Kaisar Tiongkok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 31:
Berbeda dengan sistem monarki di Jepang yang memandang kaisar sebagai sosok suci keturunan dewa, kaisar dan monarki dalam adat Tiongkok didasarkan atas kepercayaan [[Mandat Langit]] (天命, ''Tiānmìng''). Secara teori, langit memberikan mandat kepada kaisar berdasar kemampuan mereka untuk memerintah dengan baik dan adil, menjadikan kaisar dipandang sebagai Putra Langit (天子, ''Tiānzǐ''). Bila kaisar dan dinastinya dipandang sudah melenceng dan tidak mampu memegang kendali pemerintahan dengan cara-cara yang dibenarkan, maka orang lain dapat melakukan pemberontakan, membubarkan dinasti penguasa, dan membentuk dinasti yang baru. Hal ini dipercaya bahwa langit telah mencabut mandatnya pada dinasti lama dan memberikannya kepada pihak lain yang pantas menyandangnya. Dengan prinsip ini, maka dimungkinkan bahwa dinasti penguasa yang baru dibentuk oleh mereka yang bukan berasal dari kalangan bangsawan.
 
Walaupun mayoritas dipegang oleh lelaki, tetapi beberapa perempuan dinyatakan menyandang gelar ini. Chen Shuozhen (陳碩真), wanita dari kalangan petani yang memimpin pemberontakan pada Dinasti Tang pada tahun 653,<ref name="Empress Wu the Great: Tang dynasty China - X L Woo - ">{{cite book |last=Woo |first=X L |title=Empress Wu the Great: Tang dynasty China |publisher=Algora Publishing |isbn=978-0-87586-660-4 |url=http://books.google.com/books?id=5gMKS6PsFaIC}}</ref>, menyatakan dirinya sebagai Maharani Wenjia (文佳皇帝, ''Wén Jiā Huángdì'').<ref>''[[Zizhi Tongjian]]'', [[:zh:s:資治通鑑/卷199|vol. 199]].</ref>. Ibu Suri Hu, setelah mangkatnya sang putra, Kaisar Xiaoming (510 – 31 Maret 528) dari Dinasti Wei Utara, menyatakan putri dari Xiaoming sebagai anak lelaki dan menobatkannya sebagai kaisar. Tetapi jenis kelaminnya segera diketahui dan keponakan Xiaoming yang kemudian menjadi kaisar.<ref>''[[Zizhi Tongjian]]'', [[:zh:s:資治通鑑/卷152|vol. 152]].</ref> Tetapi kedua wanita ini tidak dipandang sebagai Maharani oleh para sejarawan, menjadikan [[Wu Zetian]] satu-satunya wanita yang diakui sebagai Maharani sepanjang sejarah Tiongkok.
 
== Sapaan ==