A.M. Hendropriyono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan jenjang Subbagian (Headline))
Baris 54:
== Pendidikan ==
Hendropriyono menempuh pendidikan dasarnya di [[Sekolah Rakyat|SR]] [[Muhammadiyah]], [[Kemayoran, Jakarta Pusat|Kemayoran]], [[Jakarta]] kemudian pindah ke SR Negeri Jalan Lematang, Jakarta, [[SMP Negeri 5 Jakarta|SMP Negeri V]] bagian B (Ilmu Pasti) di Jalan Dr. Sutomo, Jakarta dan menyelesaikan [[SMA Negeri 2 Jakarta|SMA Negeri II]] bagian B (Ilmu Pasti) di Jalan Gajah Mada, Jakarta.
==== Pendidikan militer ====
Selanjutnya ia melanjutkan pendidikan militer di [[Akademi Militer Nasional]] ([[AMN]]) di [[Magelang]] (lulus 1967), Australian Intelligence Course di Woodside (1971), [[:en:United States Army Command and General Staff College|United States Army Command and General Staff College]] di [[Fort Leavenworth]], [[Amerika Serikat]] (1980), [[Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia|Sekolah Staf dan Komando ABRI]] (Sesko ABRI), yang lulus terbaik pada 1989 bidang akademik dan kertas karya perorangan dengan mendapat anugerah Wira Karya Nugraha. Selanjutnya ia lulus Kursus Singkat Angkatan VI [[Lembaga Ketahanan Nasional]] (KSA VI [[Lemhannas]]). Keterampilan militer yang pernah diikutinya antara lain adalah Para-Komando, terjun tempur statik, terjun bebas militer (Military Free Fall) dan penembak mahir.
 
==== Pendidikan tinggi ====
Pendidikan umum Hendropriyono menjadikannya sebagai sarjana dalam bidang [[administrasi]] dari [[Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara]] (STIA-LAN), [[Sarjana Hukum]] dari [[Sekolah Tinggi Hukum Militer]] (STHM), [[Sarjana Ilmu Politik]] dari [[Universitas Terbuka]] (UT) Jakarta, [[Sarjana Teknik|Sarjana Teknik Industri]] dari [[Universitas Jenderal Achmad Yani]] (Unjani), Bandung. Ia juga meraih gelar magister administrasi niaga dari [[University of the City of Manila]], [[Filipina]], mendapat gelar magister di bidang hukum dari STHM dan pada bulan Juli 2009 dan meraih gelar [[doktor]] [[filsafat]] di [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM) [[Yogyakarta]] dengan predikat [[Cum Laude]].
 
Baris 66:
Sepanjang hidupnya, Hendropriyono mengalami tiga karier, sebagai militer, politikus, dan intelijen. Ia juga mengajar di beberapa tempat. Ia juga mengetuai [[Komisi Tinju Indonesia]] pada rentang waktu [[1994]] hingga [[1998]].
 
==== Karier militer ====
Karier militer Hendropriyono diawali sebagai Komandan [[Peleton]] dengan pangkat [[Letnan Dua]] [[Infanteri]] di Komando Pasukan Sandi Yudha ([[Kopassandha]]) yang kini bernama [[Komando Pasukan Khusus]] (Kopassus) [[TNI AD]]. Ia kemudian menjadi Komandan Detasemen Tempur Para-Komando, Asisten Intelijen Komando Daerah Militer Jakarta Raya/Kodam Jaya (1986), Komandan Resor Militer 043/Garuda Hitam Lampung (1988-1991), Direktur Pengamanan VIP dan Objek Vital, Direktur Operasi Dalam Negeri [[Badan Intelijen Strategis]] (Bais) ABRI (199I-1993), Panglima Daerah Militer Jakarta Raya dan Komandan [[Kodiklat TNI AD]].
 
Baris 85:
* 1994-1996 - Komandan Kodiklat TNI AD
 
==== Karier politik ====
Dalam birokrasi pemerintahan RI, Hendropriyono pernah memangku berbagai jabatan yang berturut-turut: Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia (1996-1998), [[Daftar Menteri Transmigrasi Indonesia|Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan]] (PPH) dalam [[Kabinet Pembangunan VII]] dan menjabat sebagai [[Daftar Menteri Transmigrasi Indonesia|Menteri Transmigrasi dan PPH]] dalam [[Kabinet Reformasi Pembangunan]] yang kemudian merangkap sebagai [[Menteri Ketenagakerjaan Indonesia|Menteri Tenaga Kerja]] ad-interim.
==== Karier intelijen ====
Pada periode tahun 2001-2004 sebagai [[Kepala Badan Intelijen Negara]] (BIN) di [[Kabinet Gotong Royong]]. Hendropriyono merupakan penggagas lahirnya [[Sekolah Tinggi Intelijen Negara]] (STIN) di [[Sentul, Babakan Madang, Bogor|Sentul]], [[Kabupaten Bogor|Bogor]], Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara, Sumpah Intelijen, Mars Intelijen, menetapkan hari lahir badan intelijen, mencipta Logo dan Pataka BIN, mempopulerkan bahwa intelijen sebagai "ilmu" dan menggali "filsafat intelijen", serta menggagas berdirinya tugu Soekarno-Hatta di BIN.
 
Sekarang ini Hendropriyono menjadi pengamat [[terorisme]] dan [[intelijen]], yang kerap diminta untuk menjadi narasumber oleh media massa dan berbagai lembaga, giat menulis bermacam pemikirannya dalam artikel-artikel di berbagai koran, majalah, radio dan televisi.
==== Karier akademis ====
Ia mendedikasikan ilmunya dengan mengajar Filsafat Hukum di Sekolah Tinggi Hukum Militer Jakarta dan di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, dengan jabatan Rektor Kepala terhitung sejak tanggal 1 Maret 2002 sampai sekarang. Selain itu ketika menjadi Kepala BIN, Hendropriyono juga mendirikan [[Sekolah Tinggi Intelijen Negara]] di [[Sentul, Babakan Madang, Bogor|Sentul]], [[Kabupaten Bogor|Bogor]].
 
Baris 109:
 
Ia juga dinobatkan sebagai Man Of The Year oleh [[Majalah Editor]] pada tahun [[1993]].
==== Tanda Jasa ====
{{Col|2}}
* Bintang Mahaputra Adipradana
Baris 127:
* SL. Seroja
{{End-col}}
==== Brevet ====
* Brevet Komando Kopassus
* Brevet Terjun Bebas
Baris 147:
Atas kekhawatiran masuknya Hendropriyono dalam pemerintahan yang diperkirakan akan menghalangi penyidikan Kasus Talangsari, Jusuf Kalla menegaskan bahwa Hendropriyono tak berminat masuk ke dalam kabinet.<ref>[http://news.detik.com/read/2014/10/25/200012/2729615/10/jk-sebut-budi-gunawan-dan-hendropriyono-tolak-masuk-kabinet ''JK Sebut Budi Gunawan dan Hendropriyono Tolak Masuk Kabinet''.] Diakses dari situs berita Detik pada 14 November 2014</ref> Dan memang setelahnya namanya tidak tertera dalam jajaran [[Kabinet Kerja]].
 
==== Talangsari ====
{{Lihat pula|Peristiwa Talangsari 1989}}
Hendropriyono diduga telah terlibat dalam pembunuhan aktivis HAM, [[Munir]] pada September 2004 dan pada [[Peristiwa Talangsari 1989]] yang menewaskan banyak warga sipil tewas di [[Lampung]], terluka atau hilang.<ref name="Asian Correspondent">{{cite news|last1=Tibke|first1=Patrick|title=Jokowi’s Challenge – Part 3: An end to impunity or same old injustices?|url=http://asiancorrespondent.com/126339/jokowis-challenge-part-3-an-end-to-impunity-or-same-old-injustices/|accessdate=6 September 2014|work=Asian Correspondent|date=2 September 2014}}</ref><ref>{{cite news|last1=Aritonang|first1=Margareth S.|title=Controversial Hendropriyono gets transition team support|url=http://www.thejakartapost.com/news/2014/08/11/controversial-hendropriyono-gets-transition-team-support.html|accessdate=6 September 2014|work=The Jakarta Post|date=11 August 2014}}</ref><ref name="Jakarta Globe">{{cite news|last1=Osman|first1=Nurfika|title=WikiLeaks US Cables Point to BIN Role in Munir Murder|url=http://www.thejakartaglobe.com/archive/wikileaks-us-cables-point-to-bin-role-in-munir-murder/|accessdate=6 September 2014|work=Jakarta Globe|date=10 September 2011}}</ref><ref>{{cite news|last1=Aritonang|first1=Margareth S.|title=Jokowi-Kalla aims to set up human rights court|url=http://www.thejakartapost.com/news/2014/08/26/jokowi-kalla-aims-set-human-rights-court.html|accessdate=6 September 2014|work=The Jakarta Post|date=26 August 2014}}</ref>.