Kabaret Bandung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wiki77rheza (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wiki77rheza (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
Trilogi (sanggar umum), Smile Kabaret (SMA Kartika Candra), Stepu (Studio Teate dan Kabaret Puragabaya, SMA Puragabaya), Kasebel (Kabaret sembilan belas, sekarang Potret 19 SMA Negeri 19 Bandung), Kabaret Lima (SMA Negeri 5 Bandung), Terase 06 (Teater anak SMA Negeri 6, SMA Negeri 6 Bandung), Teater SMA Negeri 11 Bandung, dan Studio Kabaret (sanggar umum) adalah tim-tim yang konsisten dan mampu bersaing di ajang kompetisi di tahun 90an. Tim-tim tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing di setiap pertunjukannya, dan mereka juga pernah terpilih untuk terlibat sebuah ''project'' televisi untuk pertama kalinya karena berhasil menjadi yang terbaik di ajang kompetisi kabaret atau biasa di sebut Festival Kabaret. Karena semakin rutinnya Festival Kabaret, kelompok-kelompok kabaret lain pun turut berpartisipasi untuk mengikuti festival kabaret, seperti B’tops (SMA Negeri 9 Bandung), Pispot (SMA Negeri 2 Bandung), Teater Anak Hiji / AH (SMA Negeri 1 Bandung), Bengsas (SMA Negeri 10 Bandung), SMA Negeri 7 Bandung, SMA BPI Bandung, dan lain-lain, karena pada zaman itu kabaret menjadi candu dan sebuah tontonan parodi yang mengeksistensikan remaja saat itu, dan kabaret Bandung pun semakin menjamur dimasyarakat, menjadikan mereka tampil di Televisi ([[Televisi Republik Indonesia|TVRI]], [[TPI (Indonesia)|TPI]] sekarang MNC, [[Antv|ANTV]], dan lain-lain), acara-acara off air Radio, dan acara ngehits pada zamannya.
 
Seiring berjalannya waktu, para kelompok kabaret pun ada yang mampu bertahan dan masih produktif bahkan ada pula yang ''vacumvacuum''/tidak aktif bahkan menghilang sama sekali, tapi semakin hari semakin bertambah pula kelompok-kelompok kabaret baru yang meniru satu sama lain sebagai awal kedatangan mereka, bahkan mereka yang bertahan mampu menjalin silaturahmi hingga lahirlah Latihan Gabungan bersama dan tergagasnya membuat Pertunjukan / Pagelaran Bersama yang di prakarsai oleh pelatih Puragabaya sekaligus pendiri [[Anka Adika Production]] saat itu Kang [[Anton yustian|Anton Yustian]].
 
Bandung sangatlah kreatif, hingga saat ini gagasan gila dan pertunjukan yang atraktif semakin berkembang, dimana dengan kata kabaret, para pelakunya mampu mengeluarkan seluruh isi kreatifitasnya pada bidang ini, hampir ribuan grup kabaret di kota Bandung yang terbentuk, baik yang konsisten, maupun dadakan. Kabaret di Bandung, memiliki ciri dan keaneka ragaman bentuk yang berbeda di setiap kelompoknya, secara umum baik bentuk pertunjukan terutama dari audio mixing (musik). Mereka menggabungkan unsur dialog yang direkam, lagu, sound fx, potongan iklan, potongan dialog film, ilustrasi musik, dan lain-lain untuk menghasilkan sebuah audio untuk menyampaikan cerita dalam kemasan pertunjukan kabaret, terkadang ada juga yang live dialog, tapi kebanyakan dari mereka menggunakan gerak bibir mengikuti audio playback yang biasa kita sebut [[Sinkronisasi bibir|lipsync]].