Global bond: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k tdk perlu subjudul utk para pertama
*drew (bicara | kontrib)
k copyedit
Baris 1:
'''''Global bond''''' adalah [[obligasi]] internasional atau surat utang [[negara]] yang diterbitkan oleh suatu [[negara]] dalam [[valuta]] asing. Berbeda dengan utang-utang resmi (pinjaman pemerintah dari negara-negara donor), global bond tidak mengikat seperti [[pinjaman resmi]], di mana alokasi penggunaannya sudah ditentukan.
 
Global bond juga berarti sebuah obligasi yang diterbitkan dan diperdagangkan di luar negeri di mana mata uangnya didenominasi, dan berada di luar peraturan-peraturan dari sebuah negara. Contoh global bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan non-[[Eropa]] untuk dijual di Eropa, obligasi ini disebut "[[Eurobond]]".
Baris 6:
[[Pasar modal]] internasional adalah salah satu sumber pendanaan baru bagi ke[[uang]]an pemerintah. Dengan global bond, pemerintah bisa lebih bebas memanfaatkan dananya. Bagi Indonesia, mencari dana di pasar modal internasional lewat global bond, sesungguhnya bukan hal yang benar-benar baru.
 
Pada 1996, pemerintah [[Indonesia]] saat itu sudah menerbitkan obligasi di [[pasar]] internasional senilai 400 juta [[dolar AS]] ([[ASRupiah|Rp]] atau setara Rp 3,7 triliun dengan [[kurs]] saat ini). [[Surat utang]] berjangka waktu sepuluh tahun itu baru akan jatuh tempo pada 2006.
 
Setelah [[krisis ekonomi]], [[sosial]], dan [[politik]], yang berlangsung sekitar delapan tahun, pada 2004 pemerintah kembali menerbitkan global bond. Nilainya jauh lebih besar, satu miliar dolar AS, dengan jangka waktu sama sepuluh tahun, yaitu jatuh tempo pada [[2014]]. Dan pada April 2005, setelah tertunda satu bulan, pemerintah kembali menerbitkan global bond juga senilai satu miliar dolar AS, senilai satu miliar dolar AS, dan jatuh tempo 2015. Nilai [[kupon]] sebesar 7,25 persen%, dan imbal hasil pada waktu jatuh tempo (''yield to maturity'') sebesar 7,375 persen.% (<small>Tempo interaktif;, 2005</small>) .
 
Pada 3 Maret 2006 pemerintah Indonesia kembali menerbitkan dua seri obligasi internasional (global bond). Kedua [[obligasi]] itu diterbitkan dengan issue format 144A/Reg S dan dicatatkan di [[Bursa Efek]] [[Singapura]]. Tanggal penyelesaian [[transaksi]] 9 Maret 2006 dengan pembayaran [[kupon]] adalah 6,875 persen% untuk INDO 17 dan 8,5 persen% untuk INDO 35.
 
Dua seri [[Nominal]] penawaran untuk kedua seri obligasi itu adalah US $7,6 miliar yang terdiri dari US$ 3,9 miliar untuk INDO 17 dengan 232 investor dan reopening INDO 35 sebesar US$ 3,7 miliar dengan jumlah [[investor]] 189 investor.
 
==Manfaat bagi Indonesia dengan menerbitkan global bond==
Penerbitan obligasi internasional diharapkan tidak hanya menutup [[defisit]] keuangan [[Indonesia]] tapi juga menjadi ''benchmark''patokan dan akan menurunkan biaya pinjaman dari [[swasta]] di samping juga memperkuat cadangan [[devisa]].
 
Kemampuan memperoleh akses ke [[pasar modal internasional]] merupakan pengakuan secara ''[[de facto]]'' atas keberhasilan pengelolaan kebijakan dan prospek [[perekonomian]]. Apalagi jika surat utang yang ditawarkan sampai kelebihan permintaan (''oversubscribe'' (kelebihan permintaan), seperti global bond Indonesia 2004 yang oversubscribe delapan kali.
 
Itu jelas bisa menjadi benchmark (tolok ukur) bagi [[investor]] asing, baik langsung maupun [[pasar modal]], terhadap stabilitas [[makroekonomi]] [[Indonesia]]. Lewat penerbitan global bond pula pemerintah dimungkinkan untuk memupuk cadangan devisa, yang mungkin saja terus merosot lantaran menjaga nilai tukar [[rupiah]] di [[pasar uang]] [[domestik]].
Baris 23:
Manfaat lainnya, global bond merupakan salah satu cara pemerintah melakukan [[diversifikasi]] sumber pembiayaan, sekaligus optimalisasi alokasi [[portofolio]] [[utang]]. Sehingga risiko utang bisa diminimalkan. Keuntungan lain yang tak kalah penting adalah penerbit surat utang tidak terikat aturan dari pembeli obligasi. Karena itu, penerbit global bond juga memiliki posisi tawar yang cukup kuat.
 
==GlobalKondisi global bond Indonesia; gali lobang tutup lobang==
Bagi Indonesia sebagai penerbit, seluruh manfaat penerbitan global bond jelas sangat menguntungkan, terutama bagi stabilitas [[perekonomian]]. Kendati begitu, ada kecenderungan pemerintah akan menjadi frequent issuer untuk obligasi internasional. Jangka waktu penerbitan yang terlalu singkat, bisa menjadi indikasinya.
 
Kecenderungan terlena menikmati global bond itu, barangkali akan lebih baik jika dihindari. Pasalnya, faktor ke[[langka]]an menjadi salah satu nilai tambah yang membuat [[harga]] obligasi Indonesia mampu bersaing. Perlu diingat juga global bond, bagaimanapun juga adalah [[pinjaman]] [[komersial]] yang juga memiliki risiko tak kecil.
 
Lebih dariSelain itu, jarak waktu penerbitan yang terlalu dekat, berarti waktu jatuh tempo yang hampir bersamaan. Bukan tak mungkin situasiSituasi itu nantinya malahberisiko menyulitkan pemerintah, sendiri. Kita tentu tak mau,ibarat utang [[pemerintah]] lewat global bond hanyadipakai untuk menutupi jatuh tempo global bond sebelumnya.
 
==Daftar pustaka==
* {{id}} [http://72.14.203.104/search?q=cache:qhVTE4RaJRAJ:www.republika.co.id/koran_detail.asp%3Fid%3D194292%26kat_id%3D17%26kat_id1%3D%26kat_id2%3D+global+bond+adalah&hl=id&gl=id&ct=clnk&cd=4 Republika online: "Jangan terlena global bond", 2006.]
 
==Pranala luar==
* {{id}} [http://72.14.203.104/search?q=cache:7tx7fYHvLgoJqhVTE4RaJRAJ:matrix-centrowww.comrepublika.co.id/newskoran_detail.phpasp%3Fmode3Fid%3Dbycat3D194292%26id26kat_id%3D233D17%26kat_id1%3D%26kat_id2%3D+global+bond+indonesiaadalah&hl=id&gl=id&ct=clnk&cd=104 Berita"Jangan keuanganterlena Matrix-centro.comglobal bond"], ''Republika''
*{{id}} [http://72.14.203.104/search?q=cache:7tx7fYHvLgoJ:matrix-centro.com/news.php%3Fmode%3Dbycat%26id%3D23+global+bond+indonesia&hl=id&gl=id&ct=clnk&cd=10 Berita keuangan Matrix-centro.com]
 
[[Kategori:Keuangan]]