Bahasa Belanda di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
sunting, tambah
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
+ dikit
Baris 11:
Ada pula motif-motif lain bagi orang muda Indonesia untuk mempelajari bahasa ini sehingga ada beberapa sekolah-sekolah jurusan di [[Semarang]], [[Bandung]], [[Surabaya]] dan di [[Yogyakarta]]. Institut-institut ini biasanya ditujukan bagi khalayak ramai. Anak-anak muda belajar bahasa Belanda untuk bisa mengikuti pembicaraan dengan ''oma'' mereka, mempelajari sejarah Indonesia atau untuk menjadi seorang pemandu pariwisata. Selain [[bahasa Inggris]], [[bahasa Jepang]], dan [[bahasa Mandarin]], bahasa Belanda merupakan sebuah bahasa yang populer dipelajari. Setiap tahun lebih dari 10.000 siswa-siswi Indonesia mempelajarinya di sekolah-sekolah swasta dan kursus.
 
Bagi bangsa Indonesia bahasa Belanda sungguh penting, terutama untuk bidang sejarah, linguistik, agraria, perhutanan, antropologi, dan hukum. Seringkali para ahli hukum diwajibkan bisa membaca bahasa Belanda. Banyak buku hukum dan pemerintahan yang (belum) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Bahkan pada beberapa tempat, seperti di [[Kota Depok]], bahasa Belanda masih merupakan bahasa dominan. Kemudian sekelompok [[waria]] di Jakarta menggunakan bahasa ini sebagai bahasa rahasia.{{rujukan}}
 
== Sejarah ==
Baris 23:
 
=== Abad ke-20 ===
[[Bahasa Melayu]] menjadi semakin penting, dan merupakan [[lingua franca]] di beberapa jajahan tetangga seperti [[Malaka]], [[Singapura]] dan [[Brunei]]. Sejak abad ke-20 bahasa Belanda semakin menyebar di Indonesia dan banyak digunakan untuk percakapan sehari-hari. Pada 1942, ketika Jepang menduduki [[Hindia-Belanda]], merekaJepang melarang penggunaanpenduduk Indoensia menggunakan bahasa Belanda dan hanya memperbolehkan bahasa Asia, seperti bahasa Indonesia dan [[bahasa Jepang]].
 
=== Setelah kemerdekaan ===
Baris 33:
Bahasa Belanda juga banyak mempengaruhi bahasa Indonesia dan bahasa Jawa serta bahasa-bahasa Nusantara lainnya. Kata-kata pinjaman dalam bahasa Indonesia antara lain adalah:
 
*''Knalpot, bekleding, vermaak, achteruit, absurd, afdruk, belasting, bestek, bom, bretel, debat, degen, drama, elan, fabel, flop, fotomodel, fraude, garasi, giro, gratis, handel, harem, hutspot, inklaring, jas, kabinet, kanker, kansel, krat, lading, loket, marmer, masker, matras, mondeling, nota, oma, onderneming, opa, pan, pater, punt, rekening, rimpel, salaris, seks, sigaret, skelet, spoor, tank, testikel, tol, urine, vla, wastafel, wortel''.
 
:Namun beberapa kata-kata memang tidak digunakan lagi. Kata ''hutspot'' tidak banyak lagi dipergunakan, dan kata ''sigaret'' sudah diganti dengan kata ''rokok''. Ironisnya kata terakhir ini juga berasal dari bahasa Belanda ''roken''.
 
Selain itu ada pula beberapa kata yang dieja lain namun pelafazannya masih sama atau mirip dalam bahasa Belanda:
*''adopsi, apel, asprak, bagasi, bandit, baterai, bioskop, debil, demisioner, duane, ekonomi, energi, ereksi, finansiil, frustrasi, garansi, generasi, granat, higiene, ideologi, imbesil, impoten, inflasi, jenewer, kampiun, kantor, kardiolog, kartu, kastrasi, kelom, kondom, korting, kristen, kwitansi, langsam, losion, makelar, marsepen, menstruasi, monarki, opas, operasi, overproduksi, panekuk, parlemen, pesimis, polisi, resesi, revolusi, segregasi, sigar, sirop, setrup, skorsing, selop, spanduk, tabu, taksi, tanpasta, toleran, vegetarir, verkoper, verplehster, wanprestasi.''
 
Setelah kemerdekaan Indonesia, beberapa kata ini berubah. Misalkan kata ''universitet'' dan ''kwalitet'' diganti dengan ''universitas'' dan ''kualitas'', sehingga ciri khas Belandanya, menjadi berkurang.
 
Beberapa kata-kata kelihatan memang diambil dari bahasa Belanda. Beberapa contoh dengan ejaannya dalam bahasa Belanda:
*''abésé (alfabet), air ledeng (leidingwater), arbai (aardbei), ateret (achteruit), besenegeng (bezuiniging), buku (boek), dasi (stropdas), dopercis (doperwten), dus (douche), efisen (efficiënt),amplop (enveloppe), fakultas kedokteran (medische faculteit), gaji (gage), gemente (gemeente), hasyis (hasjies), hopagen (hoofdagent), insinyur (ingenieur), interpiu (interview), kakus (wc), keker (verrekijker), keroket (kroket), klep knalpot (uitlaatklep), komunis (communist), kopor (koffer), koterek (kurketrekker), lengseng (lezing), masase (massage), netral (neutraal), om (oom), ongkos (onkosten), otobus (autobus), pakansi (vakantie), pasasi (passage), pipa (pijp), puisi (poëzie), rebewes (rijbewijs), sakelek (zakelijk), stasiun (station), teh (thee), wese (wc), zeni (genie).''
 
== Pengaruh bahasa Indonesia/Melayu pada bahasa Belanda dan Afrikaans ==