, putera Budha dan Ila. Ia merupakan leluhur [[Dinasti Candra]], keturunan [[Soma]]. Ia menikah dengan Ausiniri dan [[Urwasi]]. Dari hubungannya dengan Ausiniri ia tidak memiliki keturunan, sedangkan dari hubungannya dengan Urwasi ia memiliki beberapa putera, yang terkenal ialah Ayu, yang di kemudian hari menjadi penerus tahta.
Baris 20 ⟶ 25:
Pada suatu hari, Urwasi marah dan cemburu karena Pururawa terpikat dengan kecantikan seorang gadis yang sedang mencuci pakaian di sungai. Dengan diliputi rasa cemburu, Urwasi berlari sampai ke wilayah hutan keramat milik Dewa [[Kartikeya]] yang pantang dimasuki oleh wanita. Karena tanpa sengaja Urwasi memasuki wilayah keramat tersebut, tubuhnya berubah menjadi batu. Pururawa mencari Urwasi selama berbulan-bulan. Pururawa meminta petunjuk para dewa yang sudah sering ia bantu dalam peperangan. Kartikeya menjadi iba dengan Pururawa. Ia memberi sebuah [[permata]] [[merah]] dan menyuruh Pururawa agar digosok pada sebuah batu yang ada di dalam kawasan hutannya. Ketika perintah itu dilaksanakan, Urwasi segera terbebas dari kutukan.
 
Pururawa dan Urwasi kembali ke istana setelah bertahun-tahun tinggal di hutan Gandamadana. Pada suatu hari, permata merah pemberian Kartikeya direbut oleh seekor [[gagak]]. Urwasi yang amat menyukai permata tersebut memohon kepada Pururawa untuk merebutnya kembali. Sebelum Pururawa berhasil menembakkan [[panah]]nya, ada orang lain yang terlebih dahulu memanah si gagak. Si gagak jatuh ke halaman istana. Ketika anak panah yang menancap di tubuh si gagak diamati, tertulis bahwa anak panah tersebut dimiliki oleh [[Ayu (rajamitologi)|Ayu]]. Setelah ditelusuri ternyata Ayu adalah putera Pururawa dan Urwasi. Kelahiran puteranya sendiri tidak diketahui oleh Pururawa. Ternyata Ayu tercipta dari pikiran Urwasi. Insiden di hutan Kartikeya telah memberi waktu bagi Urwasi untuk melahirkan puteranya. Saat Pururawa menjumpai puteranya sendiri, Urwasi teringat dengan kutukannya yang terdahulu. Sesuai dengan kutukan, pertemuan antara Pururawa dengan Ayu berarti perpisahan antara Urwasi dengan suami dan anaknya.
 
Setelah Urwasi kembali ke kahyangan, Ayu dinobatkan sebagai raja, sedangkan Pururawa memilih pergi meninggalkan kerajaannya untuk tinggal di Gandamadana. Pada suatu ketika, para [[raksasa]] menyerbu kahyangan. Saat mengetahui keadaan tersebut, Pururawa segera memberikan bantuan seperti yang sudah sering ia lakukan. Atas bantuan Pururawa, para raksasa berhasil dikalahkan. Sebagai rasa terima kasih, Indra mengizinkan Urwasi untuk melayani Pururawa di Gandamadana. Di sana Pururawa menghabiskan sisa hidupnya dengan ditemani Urwasi. Di sana pula Urwasi melahirkan lebih banyak putera.
Baris 33 ⟶ 38:
{{succession box|
before=–|
years=ke-1Raja pertama|
title=[[Dinasti Candra|Raja Dinasti Candra]]|
after=[[Ayu (mitologi)|Ayu]]}}
{{end box}}