Pengepungan Konstantinopel (674–678): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Talenta369 (bicara | kontrib)
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Suntingan Talenta369 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Vedolique
Tag: Pengembalian
Baris 66:
 
== Peninjauan ulang pada zaman modern ==
Narasi pengepungan Konstantinopel yang diterima oleh para sejarawan modern lebih banyak bergantung pada riwayat dari Teofanis, sementara sumber-sumber berbahasa Arab dan YunaniSuryani tidak meriwayatkan apa-apa tentang peristiwa pengepungan ini, tetapi meriwayatkan sebuah rangkaian aksi militer, dan hanya beberapa riwayat yang berlanjut sampai ke Konstantinopel. Dengan demikian, perebutan pulau bernama Arwad "di laut ''Kustantiniya''" dilaporkan terjadi pada tahun 673/674, walaupun tidak jelas apakah laut tersebut merujuk kepada Laut Marmara atau Laut Aegea, dan ekspedisi Yazid pada 676 juga dikatakan telah mencapai Konstantinopel. Penulis sejarah Syam juga tidak setuju dengan Teofanis dalam menempatkan pertempuran yang menentukan dan penumpasan armada Arab oleh api Yunani pada tahun 674 dalam ekspedisi Arab di pantai Likia dan Kilikia daripada Konstantinopel. Bantahan ini diikuti dengan pendaratan Bala Tentara Romawi Timur di Syam pada tahun 677/678, yang memulai pemberontakan oleh kaum Mordaitai yang cukup mengancam cengkeraman Khilafah Bani Umayyah di Syam yang berujung pada perjanjian damai pada tahun 678/679.{{sfn|Brooks|1898|pp=186–188}}{{sfn|Howard-Johnston|2010|pp=302–303, 492–495}}{{sfn|Stratos|1983|pp=90–95}}
 
Berdasarkan penilaian ulang sumber asli yang digunakan oleh sejarawan Abad Pertengahan, cendekiawan [[James Howard-Johnston]] dari [[Universitas Oxford]] dalam buku karyanya tahun 2010 berjudul ''Witnesses to a World Crisis: Historians and Histories of the Middle East in the Seventh Century'' menolak penafsiran tradisional atas peristiwa tersebut (yang didasarkan pada Teofanis) dan mendukung laporan oleh penulis sejarah Syam.{{sfn|Kaldellis|2010}} Howard-Johnston menegaskan bahwa pengepungan yang sebenarnya tidak pernah terjadi karena peristiwa ini sama sekali tidak tercatat dalam sumber-sumber sejarah timur dan juga karena logistiknya tidak memungkinkan untuk melakukan pengepungan sepanjang ini. Sebaliknya, dia yakin bahwa rujukan mengenai pengepungan tersebut adalah hasil [[interpolasi]] dari zaman berikutnya yang dipengaruhi oleh peristiwa pengepungan kedua oleh Arab pada 717–718, oleh sebuah sumber awanama yang kemudian digunakan oleh Teofanis. Menurut Howard-Johnston, "blokade Konstantinopel pada 670-an adalah mitos yang diperbolehkan untuk menutupi keberhasilan sangat nyata yang dicapai oleh Kekaisaran Romawi Timur pada dasawarsa terakhir kekhalifahan Mu'awiyah, mula-mula lewat laut di lepas pantai Likia dan kemudian di darat, melalui pemberontakan yang tak lama kemudian membangkitkan kecemasan yang mendalam di antara orang-orang Arab yang sadar bahwa mereka hanya sekadar menutupi Timur Tengah dengan kekuatan mereka".{{sfn|Howard-Johnston|2010|pp=303–304}}