Kesultanan Melaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Daftar raja Malaka: Menghilangkan <br /> yang berlebihan di catatan tabel.
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Sopanf (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 64:
 
== Hubungan dengan kekuatan regional ==
Sampai tahun 1435, Malaka memiliki hubungan yang dekat dengan [[Dinasti Ming]], armada Ming berperan mengamankan jalur pelayaran [[Selat Malaka]] yang sebelumnya sering diganggu oleh adanya kawanan perompak dan bajak laut.<ref name="Kong"/> Di bawah perlindungan Ming, Malaka berkembang menjadi pelabuhan penting di pesisir barat [[Semenanjung Malaya]] yang tidak dapat disentuh oleh [[Majapahit]] dan [[Ayutthaya]]. Namun seiring berubahnya kebijakan luar negeri Dinasti Ming, Kawasan ''ujung tanah'' ini terus diklaim oleh Siam sebagai bagian dari kedaulatannya sampai Malaka jatuh ke tangan [[Portugal]], dan setelah takluknya Malaka, kawasan [[Perlis]], [[Kelantan]], [[Terengganu]] dan [[Kedah]] kemudian berada dalam kekuasaan [[Siam]].<ref name="Wink"/>
 
[[Sulalatus Salatin]] juga mengambarkan kedekatan hubungan Malaka dengan [[Kesultanan Pasai|Pasai]], hubungan kekerabatan ini dipererat dengan adanya pernikahan putri Sultan Pasai dengan Raja Malaka dan kemudian Sultan Malaka pada masa berikutnya juga turut memadamkan pemberontakan yang terjadi di Pasai. [[Ma Huan]] juru tulis [[Cheng Ho]] menyebutkan adanya kemiripan adat istiadat Malaka dengan Pasai serta ke dua kawasan tersebut telah menjadi tempat permukiman komunitas [[muslim]] di [[Selat Malaka]].<ref name="Kong"/> Sementara kemungkinan ada ancaman dari [[Jawa]] dapat dihindari, terutama setelah [[Mansur Syah dari Malaka|Sultan Mansur Syah]] membina hubungan diplomatik dengan ''Batara Majapahit'' yang kemudian meminang dan menikahi putri Raja Jawa tersebut.<ref name="Raffles">Raffles, T.S., (1821), Malay annals (translated from the Malay language, by the late Dr. John Leyden).</ref> Selain itu sekitar tahun 1475 di Jawa juga muncul kekuatan muslim di [[Kerajaan Demak|Demak]] yang nanti turut melemahkan [[hegemoni]] Majapahit atas kawasan yang mereka klaim sebelumnya sebagai daerah bawahan. Adanya keterkaitan Malaka dengan Demak terlihat setelah jatuhnya Malaka kepada [[Portugal]], tercatat ada beberapa kali pasukan Demak mencoba merebut kembali Malaka dari tangan Portugal.<ref name="Pires"/><ref name="Ricklefs">{{cite book|last= Ricklefs|first= Merle C.|title= A history of modern Indonesia since c. 1200|publisher= Stanford University Press|year= 2001|id= ISBN 0-8047-4480-7 }}</ref>
 
== Masa kejayaan ==
Pada masa pemerintahan [[Mudzaffar Syah dari Malaka|Sultan Mudzaffar Syah]], Malaka melakukan ekspansi di Semenanjung Malaya dan pesisir timur pantai [[Sumatra]], setelah sebelumnya berhasil mengusir serangan [[Siam]].<ref name="Raffles"/> Di mulai dengan menyerang [[Kerajaan Aru|Aru]] yang disebut sebagai kerajaan yang tidak menjadi [[muslim]] dengan baik.<ref name="Pires"/> Penaklukan Malaka atas kawasan sekitarnya ditopang oleh kekuatan armada laut yang kuat pada masa tersebut serta kemampuan mengendalikan [[Orang Laut]] yang tersebar antara kawasan pesisir timur [[Pulau Sumatra]] sampai [[Laut Tiongkok Selatan]]. Orang laut ini berperan mengarahkan setiap kapal yang melalui Selat Malaka untuk singgah di Malaka serta menjamin keselamatan kapal-kapal itu sepanjang jalur pelayarannya setelah membayar cukai di Malaka.<ref name="Andaya" />
 
Di bawah pemerintahan raja berikutnya yang naik tahta pada tahun 1459, [[Mansur Syah dari Malaka|Sultan Mansur Syah]], Melaka menyerbu [[Kedah]] dan [[Pahang]], dan menjadikannya negara [[Vasal|vassal]].<ref name="Samad">Samad, A. A., (1979), ''Sulalatus Salatin'', Dewan Bahasa dan Pustaka</ref> Di bawah sultan yang sama [[Kampar]], dan [[Siak]] juga takluk.<ref name="Samad" /> Sementara kawasan [[Inderagiri]] dan [[Jambi]] merupakan hadiah dari ''Batara Majapahit'' untuk Raja Malaka.<ref name="Samad" /> Sultan Mansur Syah kemudian digantikan oleh putranya [[Alauddin Riayat Syah dari Malaka|Sultan Alauddin Syah]] namun memerintah tidak begitu lama karena diduga ia diracun sampai meninggal<ref name="Halimi" /> dan kemudian digantikan oleh putranya [[Mahmud Syah dari Malaka|Sultan Mahmud Syah]].<ref name="Raffles"/>
 
Hingga akhir abad ke-15 Malaka telah menjadi kota pelabuhan kosmopolitan dan pusat perdagangan dari beberapa hasil bumi seperti emas, timah, lada dan kapur. Malaka muncul sebagai kekuatan utama dalam penguasaan jalur [[Selat Malaka]], termasuk mengendalikan kedua pesisir yang mengapit selat itu.<ref name="Halimi">Halimi, A.J., (2008), ''Sejarah dan tamadun bangsa Melayu'', Utusan Publications, ISBN 978-967-61-2155-4.</ref>
Baris 80:
Sejak tahun 1518 sampai 1520, Sultan Mahmud Syah kembali bangkit dan terus melakukan perlawanan dengan menyerang kedudukan Portugal di Malaka. Namun usaha Sultan Malaka merebut kembali Malaka dari Portugal gagal. Di sisi lain Portugal juga terus memperkukuh penguasaannya atas jalur pelayaran di [[Selat Malaka]]. Pada pertengahan tahun 1521, Portugal menyerang [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]], sekaligus meruntuhkan kerajaan yang juga merupakan [[sekutu]] dari Sultan Malaka.
 
Selanjutnya pada bulan Oktober 1521, pasukan Portugal di bawah pimpinan de Albuquerque mencoba menyerang Bintan untuk meredam perlawanan [[Sultan]] Malaka, tetapi serangan ini dapat dipatahkan oleh Sultan Mahmud Syah. Namun dalam serangan berikutnya pada [[23 Oktober]] [[1526]] Portugal berhasil membumihanguskan Bintan, dan Sultan Malaka kemudian melarikan diri ke [[Kampar]], tempat dia wafat dua tahun kemudian.<ref name="Winstedt"/> Berdasarkan [[Sulalatus Salatin]] Sultan Mahmud Syah kemudian digantikan oleh putranya [[Alauddin Syah dari Johor|Sultan Alauddin Syah]] yang kemudian tinggal di [[Pahang]] beberapa saat sebelum menetap di [[Johor]].<ref name="Andaya">{{cite book|last= Andaya|first= Leonard Y.|title= Leaves of the same tree: trade and ethnicity in the Straits of Melaka|url= https://archive.org/details/leavesofsametree0000anda|publisher= University of Hawaii Press|year= 2008|id= ISBN 0-8248-3189-6 }}</ref> Kemudian pada masa berikutnya para pewaris Sultan Malaka setelah [[Mahmud Syah dari Malaka|Sultan Mahmud Syah]] lebih dikenal disebut dengan [[Sultan Johor]].
 
== Pemerintahan ==