Sanherib: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
What a joke (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
What a joke (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 131:
Dalam rangka menyerang Elam, Sanherib menyiapkan dua armada besar, satu armada di Sungai Efrat dan satu armada di Sungai Tigris. Armada di Sungai Tigris digunakan mengangkut angkatan perang Asyur ke kota [[Opis]]. Sesudah berlabuh di Opis, kapal-kapal dihela ke pantai dan diangkut lewat darat ke sebuah terusan yang terhubung dengan Sungai Efrat. Kedua armada selanjutnya bergabung dan menghilir ke Teluk Persia. Ketika armada berlabuh di daerah pertemuan muara Sungai Efrat dan Teluk Persia, turun hujan badai yang membuat perkemahan angkatan perang Asyur tergenang banjir, sehingga para prajurit terpaksa berlindung di atas kapal.{{Sfn|Levine|1982|p=|pp=42–43}} Armada kemudian melanjutkan pelayaran mengarungi perairan Teluk Persia. Isi Tawarikh Sanherib mengindikasikan bahwa pelayaran tersebut ditempuh dengan penuh kesukaran, karena angkatan perang Asyur diriwayatkan berkali-kali mempersembakan kurban kepada [[Ea (dewa)|Ea]], dewa laut.{{Sfn|Luckenbill|1924|p=15}}
 
Sesudah mendarat dengan selamat di pantai negeri Elam, angkatan perang Asyur segera memburu dan menyerang rombongan pengungsi Kasdim. Baik sumber-sumber Babel maupun sumber-sumber Asyur menyebutkan bahwa kampanye militer ini berjalan lancar.{{Sfn|Levine|1982|p=43}} Keterangan tertulis peninggalan Sanherib menyebutnya sebagai "kemenangan besar", bahkan memerinci nama kota-kota yang direbut dan dijarah angkatan perang Asyur. Meskipun Sanherib akhirnya dapat membalaskan dendamnya kepada Marduk-apla-idina, musuh besarnya itu sudah wafat secara wajar sebelum pendaratan angkatan perang Asyur di Elam.{{Sfn|Luckenbill|1924|p=15}} Sasaran kampanye militer ini selanjutnya beralih ke Elam karena [[Daftar penguasa Elam|Halusyu-Insyusyinak]], Raja Elam, menginvasi Kerajaan Babel selagi angkatan perang Asyur berada jauh di luar negeri. Dengan bantuan laskar-laskar Kasdim yang luput dari pembantaian, Halusyu-Insyusyinak merebut kota [[Sipar]], bahkan berhasil menawan Asyur-nadin-syumi dan membawanya ke Elam.{{Sfn|Levine|1982|p=43}} Asyur-nadin-syumi tidak lagi terdengar kabar beritanya sejak saat itu, mungkin karena dihukum mati.{{Sfn|Brinkman|1973|p=92}}{{Sfn|Bertman|2005|p=79}} [[Nergal-usyezib]], seorang bumiputra Babel, naik takhta menjadi Raja Babel menggantikan Asyur-nadin-syumi.{{Sfn|Brinkman|1973|p=92}} Sumber-sumber Babel menyebutkan bahwa Halusyu-Insyusyinak yang mengangkat Nergal-usyezib menjadi Raja Babel, sementara sumber-sumber Asyur menyebutkan bahwa Nergal-usyezib naik takhta sebagai raja pilihan rakyat Babel.{{Sfn|Levine|1982|p=43}}
 
Saat dikepung pihak Elam di kawasan selatan Kerajaan Babel, angkatan perang Asyur berhasil menewaskan putra Halasyu-Insyusyinak dalam sebuah pertempuran, tetapi tidak dapat menerobos kepungan sekurang-kurangnya selama sembilan bulan. Demi mengukuhkan kedudukannya selaku Raja Babel, Nergal-usyezib memanfaatkan situasi untuk merebut dan menjarah kota Nipur. Beberapa bulan kemudian, angkatan perang Asyur menyerbu dan merebut kota Uruk di kawasan selatan. Nergal-usyezib menjadi gentar dan meminta bantuan Elam. Tujuh hari sesudah merebut Uruk, Asyur dan Babel bertempur di Nipur. Pertempuran ini dimenangkan pihak Asyur. Angkatan perang Asyur mampu menyudutkan angkatan perang gabungan Elam-Babel dan menawan Nergal-usyezib, sehingga akhirnya bebas dari kepungan yang memerangkap mereka di kawasan selatan. Dengan cara-cara tertentu yang tidak diketahui, Sanherib berhasil lolos dari pantauan angkatan perang gabungan Elam-Babel beberapa bulan sebelumnya sehingga tidak hadir di medan perang saat berlangsungnya pertempuran terakhir, malah kemungkinan besar sedang bergerak menuju lokasi pertempuran dengan membawa bala bantuan dari Asyur. Begitu bala bantuan bergabung dengan angkatan perang Asyur di selatan, Kerajaan Babel akhirnya dapat ditundukkan.{{Sfn|Levine|1982|p=|pp=43–45}}