Yus Rusyana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Me iwan (bicara | kontrib)
k →‎top: Perubahan kosmetika
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 34:
Kecintaan tradisi lisan terhadap Sastra Sunda ini diwujudkan Yus dalam bentuk penelitian yang kemudian dibukukan. Salah satunya, yakni pada 1995 hingga 1996, dia mengadakan penelitian mengenai pencak silat atau ''penca'' (bahasa Sunda). Hasil penelitiannya tersebut lalu diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia dengan judul "Tuturan Tentang Pencak Silat Dalam Tradisi Lisan Sunda". Dia merupakan peneliti undangan pada Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).
 
Dalam berkarya, Yus mempunyai filosofi "selamat, bermanfaat, dan nikmat". ''Selamat'' hanya dapat diraih oleh manusia jika ia senantiasa mawas diri dan berhati-hati. ''Manfaat'' hanya akan diperoleh jika manusia dapat memberikan kontribusi bagi lingkungan. Sementara itu, ''nikmat'' hanya dapat diperoleh jika manusia tidak melupakan Sang Maha Pencipta dan selalu merendahkan hati di hadapan-Nya.<ref>{{Cite web|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/tokoh/1353/Yus%20Rusyana|title=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa {{!}} Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|website=badanbahasa.kemdikbud.go.id|language=id|access-date=2017-09-23|archive-date=2017-09-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20170923194424/http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/tokoh/1353/Yus%20Rusyana|dead-url=yes}}</ref> Filosofinya itu sering ia tanamkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika sedang mengajar dan membagikan ilmu kepada para mahasiswanya.
 
Yus menikah dengan Ami Raksanagara pada 28 April 1965. Istrinya juga memiliki minat di bidang sastra. Mereka dikaruniai lima anak laki-laki, yaitu Galih Rakasiwi, Kalih Raksasewu, Kalis Ragamulu, Kalif Ragapale (alm.), dan Galis Ragsunu.