Ahmad bin Abi Du'ad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Artikel rintisan baru :)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 31:
| office2 = Pejabat dan Penasihat [[Dinasti Abbasiyah|Abbasiyah]]
}}
'''Abu 'Abdallah Ahmad ibnbin Abi Du'ad al-Iyadi''' ({{lang-ar|أبو عبد الله أحمد بن أبي دؤاد الإيادي|ʾAbū ʿAbd Allāh ʾAḥmad ibn ʾAbī Duʾād al-ʾIyādī}}) (776/7–June 854) adalah seorang hakim agama [[Islam]] (''[[qadi]]'') pada pertengahan abad kesembilan. Seorang pendukung [[Muktazilah|Mu'tazilisme]], ia diangkat sebagai hakim kepala [[Kekhalifahan Abbasiyah]] pada tahun 833, dan menjadi sangat berpengaruh selama kekhalifahan [[al-Mu'tasim]] dan [[al-Wathiq]]. Selama masa jabatannya sebagai hakim ketua ia berusaha untuk mempertahankan Mu'tazilisme sebagai ideologi resmi negara, dan ia memainkan peran utama dalam menuntut Inkuisisi (''[[mihna]]h'') untuk memastikan kepatuhan terhadap Mu'tazilah doktrin di kalangan pejabat dan ulama.<ref>{{Citation|last=Tillier|first=Mathieu|title=I - Le grand cadi|date=2009-12-05|url=http://books.openedition.org/ifpo/709|work=Les cadis d'Iraq et l'État Abbasside (132/750-334/945)|pages=426–461|series=Études arabes, médiévales et modernes|place=Beyrouth|publisher=Presses de l’Ifpo|isbn=978-2-35159-278-6|access-date=2020-06-13}}</ref> Pada 848 Abi Du'ad menderita stroke dan memindahkan posisinya ke putranya [[Muhammad bin Ahmad bin Abi Du'ad|Muhammad]], tetapi pengaruh keluarganya menurun selama kekhalifahan [[al-Mutawakkil]], yang secara bertahap meninggalkan Mu'tazilisme dan mengakhiri "mihnah".
 
Sebagai salah satu pejabat paling senior selama pemerintahan beberapa khalifah, kedudukan Abi Du'ad di istana Abbasiyah telah dibandingkan dengan [[Keluarga Barmak|Barmakid]] pada puncaknya.{{sfn|Hurvitz|2002|pp=123-24}} Dianggap sebagai Mu'tazilah terkemuka dan salah satu arsitek utama "mihnah", penganiayaannya terhadap para sarjana ortodoks, termasuk teolog terkenal [[Ahmad bin Hanbal]], menyebabkan reputasinya menburuk setelah kematiannya, dan dia dijadikan objek fitnah oleh para penulis biografi [[Sunni Islam|Sunni]] kemudian.