Pendidikan anak usia dini: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 17:
 
Model Pengembangan Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
Aspek perkembangan Anak Usia Dini secara umum terdiri dari 2 aspek yaitu perkembangan karakter dan perkembangan kemampuan dasar. Perkembangan Perilaku terdiri dari perkemabangan Nilai Agama dan Moral (NAM) serta Perkembangan sosio-emosional Anak (Sosem) Sedangkan pada perkembangan kemampuan dasar anak terdiri dari: perkembangan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, dan perkembangan seni.Pengembangan keenam aspek tersebut menjadi acuan utama guru dalam mempersiapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan seluruh kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
 
terdiri dari perkemabangan Nilai Agama dan Moral (NAM) serta Perkembangan sosio-emosional Anak (Sosem) Sedangkan pada perkembangan kemampuan dasar anak terdiri dari: perkembangan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, dan perkembangan seni.Pengembangan keenam aspek tersebut menjadi acuan utama guru dalam mempersiapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan seluruh kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
1. Model Pengembangan Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini
Metode dalam penanaman nilai moral kepada anak usia dini sangatlah bervariasi, diantaranya bercerita, bernyanyi, bermain, bersajak dan karya wisata.
Baris 39:
3. Model Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini
 
Vigotsky mengemukakan bahwa manusia dilahirkan dengan seperangkat fungsi kognitif dasar yakni kemampuan memperhatikan, mengamati dan mengingat. Untuk membantu pengembangan kognitif, anak perlu dibekai dengan pengalaman belajar yang dirancang melalui kegiatan mengobservasi dan mendengarkan dengan tepat. Macam�macamMacam-macam metode yang dapat digunakan untuk pengembangan kognitif anak usia dini diantaranya: Metode Bermain, Metode Pemberian Tugas, Metode Demontrasi, Metode tanya jawab/bercakap-cakap, Metode Mengucapkan syair, Metode Percobaan/Eksperimen, Metode Bercerita, Metode Karyawisata, Metode Dramatisasi, dan sebagainya.
 
4. Model Pengembangan Motorik Anak Usia Dini
Aspek perkembangan motorik anak usia dini terdiri dari motorik halus dan kasar yang memiliki cara pengembangannya masing –masing-masing.
 
a. Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus merupakan perkembangan otot halus dan fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan�gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik; seperti menulis, melipat, merangkai, mengancingkan baju, menggunting dan sebagainya.
 
b. Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan motorik halus merupakan perkembangan otot halus dan fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan�gerakangerakan-gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik; seperti menulis, melipat, merangkai, mengancingkan baju, menggunting dan sebagainya.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membantu memaksimalkan perkembangan motorik kasar anak, sejumlah kegiatan atau permainan beserta alat permainan edukatif dapat digunakan untuk mengembangkan motorik kasar anak. Keterampilan menggunakan gerakan gerakan bagian tubuh untuk melatih ketangkasan merupakan
 
bagian dari pengembangan motorik kasar. Banyak alat-alat main yang sederhana dan mudah ditemukan serta dapat digunakan untuk memaksimalkan pengembangan motorik kasar ini, seperti titian untuk meniti sambil mata melihat lurus ke depan, bola sebagai media permainan lempar tangkap bola, anak-anak dapat menggunakan bola tersebut untuk dilempar dan ditangkap, dan lain sebagainya.
b. Perkembangan Motorik Kasar
5. Model Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini
 
Untuk mengembangkan kemampuan bahasa pada anak usia dini dapat dilakukan melalui berbagam metode seperti: Metode Berkisah/Mendongeng/Bercerita, Metode Bercakap-cakap dan Tanya Jawab, Metode Karyawisata, Metode Bermain Peran, Metode Sosiodrama, Metode Bernyanyi, Permainan Bahasa, Penggunaan Media Pembelajaran.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membantu memaksimalkan perkembangan motorik kasar anak, sejumlah kegiatan atau permainan beserta alat permainan edukatif dapat digunakan untuk mengembangkan motorik kasar anak. Keterampilan menggunakan gerakan gerakan bagian tubuh untuk melatih ketangkasan merupakan bagian dari pengembangan motorik kasar. Banyak alat-alat main yang sederhana dan mudah ditemukan serta dapat digunakan untuk memaksimalkan pengembangan motorik kasar ini, seperti titian untuk meniti sambil mata melihat lurus ke depan, bola sebagai media permainan lempar tangkap bola, anak-anak dapat menggunakan bola tersebut untuk dilempar dan ditangkap, dan lain sebagainya.
 
5. Model Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini
 
Untuk mengembangkan kemampuan bahasa pada anak usia dini dapat dilakukan melalui berbagam metode seperti: Metode Berkisah/Mendongeng/Bercerita, Metode Bercakap-cakap dan Tanya Jawab, Metode Karyawisata, Metode Bermain Peran, Metode Sosiodrama, Metode Bernyanyi, Permainan Bahasa, Penggunaan Media Pembelajaran.
 
6. Model Pengembangan Seni Anak Usia Dini
Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam mengembangkan seni AUD diantaranya adalah:
 
a. Metode Pembinaan Ekspresi, pembinaan proses pengungkapan tentang isi jiwa. Pembinaan ekspresi berupa pikiran, perasaan, ataupun kehendak dengan cara-cara anak itu sendiri (Self Expression, menurut Lowenfeld). Pembinaan ekspresi dapat dilakukan melalui pemberian stimulus agar anak aktik mengungkapkan isi jiwa dengan baik dan pendekatan langsung pada alam dan peristiwa diuar kelas seperti mengamati macar tekstur, aroma dan sebagainya.
b. Metode Pembinaan Kreativitas, pembinaan kreativitas adalah pembinaan dalam hal kemampuan mencipta, menanggapi persoalan, mudah menyesaikan diri disetiap situasi, memiliki keaslian (orisinilitas maupun kepribadian) serta memiliki kemampuan berpikir secara menyeluruh.
 
c. Metode Pembinaan Sensitivitas, yaitu pembinaan dalam hal kepekaan menerima stimulus/rangsangan dari luar yang diserap melalui panca indera. Cara membina Sensitivitas dapat ditempuh melalui:latihan melihat/mengamati sesuatu; latihan merespon pengalaman sensori.
b. Metode Pembinaan Kreativitas, pembinaan kreativitas adalah pembinaan dalam hal kemampuan mencipta, menanggapi persoalan, mudah menyesaikan diri disetiap situasi, memiliki keaslian (orisinilitas maupun kepribadian) serta memiliki kemampuan berpikir secara menyeluruh.
 
c. Metode Pembinaan Sensitivitas, yaitu pembinaan dalam hal kepekaan menerima stimulus/rangsangan dari luar yang diserap melalui panca indera. Cara membina Sensitivitas dapat ditempuh melalui:latihan melihat/mengamati sesuatu; latihan merespon pengalaman sensori.
 
d. Metode Pembinaan Keterampilan, yaitu pembinaan pada segala macam teknik penggunaan serta pengenalan alat-alat atau media ungkap seni rupa. Misalnya: Anak berlatih teknik melukis dengan kuas yang menggunakan media cat air.