Kayu manis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 34:
 
== Informasi Dasar Kayu Manis ==
Kayu manis adalah tumbuhan dengan genus ''Cinnamomum'' dan famili ''Lauraceae'' yang digunakan sebagai penghasil rempah-rempah. Rempah ini memiliki aroma yang kuat, bersifat hangat, dan rasa yang manis. Bagian kayu manis yang dapat dimanfaatkan adalah kulit kayu bagian dalam yang dipotong dengan ketebalan tertentu atau dalam bentuk bubuk kayu manis. Kulit kayu manis memiliki aroma khas yang wangi dan terasa manis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penyedap rasa makanan atau kue, bahan pembuat sirup, dan rasa pedas sebagai penghangat tubuh. Selain itu, batang kayu manis juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti bahan bangunan, meubelair, dan kayu bakar.<ref name=":0">Emilda. 2018. EFEK SENYAWA BIOAKTIF KAYU MANIS Cinnamomum burmanii NEES EX.BL.) TERHADAP DIABETES MELITUS: KAJIAN PUSTAKA. ''Jurnal Fitofarmaka Indonesia''. 5(1): 246-252.</ref>. Beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam kayu manis yaitu minyak atsiri eugenol, safrole, sinamaldehide, tannin, kalsium oksalat, damar, dan zat penyamak. Berbagai aplikasi kayu manis yaitu dapat dijadikan zat antimikroba, antifungi, antivirus, antioksidan, antitumor, penurun tekanan darah, kolesterol, dan memiliki senyawa rendah lemak. Senyawa eugenol dan sinamaldehid memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm. Minyak atsiri dapat dijadikan antiseptis, membangkitkan selera atau menguatkan lambung (stomakik) serta memiliki efek untuk mengeluarkan angin (karminatif). Selain itu, minyaknya dapat digunakan dalam industri sebagai obat kumur dan pasta, penyegar bau sabun, deterjen, ''lotion'' parfum dan ''cream''. Dalam pengolahan bahan makanan dan minuman, minyak kayu manis di gunakan sebagai pewangi atau peningkat cita rasa, diantaranya untuk minuman keras, minuman ringan (''softdrink''), agar–agar, kue, kembang gula, bumbu gulai dan sup.<ref name=":1">Rismunandar, dan Paimin, F.B. 2001.''Kayu manis budidaya dan pengolahan Edisi Revisi''. Jakarta. Penebar Swadaya.</ref>.
 
== Persyaratan Tumbuh Kayu Manis ==
Persyaratan tumbuh kayu manis yaitu sebagai berikut.<ref name=":3">Yusarman. 2016. ''Bulletin Mengenal Kayu Manis'' [online]. <nowiki>https://banten.litbang.pertanian.go.id/new/index.php/publikasi/folder/966-mengenal-kayu-manis</nowiki>. Diakses pada tanggal 28 Maret 2019 Pukul 21.05 WIB.</ref>.
 
1.      '''Tinggi tempat'''
Baris 52:
 
== Penyebaran Kayu Manis ==
Dari berbagai jenis kayu manis, hanya empat jenis yang terkenal dalam perdagangan ekspor maupun lokal dan persebarannya yaitu sebaga berikut.<ref name=":3" />.
 
'''''1.      Cinnamomum burmanni'''''
Baris 70:
Kayu manis ini hanya dikenal di daerah Maluku (Ambon dan Pulau Seram). Kayunya termasuk jenis kayu lunak dan berwarna putih, dengan kulit batang dan akar mengandung minyak atsiri. Kulit batangnya berbau minyak kayu putih yang dalam perdagangan disebut dengan kulitlawan. Minyak kulit lawan umumnya dimanfaatkan untuk pengobatan sakit maag (gangguan pencernaan) dan penyakit kolera. Sampai saat ini minyak kulitlawan dijual dengan nama minyak lawang yang sering digunakan untuk obat gosok.
 
Tanaman kayu manis telah menyebar ke hampir seluruh negara tropis. Di Indonesia, ''Cinnamomum burmannii'' banyak terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Jawab Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Maluku. ''Cinnamomun cassia'' banyak terdapat di Kebumen, Baturaden, dan Purwokerto. ''Cinnamomum cullilawan'' terdapat di Pulau Seram dan Ambon. Sedangkan, ''Cinnamomum zeylanicum'' terdapat di Pulau Ceylon (Sri Lanka). Hingga saat ini, Sri Lanka merupakan produsen kayu manis terbesar di dunia, disusul oleh Seychelles dan Republik Malagasy. Sementara itu, ''Cinnamomum cassia'' telah intensif dibudidayakan di Cina.<ref>Suwarto, Yuke Octavianty, Silvia Hermawati. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan. Jakarta: Penebar Swadaya Grup. Halaman 88.</ref>.
 
== Potensi Kayu Manis di Indonesia ==
Potensi untuk mengembangkan usaha agribisnis kayu manis di Indonesia cukup besar mencakup hampir semua subsistem, baik pada subsistem agribisnis hulu maupun subsistem hilir. Sumber daya yang dimiliki Indonesia cukup memadai, seperti sumber daya alam (lahan yang sesuai), teknologi, tenaga ahli, plasma nutfah bahan tanaman, serta jumlah penduduk sehingga berpotensi untuk pemasaran kayu manis dalam negeri. Selain itu, juga didukung oleh sistem dan manajemen produksi yang efisien dan efektif. Oleh karena itu, potensi yang dimiliki tersebut dapat dimanfaatkan untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen kayu manis bermutu nomor satu di dunia dengan daya saing yang cukup tinggi.<ref name=":2">Ferry, Y. 2013. PROSPEK PENGEMBANGAN KAYU MANIS (''Cinnamomum Burmanii'' L) DI INDONESIA. ''SIRINOV. 1(1): 11 –20.''</ref>.
 
Ketersediaan lahan pegunungan di Indonesia terbentang sepanjang pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi dengan curah hujan yang memadai untuk tumbuh tanaman kayu manis. Potensi peningkatan produksi dan mutu kayu manis pada jangka menengah (sampai tahun 2015) yaitu dengan mengelola tanaman yang ada dengan baik (luas areal 130.000 ha) dan mengolahnya menjadi bentuk yang lebih hilir serta pertanaman organik. Pada jangka panjang (sampai tahun 2025) pengembangan dapat dilakukan pada daerah-daerah di luar daerah sentra, seperti Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Daerah yang mempunyai tanah subur, gembur dengan ''drainase'' yang baik serta kaya akan bahan organik seperti tanah-tanah andosol, latosol dan organosol. Tanaman ini menghendaki banyak hujan sepanjang tahun, tanpa musim kering panjang, dengan curah hujan berkisar antara 2.000-2.500 mm/tahun dan suhu harian berkisar antara 19-23,3 <sup>o</sup>C.
 
Kesesuaian syarat tumbuh kayu manis yaitu sebagai berikut.<ref name=":2" />.
{| class="wikitable"
|+'''Tabel 1.''' Kesesuaian syarat tumbuh tanaman kayu manis<ref name=":2" />
Baris 142:
|40-70
|}
Produk kayu manis merupakan hasil utama dari kayu manis, produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan. Menghasilkan produk kayu manis sangat sederhana, yaitu cukup dengan penjemuran. Sebelum dijemur, kulit dikikis atau dibersihkan dari kulit luar, lalu dibelah–belah menjadi berukuran lebar 3–4 cm. Selanjutnya kulit yang sudah bersih ini dijemur dibawah terik matahari selama 2–3 hari, kulit dinyatakan kering kalau bobotnya sudah susut sekitar 50% artinya, kalau bobot sebelum dijemur sekitar 1 kg maka kayu manis kering harus berbobot 0,5 kg. Kulit bermutu rendah karena kadar airnya masih tinggi, kadar air tinggi diakibatkan oleh kurangnya waktu penjemuran selain kadar air masih tinggi, mutu kulit dipengaruhi oleh kebersihan tempat penjemuran. Agar dapat menghasilkan mutu kulit yang baik, penjemuran sebaiknya dilakukan dibawah sinar matahari penuh.<ref name=":1" />.
 
== Standar Nasional Kayu Manis ==
Syarat mutu kayu manis sesuai Standar Nasional Indonesia meliputi spesifikasi umum dan spesifikasi khusus. Spesifikasi umum meliputi:<ref name=":1" />:
 
1.      Uji fisika/mekanik: Pengikisan,warna, rasa.
Baris 281:
 
== Kajian Metabolomik pada Kayu Manis ==
Berbagai kajian metabolomik dari kayu manis yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut. Al-Dhubiab (2012) menyebutkan komponen kimia terbesar pada kayumanis adalah alkohol sinamat, kumarin, asam sinamat, sinamaldehid, antosinin dan minyak atsiri dengan kandungan gula, protein, lemak sederhana, pektin dan lainnya. Ervina dkk (2016) menyatakan bahwa hasil ekstraksi kulit batang ''Cinnamomum burmanii'' mengandung senyawa antioksidan utama berupa polifenol (tanin, flavonoid) dan minyak atsiri golongan fenol. Kandungan utama minyak atsiri kayu manis adalah senyawa sinamaldehida dan eugenol. Wang et al (2009) dalam Hasan (2011) menyebutkan bahwa komponen mayor minyak atsiri yang terkandung pada daun ''Cinnamomum burmanii'' adalah transsinamaldehid (60,17%), eugenol (17,62%) dan kumarin (13,39%). Identifikasi minyak atsiri batang ''C. burmannii'' dengan GC-MS dan LC-MS menemukan adanya senyawa utama sinamaldehid dan beberapa polifenol terutama proanthocyanidin dan epi-catechin (Shan B, 2007). Chen et al (2014) menemukan diantara 4 spesies ''cinnamon'' yaitu ''C. burmannii, C. verum, C. aromaticum'', dan ''C. loureiroisemua'' ekstraknya memiliki manfaat kesehatan yang sama. Yang membedakannya ''C. burmannii'' memiliki rasa yang tidak terlalu pahit seperti ''C. cassia'' dan ''C. loureiroi''. Tingkat kandungan senyawa aktif pada tumbuhan bisa berubah tergantung metode yang digunakan dalam proses ekstraksinya (Duguoa et al, 2007). Bandara et.al (2011) menyebutkan bahwa ''cinnamon'' memiliki kemampuan antimikroba, antifungi, antivirus, antioksidan, antitumor, penurun tekanan darah, kolesterol dan memiliki senyawa rendah lemak. Senyawa eugenol dan sinamaldehid memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm (Niu C dan Gilbert ES, 2004). Penelitian Shan Bet al (2007) membuktikan kemampuan ekstrak kulit batang ''cinnamon'' melawan 5 jenis bakteri patogen yaitu ''Bacillus cereus, Listeria monocytogenes, Staphylococcus aureus, Escherichia coli'', dan ''Salmonella anatum''. Nisa dan Triastuti (2014) melaporkan sifat antibakteri ekstrak kayu manis terhadap ''E. coli'' dan ''S. aureus''. Sedangkan penelitian Daker dkk (2013) menunjukkan ekstrak metanol kulit batang ''Cinnamomum'' ''burmannii Blume'' dengan senyawa utamanya ''trans-cinnamaldehyde'' (TCA) yang memiliki kemampuan menghambat proliferasi human ''NPC cell''.<ref name=":0" />.
 
Pendekatan kuantitatif metabolik NMR dikembangkan untuk membedakan dua spesies kayu manis (Ceylon Cinnamon, ''Cinnamomum verum'' dan Chinese Cinnamon, ''Cinnamomum cassia'') yang secara bergantian digunakan dalam produk makanan. Hasil analisis aksesi 10 kulit mengungkapkan untuk 9 metabolit sensorik kunci, dengan ''(E)-namnamaldehyde'' sebagai bentuk utama. Analisis data multivariat mengungkapkan untuk kehadiran utama eugenol dalam pengayaan (''enrichment'') ''C. verum'' versus asam lemak dalam ''C. cassia''. Penelitian ini memberikan metabolit ''fingerprinting'' NMR pertama dari dua sumber daya kayu manis utama. Senyawa yang berhubungan dengan aroma dan rasa ''C. verum'' diidentifikasi dan diukur yang dapat digunakan sebagai penanda untuk otentikasi obat yang berharga ini. Wawasan baru tentang mediasi metabolit untuk efek antidiabetes ''C. verum'' juga disajikan.<ref>Farag, M. A., Labib, R. M., Noleto, C., Porzel, A., & Wessjohann, L. A. 2018. NMR approach for the authentication of 10 cinnamon spice accessions analyzed via chemometric tools''. LWT.'' 90: 491–498.</ref>.
 
== Lihat pula ==