Pemindahan penduduk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Vedolique (bicara | kontrib)
Vedolique (bicara | kontrib)
Baris 90:
=== Kaukasus ===
Di wilayah [[Kaukasus]] [[Negara-negara bekas Uni Soviet|bekas Uni Soviet]], perpindahan etnis penduduk telah mempengaruhi ribuan orang di [[Armenia]], [[Nagorno-Karabakh]] dan [[Azerbaijan]] ; sebagian besar di [[Abkhazia]] , [[Ossetia Selatan]] dan [[Georgia]], juga di [[Chechnya]] dan daerah sekitarnya di Rusia.
 
=== Palestina ===
{{Main|Eksodus Yahudi dari negara-negara Arab dan Muslim|Eksodus Palestina 1948|Eksodus Palestina 1967}}
Peristiwa [[Eksodus palestina 1948|Eksodus Palestina 1948]] (juga dikenal sebagai Nakba) kurang lebih 711.000 hingga 725.000 orang keluar dari [[Palestina Raya|Palestina]] yang ketika itu menjadi mandat Britania, peristiwa itu terjadi pada bulan-bulan menjelang [[Perang Palestina 1948]] hingga perang berlangsung. Sebagian besar pengungsi Arab dari bekas [[Mandat Britania atas Palestina]] menetap di [[Jalur Gaza]] (di bawah kekuasaan Mesir antara tahun 1949 dan 1967) dan [[Tepi Barat]] (di bawah kekuasaan Yordania antara tahun 1949 dan 1967), [[Yordania]], [[Suriah]] dan [[Lebanon]].
 
Selama perang Palestina 1948, [[Haganah]] merancang Plan Dalet, yang oleh beberapa sarjana ditafsirkan ditujukan untuk memastikan pengusiran orang Palestina, tetapi penafsiran itu diperdebatkan. Efraim Karsh menyatakan bahwa sebagian besar orang Arab yang pergi melarikan diri atas kemauan mereka sendiri atau dipaksa untuk pergi oleh sesama orang Arab meskipun ada upaya Israel untuk meyakinkan mereka untuk tetap tinggal.<ref>{{Cite journal|date=2003-05-01|editor-last=Karsh|editor-first=Efraim|editor2-last=Kumaraswamy|editor2-first=P.R.|title=Israel, the Hashemites and the Palestinians|url=http://dx.doi.org/10.4324/9780203504185|doi=10.4324/9780203504185}}</ref>
 
Gagasan pemindahan orang Arab dari Palestina telah dipikirkan sekitar setengah abad sebelumnya.
 
Misalnya, [[Theodor Herzl]] menulis dalam buku hariannya pada tahun 1895 bahwa gerakan [[Zionisme|Zionis]] "akan mencoba untuk mendorong penduduk yang tidak punya uang melintasi perbatasan dengan menyediakan pekerjaan untuknya di negara-negara transit, meskipun menolak pekerjaan apa pun di negara kita," tetapi komentar itu tidak secara khusus berhubungan dengan Palestina. Empat puluh tahun kemudian, salah satu rekomendasi dalam Laporan [[Komisi Peel]] Inggris pada tahun 1937 ialah pemindahan orang Arab dari wilayah [[negara Yahudi]] yang diusulkan dan bahkan termasuk mendorong pemindahan dari [[Palestina (wilayah)|wilayah Palestina]]. Rekomendasi itu awalnya tidak ditentang oleh [[Pemerintah Britania Raya|Pemerintah Inggris]].
 
Rencana Inggris tidak pernah didukung oleh Zionis dan pemindahan tidak pernah disetujui secara resmi oleh Zionis, tetapi banyak Zionis senior mendukung konsep tersebut secara pribadi.
 
Para ahli telah memperdebatkan pandangan [[David Ben-Gurion]] tentang pemindahan, khususnya dalam konteks surat Ben-Gurion 1937 . Tetapi menurut [[Benny Morris]], Ben-Gurion "di tempat lain, dalam pernyataan yang tidak dapat disangkal ... berulang kali mendukung gagasan "pemindahan ” (atau mengusir) orang-orang Arab atau keturunan Arab, keluar dari wilayah negara Yahudi, baik “secara sukarela” atau dengan paksaan.”
 
[[Gush Etzion]] dan lingkungan Yahudi di Yerusalem Timur dikosongkan dengan mengikuti [[Aneksasi Tepi Barat oleh Yordania|aneksasi Yordania di Tepi Barat]]. Penduduknya diserap oleh Negara [[Israel]] yang baru; dan banyak lokasi yang dihuni kembali setelah [[Perang Enam Hari]].
 
=== Persia ===
Pemindahan populasi dari sepanjang perbatasan mereka dengan Utsmaniyah di [[Kurdistan]] dan Kaukasus sebagai bagian kepentingan strategis bagi [[Safawiyah]]. Ratusan ribu [[orang Kurdi]], bersama dengan kelompok besar orang [[Bangsa Armenia|Armenia]], [[Bangsa Asyur|Asyur]], [[Bangsa Azerbaijan|Azeri]] dan [[Turkmen]], dipindahkan secara paksa dari daerah perbatasan dan dimukimkan kembali di pedalaman Persia. Itu adalah cara untuk memutuskan kontak dengan anggota kelompok lain yang melintasi perbatasan serta membatasi interaksi. Kurdi Khurasani adalah komunitas dengan hampir 1,7 juta orang yang dideportasi dari Kurdistan barat ke [[Provinsi Khorasan|Khorasan]] Utara, (Iran timur laut) oleh Persia selama abad ke-16 hingga ke-18. Untuk peta area ini, lihat.  Beberapa suku Kurdi dideportasi lebih jauh ke timur, ke Gharjistan di pegunungan [[Hindu Kush]], Afghanistan, sekitar 1500 mil jauhnya dari rumah asal di [[Kurdistan Barat|Kurdistan barat.]]
 
=== Timur Tengah ===
 
* Selama [[pemberontakan Kurdi di Turki]] dari tahun 1920 sampai 1937, ratusan ribu pengungsi Kurdi terpaksa dipindahkan.
* Setelah [[Pembentukan Negara Israel|pendirian Negara Israel]] dan [[Perang Kemerdekaan Israel]], gelombang kuat [[Antisemitisme|anti-Semitisme]] di [[Dunia Arab|negara-negara Arab]] memaksa banyak orang Yahudi untuk melarikan diri ke Eropa, Amerika dan Israel. Jumlahnya diperkirakan antara 850.000 hingga 1.000.000 orang. Mereka yang tiba di Israel ditempatkan di kamp-kamp pengungsi sampai negara telah membantu mereka untuk pulih.
* Sebanyak 3.000.000 orang, terutama orang Kurdi telah mengungsi dalam [[Konflik Kurdi–Turki (1978–sekarang)|konflik Kurdi-Turki]],  diperkirakan 1.000.000 di antaranya masih menjadi pengungsi internal pada 2009.
* Selama beberapa dekade, [[Saddam Hussein]] secara paksa meng-[[Arabisasi|Arab]]<nowiki/>kan Irak utara. Orang-orang Arab Sunni mengusir setidaknya 70.000 orang Kurdi dari [[Mosul]] barat kemudian menggantikan mereka dengan orang-orang Arab Sunni. Saat ini hanya Mosul timur yang memiliki suku Kurdi.
* Selama [[Perang Teluk I]], sebuah survei melaporkan bahwa 732.000 imigran Yaman terpaksa meninggalkan [[Negara-negara Arab di Teluk Persia|Negara-negara Teluk]] untuk kembali ke Yaman. Kebanyakan dari mereka pernah berada di [[Arab Saudi]].
* Setelah Perang Teluk I, otoritas [[Kuwait]] mengusir hampir 200.000 warga Palestina dari Kuwait. Sebagian merupakan respon atas dukungan pemimpin [[Organisasi Pembebasan Palestina|PLO]] [[Yasser Arafat]] dengan Saddam Hussein.
* Pada Agustus 2005, [[Rencana penarikan diri sepihak Israel|Israel secara paksa memindahkan]] 10.000 pemukim Israel dari Jalur Gaza dan utara Tepi Barat.
* Sekitar 6,5 juta [[Pengungsi Perang Saudara Suriah|pengungsi Suriah]] mengungsi di dalam negeri dan 4,3 juta pergi ke negara tetangga karena [[Perang Saudara Suriah]]. Banyak yang terlantar akibat pertempuran dan pengusiran paksa terjadi terhadap orang-orang Arab Sunni dan [[Alawi]].
 
=== Utsmaniyah ===
[[Kesultanan Utsmaniyah]] awal menggunakan pemindahan penduduk paksa untuk mengubah lanskap etnis dan ekonomi wilayahnya. Istilah yang digunakan dalam dokumen Utsmaniyah adalah ''sürgün'' dari kata verbal ''sürmek'' (menggantikan).
 
Perpindahan penduduk Utsmaniyah hingga pemerintahan [[Mehmed I]] (w.1421) membawa kelompok suku Turkmen dan [[Tatar]] dari wilayah Asia negara ke Balkan ([[Rumelia]]). Banyak dari kelompok-kelompok tersebut didukung sebagai kekuatan paramiliter di sepanjang perbatasan dengan negara [[Dunia Kristiani|Kristen Eropa]]. Bersamaan dengan itu, komunitas Kristen dipindahkan dari wilayah yang baru ditaklukkan di Balkan ke [[Trakia]] dan [[Anatolia]]. Sementara arus balik melintasi Dardanella berlanjut, [[Murad II]] (w. 1451) dan [[Mehmed II]] (w. 1481) berkonsentrasi pada reorganisasi demografis pusat-pusat kota kekaisaran. Penaklukan [[Salonika]] oleh Murad II diikuti dengan pendirian pemukiman Muslim dari Anatolia ke Yenice Vardar yang diselenggarakan oleh negara secara paksa. Pemindahan Mehmed II difokuskan pada repopulasi [[Konstantinopel]], setelah penaklukannya pada tahun 1453 dengan membawa orang-orang Kristen, Muslim dan Yahudi dari seluruh kekaisaran ke ibu kota baru. [[Hutan Beograd]] yang luas di utara Istanbul, dinamai menurut nama orang-orang yang berasal dari [[Beograd]]. Juga [[Benteng Beograd]] yang berada di sisi timur kota Serbia.
 
Masa [[Bayezid II]] (w. 1512), Utsmaniyah mengalami kesulitan dengan gerakan penyimpangan ''[[Qizilbasy]]'' di Anatolia timur. Relokasi paksa Qizilbasy berlanjut hingga setidaknya akhir abad ke-16. [[Selim I]] (w. 1520) memerintahkan pedagang, pengrajin dan cendekiawan diangkut ke Konstantinopel dari [[Tabriz]] dan [[Kairo]]. Negara mengamanatkan imigrasi Muslim ke [[Rodos]] dan [[Siprus]] setelah penaklukan mereka pada tahun 1522 dan 1571 dan merelokasi mereka dari [[Yunani Siprus]] ke pantai Anatolia.
 
Pengkajian di kalangan sejarawan barat tentang penggunaan ''sürgün'' dari abad ke-17 hingga abad ke-19 agak tidak dapat buktikan. Tampaknya negara tidak banyak menggunakan pemindahan penduduk secara paksa selama periode ekspansionisnya.
 
==== Balkan ====
Setelah pertukaran di [[Balkan]], [[Kekuatan besar|Kekuatan Besar]] dan kemudian Liga Bangsa-Bangsa menggunakan pemindahan penduduk paksa sebagai mekanisme homogenitas di negara-negara Balkan pasca bubarnya Utsmaniyah untuk mengurangi konflik. Seorang diplomat Norwegia, yang bekerja dengan Liga Bangsa-Bangsa sebagai Komisaris Tinggi untuk Pengungsi pada tahun 1919, mengusulkan gagasan pemindahan penduduk secara paksa. Itu dimodelkan pada perintah pemindahan populasi Yunani-Bulgaria, pengembalian orang Yunani di Bulgaria ke Yunani dan orang Bulgaria di Yunani ke Bulgaria.
 
Cendekiawan Israel, Mordechai Zaken pada tahun 2007, dalam bukunya membahas sejarah orang [[Kristen Siria|Kristen Asiria]] di Turki dan Irak (di [[Kurdistan Irak]]) sejak tahun 1842.  Zaken mengidentifikasi tiga ledakan besar yang terjadi antara tahun 1843 dan 1933 di mana orang-orang Kristen Asiria kehilangan hak mereka. Tanah dan hegemoni di wilayah Hakkār (atau Julamerk) tenggara Turki dan menjadi pengungsi di negeri lain, terutama Iran dan Irak. Mereka juga membentuk komunitas-komunitas pengasingan di negara-negara Eropa dan negara Barat (termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Swedia dan Prancis dan beberapa negara lainnya). Orang-orang Kristen Asiria bermigrasi secara bertahap setelah setiap krisis politik. Jutaan orang Kristen Asiria hidup hari ini di komunitas yang diasingkan dan makmur di negara Barat.
 
== Kasus di Eropa ==
 
=== Eropa Tenggara ===
Pada bulan September 1940, dengan kembalinya [[Dobrogea Selatan]] dari [[Rumania]] ke [[Bulgaria]] di bawah Perjanjian Craiova, maka pertukaran penduduk dilakukan. 103.711 orang Rumania, [[Arumania]] dan Megleno-Rumania terpaksa pindah ke utara perbatasan, sementara 62.278 orang Bulgaria yang tinggal di [[Dobrogea Selatan|Dobrogea Utara]] terpaksa pindah ke Bulgaria.
 
Sekitar 360.000 orang [[Turki Bulgaria]] melarikan diri dari Bulgaria selama Proses Pembangunan.
 
Selama [[perang Yugoslavia]] pada 1990-an, pecahnya [[Yugoslavia]] menyebabkan perpindahan penduduk dalam jumlah besar, sebagian besar secara paksa. Karena merupakan konflik yang dipicu oleh [[nasionalisme etnis]], orang-orang dari etnis minoritas umumnya melarikan diri ke daerah-daerah yang etnisnya mayoritas.
 
Fenomena "[[Pembersihan etnik|pembersihan etnis]]" pertama kali terlihat di [[Kroasia]] tetapi segera menyebar ke [[Bosnia dan Herzegovina|Bosnia]]. Karena [[Muslim Bosnia]] tidak memiliki perlindungan langsung, mereka bisa dibilang yang paling menderita oleh kekerasan etnis. [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] mencoba untuk menciptakan daerah yang aman bagi penduduk Muslim di Bosnia timur tetapi dalam [[pembantaian Srebrenica]] dan di tempat lain, pasukan penjaga perdamaian gagal untuk melindungi daerah yang aman, mengakibatkan pembantaian ribuan Muslim.
 
[[Perjanjian Dayton]] yang mengakhiri perang di Bosnia dan Herzegovina, memperbaiki perbatasan antara kedua pihak yang bertikai pada musim gugur 1995. Salah satu hasil langsung dari pemindahan penduduk setelah kesepakatan damai adalah penurunan tajam kekerasan etnis di wilayah tersebut.
 
Sebuah deportasi besar-besaran dan sistematis etnis Albania di Serbia terjadi selama [[Perang Kosovo]] tahun 1999, dengan sekitar 800.000 Albania (dari populasi sekitar 1,5 juta) terpaksa mengungsi di [[Kosovo]]. Albania menjadi mayoritas di Kosovo pada akhir perang, sekitar 200.000 orang Serbia dan Roma melarikan diri dari Kosovo. Ketika Kosovo memproklamasikan kemerdekaan pada 2008, sebagian besar penduduknya adalah orang Albania.
 
Sejumlah komandan dan politisi, terutama Serbia dan Presiden Yugoslavia [[Slobodan Milosevic]], diadili oleh [[Pengadilan Pidana Internasional untuk Bekas Wilayah Yugoslavia]] atas berbagai [[kejahatan perang]], termasuk [[deportasi]] dan [[genosida]].
 
== Referensi ==