Vaksin RNA: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HaEr48 (bicara | kontrib)
HaEr48 (bicara | kontrib)
Baris 18:
Produksi dapat dilakukan dengan proses kimia. Dalam vaksin COVID-19, proses produksi dimuali dengan menggunakan ''[[E. coli]]'' yang gennya dimodifikasi agar mengandung potongan genom SARS-Cov-2, yang mengandung instruksi pembuatan protein duri. Sel ''E. coli'' ini kemudian dibiarkan membelah diri terus menerus selama beberapa hari, kemudian potongan DNAnya yang mengandung instruksi protein duri (ini disebut "cetakan DNA" atau ''DNA template'') diambil dan dimurnikan. Cetakan DNA ini kemudian dicampurkan dengan carian berisi enzim tertenru, dan diberi molekul-molekul [[nukleotida]] yang merupakan bahan penyusun RNA. Enzim-enzim tersebut kemudian memproduksi mRNA yang dikehendaki dalam jumlah besar, dengan menggunakan nukleotidanya sebagai bahan dan mengacu pada kode yang ada dalam cetakan DNA. Molekul-molekul mRNA yang dihasilkan kemudian dipisahkan dalam paket-paket sangat kecil dan dibungkus dalam gelembung lemak—paket ini adalah vaksin mRNA yang kemudian didistribusikan.<ref name=economist/> Vaksin untuk penyakit-penyakit berbeda dapat diproduksi dalam pabrik yang sama, sehingga produksinya diprediksi akan lebih ekonomis dibanding vaksin konvensional.<ref name=gavi/>
 
[[File:Ultracold storage (cropped) B.jpg|thumb|Kulkas khusus dengan suhu -80°C yang digunakan untuk menyimpan vaksin COVID-19 Pfizer–BioNTech. Distribusi suhu ultra rendah adalah salah satu tantangan dalamterkait sebagian vaksin RNA.]]
Di antara tantangan terkait vaksin RNA adalah mencegah rusaknya molekul RNA, baik oleh lingkungan selama proses distribusi sebelum mencapai tubuh, ataupun oleh tubuh manusia sendiri. Vaksin RNA membutuhkan [[vial]] berbahan khusus untuk mencegah reaksi. Sebagian vaksin RNA, termasuk vaksin COVID-19 Pfizer–BioNTech, membutuhkan suhu ultra rendah (jauh dibawah [[titik beku]]),<ref name=economist/> sehingga tidak memungkinkan digunakan oleh negara-negara berkembang tanpa fasilitas pembekuan yang memadai.<ref>{{cite news|url=https://fortune.com/2020/12/05/china-covid-19-vaccines-approval-sinovac-sinopharm/|title=How China’s COVID-19 could fill the gaps left by Pfizer, Moderna, AstraZeneca|work=Fortune|date=5 December 2020}}</ref><ref>{{cite news|url=https://jakartaglobe.id/business/pfizers-vaccine-is-out-of-the-question-as-indonesia-lacks-refrigerators-state-pharma-boss|title=Pfizer's Vaccine Is Out of the Question as Indonesia Lacks Refrigerators: State Pharma Boss|work=Jakarta Globe|date=22 November 2020}}</ref> Namun, beberapa pabrikan melakukan uji coba vaksin RNA baru dengan tujuan dapat stabil di suhu kulkas biasa (4°C).<ref name=economist/>