Jalur kereta api Muaro Kalaban–Muaro–Pekanbaru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nugrah Gustama (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Nugrah Gustama (bicara | kontrib)
Baris 25:
'''Jalur kereta api Muarakalaban–Muaro–Pekanbaru''' adalah jalur kereta api nonaktif antara [[Stasiun Muarakalaban|Muarakalaban]] sampai dengan [[Pekanbaru]] sepanjang 246 kilometer yang dibangun oleh dua pihak dan masa yang berbeda, [[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust]] pada masa [[Hindia-Belanda]] dan Rikuyu Sokyoku (Jawatan Kereta Api pada masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda) pada masa [[Pendudukan Jepang di Indonesia|pendudukan Jepang]] dengan menggunakan tenaga pekerja romusa maupun tahanan [[Perang Dunia II|perang (''Prisoner of War'')]].
 
Sebagian dari jalur tersebut (hanya segmen Muarakalaban–MuaroMuarakalaban – Muaro), dioperasikan oleh [[Divisi Regional II Sumatra Barat|Wilayah Aset Divre II Sumatra Barat]]. Untuk segmen kelanjutannya masih dalam proses ''penggodokan'' untuk dibangun lagi sebagai bagian dari megaproyek jalur kereta api Trans-Sumatra.
 
== Segmen Muarakalaban–Muaro ==
[[Berkas:Page50-1024px-Boekoe Peringatan dari Staatsspoor-en Tramwegen di Hindia-Belanda 1875-1925.pdf.jpg|155px|jmpl|kiri|''Masterplan'' jalur kereta api Trans-Sumatra versi [[Staatsspoorwegen]].]]
Setelah sukses membangun [[jalur kereta api Padangpanjang–Sawahlunto]], [[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust|Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (SSS)]] melakukan perencanaan pembangunan jalur kereta api dari [[Stasiun Muarakalaban|Muarakalaban]] menuju [[Tembilahan, Indragiri Hilir|Tembilahan (Riau)]]. Dalam perencanaan pembangunan jalur kereta Muarakalaban–Tembilahan nantinya di jalur tersebut terdapat cabang menuju [[Stasiun Lahat|Muaro–LahatMuaro – Lahat]], [[Muara Lembu, Singingi, Kuantan Singingi|Muara Lembu (Kuantan Singingi)]], dan [[Air Molek I, Pasir Penyu, Indragiri Hulu|Air Molek]].<ref>{{Cite book|title=Gedenkboek der staatsspoor- en tramwegen in Nederlandsch- Indië 1875-1925|last=Reitsma|first=S.A.|publisher=Landsdrukkerij|year=1925|isbn=|location=|pages=50}}</ref>
Dalam pelaksanaan pembangunannya, dibangunlah segmen [[Stasiun Muarakalaban|Muarakalaban]] [[Stasiun Padang Sibusuk|Padang Sibusuk]] (6,2&nbsp; km) dan dilanjutkan dengan pembangunan segmen [[Stasiun Padang Sibusuk|Padang Sibusuk]]–[[Stasiun Muaro|Muaro]] (19,9&nbsp; km) yang diresmikan pada 1 Maret 1924.<ref>{{cite book|title=Bijlagen van der Verslag van de handelingen der Staten-Generaal|year=1925-1928|publisher=Staatsdrukkerij- en Uitgeverijbedrijf|location=Den Haag}}</ref> Akan tetapi sebagai akibat terjadinya [[Depresi Besar]] pada tahun 1933 pembangunan jalur kereta api Muarakalaban–Tembilahan dihentikan dan hanya selesai sampai dengan [[Stasiun Muaro|Muaro]], proyek jalur ini pun tak pernah berjalan hingga terjadinya peralihan kekuasaan antara [[Hindia-Belanda]] dengan [[Jepang]].
 
== Segmen Muaro–Pekanbaru ==
Baris 41:
Akhirnya rencana pembangunan jalur kereta api ini ditunda setelah mempertimbangkan bahwa eksploitasi jalur kereta api ke arah [[Pekanbaru]] yang sebagian besar hanya mengandalkan [[batu bara]] maka menurut perhitungan, biaya pembangunan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari eksploitasi. Selain itu, medan yang dilalui cukup berat dan banyaknya sarang nyamuk [[malaria]] yang dapat membuat biaya pembangunan membengkak.
 
Namun pada saat masa pendudukan [[Jepang]], jalur Muaro–PakanbaruMuaro – Pakanbaru menjadi prioritas utama karena kebutuhan energi [[batu bara]] untuk [[Perang Dunia I|perang]] yang amat mendesak. Lebih dari itu, [[Jepang]] memiliki sumber daya manusia yang banyak dan murah, yaitu [[romusha]] dan [[tawanan perang]].
 
=== Konstruksi ===
Pada bulan [[Maret]] [[1943]], rombongan [[romusha]] dari [[Pulau Jawa]] tiba di [[Pekanbaru]]. Mereka bertugas membangun emplasemen di Pekanbaru untuk mempermudah pembangunan jalur kereta api menuju pedalaman.
 
Jepang memimpin pembangunan rel kereta sejauh 220&nbsp; km dari Pekanbaru sampai [[Selat Malaka]] menggunakan tenaga kerja paksa dan [[tahanan perang]]. Pembangunan ini dilakukan selama 15 bulan yang melalui pegunungan, rawa-rawa, dan sungai-sungai yang berarus deras.<ref>{{Citebook|title=Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 1|page=146|publisher=CV Angkasa|first1=Tim Telaga Bakti|last1=Nusantara|first2=Asosiasi Pakar|last2=Perkeretaapian|edition=Cet. 1|location=Bandung|year=1997}}</ref>
Sebanyak 6.500 tahanan perang Belanda (kebanyakan [[orang Indo|Indo-Eropa]]) dan Britania Raya ditambah lebih dari 100.000 ''[[romusha]]'' Indonesia (kebanyakan suku Jawa) dikerahkan oleh militer Jepang. Saat proyek ini rampung bulan Agustus 1945, hampir sepertiga tahanan perang Eropa dan lebih dari separuh kuli Indonesia telah meninggal dunia.<ref name="FF" />
 
Baris 67:
# Memasuki awal tahun 1946, seorang insinyur Jepang yang ikut dalam pembangunan jalur ini menggunakan sebuah kereta dari [[Stasiun Muaro|Muaro]] menuju [[Pekanbaru]] yang selanjutnya menunggu sebuah transportasi menuju ke Jepang, kereta tersebut hanya mengangkut dirinya sendiri beserta peralatan pembangunan jalur kereta api. Pada 8 April 1946, sebuah kapal berlabuh di Sungai Siak dan membawa pergi sang insinyur.<ref name="FF" />
 
Setelah bulan April 1946 segmen Muaro–PekanbaruMuaro – Pekanbaru tidak pernah sama sekali digunakan kembali dan meninggalkan jalur rel yang terbengkalai beserta beberapa lokomotif uap yang tertinggal di sepanjang jalur.
 
=== Kesaksian ===
Baris 81:
 
Hingga kini masih dapat dijumpai beberapa peninggalan yang membuktikan bahwasanya jalur ini pernah ada di antaranya:
# Dua batang rel milik [[Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij|BOS]] dan [[Staatsspoorwegen|JSS]] yang melintang di atas Sungai Sago, Jl. Juanda, [[Kota Pekanbaru]].
# Potongan ketel lokomotif uap di Jalan TanjungkarangTanjung Karang No. 55, RT 02 RW 01, Kelurahan Pesisir, [[LimapuluhLima Puluh, Pekanbaru|Kecamatan Lima Puluh]], [[Kota Pekanbaru]], yang tepatnya berada di belakang halaman rumah warga.
# Satu buah lokomotif uap tipe [[Lokomotif C54|C54]] di Lipat Kain yang komponennya sebagian besar telah hilang.
#Dua belas batang rel setinggi 1 meter milik [[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust|SSS]] di depan Kantor Telkom, Jl. Hang Tuah, [[Kota Pekanbaru]].
# Satu buah lokomotif tipe [[Lokomotif C33|C3322]] yang relatif utuh berada di Logas dan menjadi benda cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah daerah setempat.
#Makam Pahlawan kerja yang merupakan kompleks makam [[Romusa|romusha]] pembangunan jalur kereta api Pekanbaru – Muaro. Di dalamnya ada sebuah lokomotif uap tipe [[Lokomotif C33|C33]] 22 di Jl. Kaharuddin Nasution, [[Bukit Raya, Pekanbaru|Kecamatan Bukit Raya]], [[Kota Pekanbaru]].
#Satu buah lokomotif uap tipe [[Lokomotif C54|C54]] milik [[Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij|SCS]] 200 di [[Lipat Kain, Kampar Kiri, Kampar|Desa Lipat Kain]], [[Kampar Kiri, Kampar|Kecamatan Kampar Kiri]], [[Kabupaten Kampar]], yang komponennya sebagian besar telah hilang.
# Batang rel milik [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij|NIS]] yang dijadikan pagar dan bantalan rel yang dijadikan jembatan di Pasar Lama Koto Baru, [[Koto Baru, Singingi Hilir, Kuantan Singingi|Desa Koto Baru]], [[Singingi Hilir, Kuantan Singingi|Kecamatan Singingi Hilir]], [[Kabupaten Kuantan Singingi]].
# Satu buah lokomotif tipe [[Lokomotif C33|C3322C33]] yang relatif utuh berada di Logas[[Silokek, Sijunjung, Sijunjung|Nagari Silokek]], [[Sijunjung, Sijunjung|Kecamatan Sijunjung]], [[Kabupaten Sijunjung]], dan menjadi benda cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah daerah setempat.
# Serta beberapa peninggalan lainnya berupa potongan rel maupun bantalannya.
 
Baris 121 ⟶ 125:
{{DaftarStasiun|kelas=Halte|nama=Lubuk Sakat|nomor=Kamp 5|singkatan=-|status=Tidak beroperasi|letak=km 23}}{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 4|nama=Teratak Buluh|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km ?|kelas=Halte}}
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 3|nama=Kampung Petas|status=Tidak beroperasi|kelas=Halte|singkatan=-|letak=km ?}}{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 3A|nama=Kubang|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km ?|kelas=Halte}}
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 2A|nama=Simpang Tiga|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km ?|kelas=Halte|alamat=Puskesmas Simpang Tiga, Jl. Kaharuddin Nasution, [[Kota Pekanbaru|Kota Pekanbaru]]}}
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 2|nama=Tangkerang|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 5|kelas=Halte|alamat=Jl. Jend. Sudirman, seberang Gudang Bulog Jadirejo, [[Kota Pekanbaru|Kota Pekanbaru]]}}
{{DaftarStasiun|nomor=Kamp 1|nama=Pekanbaru|status=Tidak beroperasi|singkatan=-|letak=km 0 lintas ''Pekanbaru''–''[[Stasiun Muaro|Muaro]]''|kelas=Halte|alamat=Pasar Lima Puluh, Jl. Sultan Syarif Kasim II, [[Kota Pekanbaru|Kota Pekanbaru]]}}
{{DaftarStasiun-end}}